44

876 71 3
                                    

2 minggu berlalu dan hasil evaluation membuat kelas Mitchell dan Kenta lagi-lagi terpisah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

2 minggu berlalu dan hasil evaluation membuat kelas Mitchell dan Kenta lagi-lagi terpisah. Kini kelas vokalnya tak lagi bersama, tinggal kelas Rap yang tersisa. Staff sangat puas dengan hasil evaluasi Kenta. Kenta telah berhasil mengubah presepsi staff akan dirinya yang dinilai kurang serius belajar bahasa Korea. Bahkan menurut kabar burung yang beredar di kalangan trainee, kalau hasil evaluasi akhir taun Kenta tetap sebagus ini maka ia akan segera debut dengan label NCT. Namun Kenta malah menghiraukan gosip tersebut karena menurutnya ia masih belum siap.

Tak sedikit pula staff yang memuji hasil evaluasi Mitchell. Yebin unnie mengingatkan  untuk Mitchell mulai lebih serius melatih vokalnya karena kini dancenya telah diakui. Sejujurnya karena ini hasil evaluasi pertamanya, Mitchell masih belum berfikir jauh untuk debut. Ia sangat menikmati segala proses pelatihan entah itu di sekolah maupun di kantor.

Hari senin ini, hari dimana tepat 5 hari sebelum ulang tahunnya. Dahulu ketika ia masih tinggal di Jakarta, papa selalu berhasil memaksanya untuk merayakan ulang tahun. Terkadang hanya sekedar makan-makan kecil bersama teman terdekat, namun kadang kala papa sampai menyewa ballroom hotel. Menurut papa setiap umur hanya akan dilewati satu kali, jadi harus dinikmati semaksimal mungkin.

Namun kini setelah tinggal sendiri di negara asing, Mitchell tak bisa berharap terlalu banyak. Walaupun sebenarnya ia menganggap hal ini tak terlalu penting tapi hati kecilnya tetap merasa kecewa karena harus melewati sendirian di ulangtahun kali ini. Karena itulah ia berencana untuk mengajak Kenta dan Somi, dua orang terdekatnya, untuk makan di luar akhir pekan ini. Sebenarnya ia pun tak yakin Somi memiliki waktu luang untuknya.

"Ngelamun terus!" Somi menepuk pundak Mitchell yang sontak membuat ia terperanjat di tempat duduknya.
"Yaa! Lucky i dont have weak heart"
"Reaksi kamu tiap kali dijailin tu bener-bener precious tau gak si." Ujarnya dengan tawa nyaring.
"Eh eh, hari ini kita ada jadwal club puisi, kamu gak lupa kan?"
"HAH HARI INI? Sampe jam berapa?"
"Gak tau, ini pertemuan pertama kan. Harusnya jam 5 udah beres?" Mitchell meninang-nimang, seharusnya 2 jam cukup untuk menghadiri club.
"Im sooooo dead. Wait" Somi berlari ke luar kelas sambil menelfon seseorang. Mitchell menduga Somi keluar untuk mengabarkan kantornya tentang kegiatan ini. Mitchell pun harus berkali-kali meyakinkan Yebin unnie kalau club merupakan kegiatan wajib di sekolahnya.

Mitchell sangat menyukai jam kosong seperti ini. Menurutnya ini waktu paling efektif untuk mengerjakan pr atau tugas. Beruntungnya, pelajaran sekolahnya kini tak  seberat dengan sekolah lamanya membuat Mitchell dapat dengan mudah beradaptasi dengan proses belajar mengajarnya.

Tak berapa lama kemudian, Somi kembali ke tempatnya duduknya. Wajahnya telah kembali rileks.
"Anyway, gimana kemarin?" Tanya Mitchell penasaran dengan hasil evaluasinya.
"Kemarin? Kemarin kenapa emang?"
"Kamu weekend kemarin Monthly evaluation kan?"
"Kok kamu tau???"
"Eh hah? O-oh itu. Umm. Se-semua orang tau kali kalau trainee tiap bulan ada evaluasi? Hehehe" Mitchell merutuki rasa penasarannya. Tak terbiasa berbohong, Mitchell kerap menggali lubangnya sendiri tiap kali mengobrol dengan Somi.

Serendipity Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang