40

866 56 0
                                    

Kata orang, semakin kita menghindari hari tertentu maka waktu akan terasa sangat cepat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kata orang, semakin kita menghindari hari tertentu maka waktu akan terasa sangat cepat. Begitu pula dengan apa yang Mitchell alami. Beberapa hari telah berlalu layaknya blurr. Tak ada waktu bernafas antara sekolah, program training dan berlatih monthly evaluation. Otot yang linu akibat terlalu banyak digerakan kini tak lagi ada artinya. Para trainee terlihat seribu kali lebih serius dari biasanya. Bahkan staff pun terlihat jauh lebih disiplin daripada biasanya.

Besok adalah monthly evaluation pertama untuk Mitchell. Walaupun tak begitu tahu prosesnya, melihat para trainee senior yang nampak semakin tegang dari hari ke hari, Mitchell menjadi lebih awas akan jadwal berlatihnya. Kenta sibuk mengurung dirinya dalam studio vokal, Mitchell sibuk bersembunyi di balik earpods dan fikirannya. Semakin Mitchell bersantai, rasanya semakin tercekik melihat keseriusan para trainee lain. Ia tahu ia harus memberikan semua yang ia punya untuk dapat bersaing dengan trainee senior.

Ten oppa beberapa kali menemaninya berlatih untuk menyempurnakan kembali attitude dan gerakannya agar terlihat lebih smooth. Mitchell pula telah melatih ekspresi mukanya seperti apa yang Ten oppa ajarkan sebelumnya. Mitchell sedikit mengabaikan tugas-tugasnya dengan mengerjakan seadanya. Padahal dulu ia selalu menaruh perhatian lebih pada tugas sekolahnya. Kini fokusnya bukan lagi sekolah namun training program.

H-1 sebelum monthly evaluation, para trainee yang bersekolah di art school, seperti halnya SOPA atau Hanlim, memilih untuk meliburkan diri demi bisa mempersiapkan diri lebih baik. Sekolahnya tentu menolerir para trainee, lagipula kurikulum mereka memang berkutat pada seni. Berbeda halnya dengan Mitchell dan Kenta yang mau tak mau tetap harus menghadiri sekolahnya pagi ini. Ingin hati untuk mengambil libur, namun Kenta bersikeras untuk tidak menggunakan kesempatan bolosnya dengan percuma. Lagipula evaluasi ini akan diadakan tiap bulan, menurut Kenta, tak mungkin mereka harus membolos tiap bulan.

Sambil menunggu bel, Mitchell duduk tegak dan menutup matanya sambil mendengarkan lagu monthly evaluationnya, yakni Baby Dont Stop. Meneliti setiap beat, setiap flow dan mencoba membayangkan tariannya bersamaan dengan itu. Pagi ini setidaknya ia telah memutar lagu tersebut untuk 10 kali.

Tiba-tiba airpods sebelah kanan ditarik keluar dari telinganya membuat Mitchell sontak membuka mata dan menoleh ke sebelah kanan. Somi menaruh airpodsnya di telinganya penasaran dan seketika itu pula ia membelakan matanya dan tersenyum lebar. Terlalu lebar.

"YA MITCHELL YOU NAUGHTY KID! Here i thought you in a sappy mood but then BAM! YOU LISTENING TO WHAT?!?!"
"YA! SSSTTTTT! Jangan keras-keras! Ini bukan seperti yang kamu fikirkan!"

Somi tetawa kencang, menaruh tas ransel di mejanya dan mulai menarikan koreografi dari Baby Don't Stop di belakang kelas. Mitchell cepat-cepat menarik tangan Somi, menyeretnya kembali ke tempat duduk. Tak ingin ada seorang pun selain Somi menyadari lagu yang ia dengarkan terus menerus.

"Yaaaa~ trust me its not like what it is"
"Tauuuu. Ini akhir bulan, sepertinya aku tau alasan kenapa kamu mendengarkan lagu ini di pagi buta."
"Kenapa?"
"You dont want me to know soooooo-"

Serendipity Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang