Serendipity [seren'dipede]
/noun/
Keberuntungan yang datang tidak terduga
Hidup adalah misteri.
Setiap langkahmu merupakan clue.
Bagaimana jika suatu hari keberuntungan membawamu untuk menjadi seorang trainee?
Akankah kamu terima?
Idol AU
#1 kpopfa...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kalau awalnya Mitchell mengira suasananya akan menjadi canggung ketika Kenta memutuskan untuk menginap selama beberapa hari dirumahnya, maka ia salah besar. Kenta heboh menceritakan kejadian lucu yang dialami SungChan hari itu sambil menyantap makan malam yang ia beli untuk mereka berdua. Kenta pun menceritakan tentang Yebin unnie yang terlihat murung seharian karena merasa bersalah pada Mitchell setelah Taeyong mengkonfrontasinya. Mendengar ceritanya Mitchell lantas memberikan Yebin unnie pesan singkat untuk meminta maaf serta berterimakasih.
"Ken, kalo nih ya kalo. Kalo beneran kamu debut sama NCT gimana?" Tiba-tiba topik ini terlintas di kepala Mitchell. "Ga akan, gue trainee baru. Banyak banget yang masih harus gue pelajarin. Lo tau sendiri gue susah ngomong kalo di depan orang banyak." "Ya kan kaloooooo..." "Ga gimana-gimana sih. Emang NCT masih mau nambah member ya?" "Iya masih kata Yebin unnie. Kamu kandidatnya juga." "Emang?" "Heehhhhh"
Kenta mengangguk-anggukan kepalanya pelan. Terlihat tak terlalu peduli walaupun Mitchell memberitahunya kabar baik. Trainee lain pasti melonjak bahagia kalau berada di posisi Kenta saat ini. Apalagi berita yang keluar dari mulut Mitchell dapat dipercaya karena kedekatannya dengan Yebin unnie.
Kenta memberi obat dan segelas air putih hangat untuknya sebelum beranjak menuju kamar mandi. Mitchell menghempaskan tubuhnya ke sofa, tangannya meraih gitar yang dibawa Kenta. Memetik senarnya pelan tanpa tau posisi tangan yang seharusnya. Mendadak Mitchell berfikir, kalau saja ia bisa memainkan gitar maka ia bisa melatih vokalnya di rumah! Sambil menunggu Kenta selesai mandi, Mitchell mencoba mengingat-ingat cara Kenta memainkan alat musik tersebut.
Setelah beberapa kali gagal, akhirnya ia menyerah dan membaringkan badanya di sofa. Apa yang harus ia lakukan selama 3 hari kedepan? Pasti sangat membosankan. Haruskah ia datang ke kantor untuk menemui Yebin unnie dan duduk di mejanya sampai ia lelah? Tapi kalau begitu sama saja ia tak menepati janjinya dengan dokter. Belum lagi resiko tubuhnya drop untuk kedua kalinya dan harus merepotkan lebih banyak orang lagi. Tak sadar, Mitchell menggumamkan lagu yang akhir-akhir ini kerap kali ia dengarkan. "..If its meant to be... it'll be.. it'll be baby if it's meant to be.."
"Ngelamun mulu. Kesambet lo nanti"
Suara Kenta membuat Mitchell terlonjak di tempatnya, tak terbiasa ada orang selain dirinya di unitnya. Melihat sosok Kenta yang baru saja keluar dari kamar mandi menggunakan kaos putih polos dan celana panjang kotak-kotak masih mengeringkan rambutnya yang basah entah kenapa membuat pipi Mitchell seketika memanas. Aku kenapasihhhhhhh
Sebelum Kenta menyadari pipinya yang memerah seperti tomat, Mitchell bangkit berdiri dari tempatnya untuk mengambil segelas air putih. Meneguknya cepat-cepat dengan harapan pipinya bisa kembali ke warna semula.
"Lo ngeluarin gitar, Mitch?" "Iya. Ken ajarin main gitar dong" "Kok tiba-tiba?" "Iya tiba-tiba kepengen aja"
Mitchell memilih untuk tak mengatakan alasan sebenarnya agar terhindar dari omelan panjang Kenta. Kenta memetik gitarnya pelan sambil bersenandung kecil. Berjalan ke arahnya, Mitchell mengenali lagu yang Kenta senandungkan, Meant to Be. Ternyata Kenta mendengarnya bernyanyi kecil. Melihat kepiawaian Kenta, keinginannya untuk belajar bermain gitar semakin tinggi. Tiba-tiba Kenta menaruh gitarnya di pangkuan Mitchell.