Hari terakhir sekolah di tahun ini diisi dengan kegiatan pentas antar ekstrakurikuler dan pembagian nilai GPA. Baik Mitchell maupun Somi tak ada yang aktif berorganisasi di sekolahnya. Hal ini dapat dimaklumkan mengingat jadwal training mereka sudah cukup penuh apalagi kalau harus aktif berorganisasi. Jadilah hari ini mereka berdua datang untuk mengambil nilai GPA dan berencana untuk langsung pulang setelahnya. Somi mencetuskan ide untuk mereka berlatih di gedung YG yang tentunya di sambut sorak sorai oleh Mitchell.
Namun untuk bisa pulang lebih awal, Mitchell dan Somi perlu kabur dari satpam sekolahnya. Kalau gagal, maka mereka berdua tak punya pilihan lain selain menonton penampilan teman sekolahnya. Bukannya mereka berdua terlalu sombong untuk menonton, tapi yearly evaluation tinggal hitungan jari dan hal terakhir yang mereka butuhkan adalah menonton pentas di sekolah.
Sekolah membagikan GPA para siswa melalui website dan email. Namun jika siswa memiliki GPA di bawah rata-rata, maka mereka diminta untuk langsung konsultasi dengan guru BK. Bagi siswa yang butuh dokumen fisik bukti hasil GPA dalam 1 semesternya pun bisa langsung menuju tata usaha untuk mengurusnya. Mitchell yang yakin nilainya tak mungkin di bawah rata-rata, maupun membutuhkan printan hasil GPA, merasa kegiatan di sekolahnya kali ini benar-benar membuang waktu yang tak banyak.
Tak hanya itu, ini tandanya Mitchell harus melihat Kenta di sekolah. Jika Mitchell bertemu dengan Kenta, itu berarti Mitchell akan bertemu juga dengan Emma. Mereka berdua kini begitu dekat seperti tak terpisahkan. Emma tak pernah meninggalkan sisi Kenta dan Kenta membiarkannya. Melihat ini, amarah di hati Mitchell kian meluap. Posisinya dapat dengan mudah digantikan oleh seseorang seperti Emma. Berarti memang sejak awal tak ada yang spesial antara dirinya dan Kenta.
Walaupun melihat interaksi Kenta dan Emma membuat dadanya sesak dan sakit, itu tak dapat terlihat sama sekali di raut wajahnya. Mitchell berusaha mati-matian bersikap seolah itu tak mengganggunya sama sekali. Hal terakhir yang ia butuhkan saat ini adalah memberi makan pada ego Emma. Ia tak bisa membiarkan Emma berfikir kalau ia telah menang dari pertempurannya bersama Mitchell atau tindakannya mempengaruhinya sama sekali.
Kini tak ada lagi yang bertanya kenapa hubungannya dengan Kenta tak lagi dekat. Mitchell tak pernah menjawabnya sama sekali. Mungkin mereka telah menarik kesimpulan dari asumsinya sendiri. Mungkin mereka telah berdiskusi satu sama lain di belakangnya. Apapun itu, Mitchell hanya bersyukur ia tak perlu lagi mengalihkan topik tiap kali ada yang bertanya. Bahkan Yebin unnie pun sampai saat ini belum tau alasan kenapa hubungan mereka berdua retak.
Mitchell tengah membuka website sekolah di ipadnya, menunggu GPA di update. Walaupun tak banyak belajar seperti di sekolah sebelumnya, Mitchell dapat merasa kualitas sekolahnya di Indonesia dan sekolahnya saat ini cukup jauh berbeda. Dulu, sehari saja ia tak mereview pelajarannya maka ia akan keteteran. Namun di sekolahnya saat ini, Mitchell dapat dengan mudah mengejar ketinggalanya walaupun ia tak belajar sama sekali selama seminggu penuh. Karena itulah Mitchell tau GPA nya tak akan sejelek itu. Mencoba memperbaharui halaman, akhirnya ada update terbaru. GPA kelasnya telah keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipity
FanfictionSerendipity [seren'dipede] /noun/ Keberuntungan yang datang tidak terduga Hidup adalah misteri. Setiap langkahmu merupakan clue. Bagaimana jika suatu hari keberuntungan membawamu untuk menjadi seorang trainee? Akankah kamu terima? Idol AU #1 kpopfa...