77

730 66 2
                                    

Seumur hidupnya, Mitchell belum pernah pergi ke sebuah pesta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seumur hidupnya, Mitchell belum pernah pergi ke sebuah pesta. Kecuali kalau undangan pernikahan dan promnight termasuk ke dalam kategori pesta. Tapi bahkan kedua acara tersebut pun mama yang selalu memilihkan baju yang akan ia kenakan. Jadi kali ini Mitchell benar-benar tak tau pakaian apa yang harus ia kenakan untuk menghadiri pesta akhir taun dari perusahaannya. Setelah menanyakan berkali-kali pada member Dream namun tak ada  jawaban yang cukup membantu, akhirnya Mitchell memutuskan untuk bertanya pada Ten oppa.

Walaupun Ten oppa awalnya curiga kenapa Jeno oppa tiba-tiba mengajaknya pergi ke pesta, tapi setelah Mitchell meyakinkan kalau semua membernya ikut pergi, akhirnya Ten oppa setuju untuk membantunya. Satu hal yang Mitchell tak tau adalah Ten oppa tak pernah membantu dengan setengah hati. Itu artinya ini lebih seperti makeover ketimbang 'memilihkan baju' karena dari pukul 8 pagi, Ten oppa telah berdiri di depan pintu unitnya.

"LETS GO SHOPPING, MIGI-YAAAA"
"Oppa, gak kira-kira banget jam 8 pagi. Untung aku udah bangun"
"Ayo buruan siap-siap nanti kalau terlalu siang mallnya bakal penuh. Bahaya kalau ketangkap media."
"YA MAKANYA PAKE BAJU YANG ADA AJAAAA" Ujar Mitchell frustasi. Ia tak mengerti kenapa mereka butuh pergi berbelanja hanya untuk pesta yang akan ia hadiri selama beberapa jam saja.
"Mitchell Jo, let me get it straight with you okay? First of all, have you been on a party? No. Second, have you been on SM party? No. Last but not least, have I been on SM party? Hell yes. So get ready now or i will drag you go out with me IN PAJAMAS"
"Okay.. okay.. geez oppa"

Ada alasan kenapa Mitchell paling tak bisa menolak dengan ajakan Taeyong dan Ten oppa. Kalau Taeyong oppa, ia selalu bisa berubah menjadi seorang yang mengintimidasi. Sedangkan Ten oppa, Mitchell tak tahan dengan sarkas yang dikeluarkannya sehingga ia lebih memilih untuk mengikuti maunya ketimbang harus mendengar ucapannya lebih jauh. Walaupun begitu Mitchell tetap nyaman berada di tengah keduanya.

Mitchell mengambil hoodie dan jeans paling atas dari tumpukan lemarinya. Tak lupa masker dan topi hitam. Dengan itu pula mereka berdua langsung berangkat ke mall yang sudah Ten oppa pilih. Mereka berdua diantar oleh manager WayV yang kebetulan sedang tak ada jadwal di hari itu. Wajar, mereka semua pun pasti menghadiri pesta malam ini. Jadi sudah pasti jadwal hari ini sengaja dikosongkan.

"Oppa, emang harus ya sampai belanja gini?"
"Enggak sih. Tapi kalau feelingku berkata gak ada baju dalam lemarimu yang cocok digunakan malam ini" Ten oppa menunjukan jari telunjuknya ke pakaian yang kini tengah Mitchell pakai.
"Cihh. Judgemental." Komen Mitchell.
"Kamu akan terkejut dengan pakaian para tamu yang hadir, migi-ya. Trust me"

Menyandarkan kepalanya pada jok mobil, Mitchell tak bisa tak membayangkan pakaian yang dikenakan para idol. Apakah semua orang yang pergi ke pesta memang seperti ini? Entahlah. Satu-satunya pilihan yang ia punya saat ini hanyalah bergantung dengan selera Ten oppa. Mereka berdua mengobrol sepanjang perjalanan. Ten oppa menanyakan tentang progress debutnya dan Mitchell menanyakan tentang jadwal WayV tahun depan.

Sekitar 30 menit kemudian, mobil telah berhenti di depan sebuah mall yang terlihat cukup mewah. Ten oppa keluar beberapa menit setelah Mitchell untuk menghindari foto-foto yang tak diinginkan keluar ke media. Ten oppa memilih mall ini karena keamanannya yang cukup tinggi, katanya banyak idol yang datang ke mall ini karena keamanannya. Dengan sigap, Ten oppa masuk ke dalam beberapa toko yang Mitchell sendiri pun tak tau brand apa. Ia hanya fokus menolak pakaian-pakaian yang terlalu seksi atau yang terlihat tak nyaman.

Serendipity Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang