37

821 71 2
                                    

Stop, baby, don't stop

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...Stop, baby, don't stop...
Meomchujima, baby, don't stop
Naman arabol teukbyeolhan geu sign

Dua jam berlalu sampai akhirnya Mitchell telah mengingat hampir semua koreografi dari lagu Baby Don't Stop. Langkah pertama ketika ia mempelajari sebuah gerakan adalah untuk menghafal mati gerakan secepat mungkin, lalu kemudian ia memolesnya sampai ia anggap sempurna. Setiap trainee mempunyai cara masing-masing untuk menguasai tariannya. LiWei misalnya. Ia lebih suka maju pelan-pelan perbait lagu dengan sempurna.

Ten memuji kecepatannya dalam menghafal gerakan, namun menurut Mitchell ini merupakan akibat dari waktu yang terbatas semasa sekolah dulu. Sekolahnya dulu agak menentang perlombaan dance, maka dari itu cara satu-satunya adalah untuk berlatih di luar jam sekolah. Tapi banyak dari anggotanya yang harus mengikuti kursus, termasuk dirinya. Jadi Mitchell dan team diminta untuk mengingat gerakan sebelum jam berlatih, karena itulah ia telah terbiasa menghafal gerakan dance.

Selama dua jam terakhir pula, Mitchell meminta Ten oppa untuk lebih dulu melatih LiWei ketimbang dirinya. Sejujurnya ia sangat membutuhkan bantuan Ten oppa dalam mengatur mimik wajahnya. Ini kali pertamanya menarikan lagu yang terkesan sexy. Beruntungnya, Ten oppa tak memilikki schedule di hari itu dan langsung menyetujui permintaan Mitchell untuk melatihnya kembali setelah makan siang.

Melihat jam telah menunjukkan pukul 12:10, Mitchell cepat-cepat mengambil handphonenya, takut Kenta menunggunya untuk makan siang bersama. Mengirim pesan singkat untuk langsung bertemu di kantin, Mitchell menolehkan badannya ke arah LiWei, Ten dan Kenta yang masih giat berlatih.

"Oppa-deul. Yuk makan siang dulu"
"Kalian mau makan di kantin apa mau makan diluar?" Tanya LiWei memastikan.
"Makan diluar aja yuk? Aku traktir" Ten mengusulkan.
"Ayam goreng? Call!"
"Call!"

Mitchell tertawa melihat ketiga pemuda di depannya kegirangan begitu ayam goreng disebut.
"Kalau gitu aku duluan ke kantin ya? Nanti ketemu lagi disinii" pamit Mitchell.
"Eh kenapa gak makan bareng aja?" Winwin menarik lengan baju Mitchell.
"Pacarnya udah nunggu di kantin" LiWei mengedipkan sebelah matanya ke arah Mitchell.
"YA ANIYAAAAAAA. Kamu gossipin aku mulu sebelllllll. Aku mau makan salad aja satu minggu ini, bukan gitu!" Bela Mitchell. Ia akan mencoba mengikuti program Yebin unnie yang menyarankannya untuk makan salad 1 minggu sebelum monthly evaluation agar ahli gizinya nanti tak menyuruhnya untuk berdiet.
"Migi-ya kamu keliatan polos banget taunya melanggar aturan pacaran? Rebelious i see" goda Ten sambil menggerakan alisnya naik turun. Mitchell yang kesal mengembungkan mulutnya penuh, berusaha sekuat tenaga untuk tidak berbicara ketika merasa kesal. Kata papa itu ampuh, karena manusia cenderung menyesali semua perkataan yang keluar ketika sedang kesal.

"They're just messing around. Dont mind them. Enjoy your lunch Migiiiii" Winwin oppa mengacak rambutnya dan tertawa kecil. Cepat-cepat Mitchell memberi salam dan lari menuju kantin. Ia tahu betul keadaan kantin hari itu akan sangat padat mengingat pagi ini semua studio terisi penuh. Dan ia tak ingin meninggalkan Kenta dalam ruangan penuh manusia. Mengenal dekat selama beberapa bulan terakhir membuatnya hafal betul kepanikan Kenta ketika dirinya berada di tengah ruangan yang terlalu riuh.

Serendipity Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang