Jam telah menunjukan pukul 12:00 siang ketika Mitchell membuka matanya. Ia telah tertidur lebih dari 12jam hari ini. Bangun dari tempat tidurnya, Mitchell merasa sangat segar. Kepalanya tak sakit lagi, dan sakit di tenggorokannya sudah mulai hilang. Tak ada notifikasi yang masuk pada ponselnya, Mitchell berjalan ke arah kamar mandi untuk mandi setelah seharian kemarin ia tak membersihkan minyak dan debu yang menempel di kulitnya.
Setelah selesai mandi dan mengeringkan rambut panjangnya yang memakan waktu sangat lama untuk kering, Mitchell berjalan ke arah dapur. Ia harus makan agar bisa meminum obat dari dokter. Namun secarik kertas di atas meja makan sukses menarik perhatiannya.
Gue berangkat ke sekolah dulu. Makan begitu bangun, hangatkan dulu di microwave ok. -Kenta
Tersenyum melihat perhatian Kenta, Mitchell menghangatkan sundubu-jjigae yang telah ia siapkan entah darimana kemudian memakannya sampai habis. Setelah meminum obat dari dokter Mitchell lalu duduk termenung di sofa. Aktivitasnya yang selalu padat membuatnya sangat mudah bosan. Kini tak ada yang bisa ia lakukan selain menonton tv.
Sudut mata Mitchell melihat gitar Kenta yang tak tahu kenapa ia tinggalkan hari itu. Biasanya Kenta selalu membawa gitarnya ke sekolah agar tak perlu pulang ke dorm untuk mengambilnya ketika ia akan memulai trainingnya. Mengambilnya, Mitchell mulai mengingat-ingat kembali chord-chord yang Kenta ajarkan kemarin. Disambut dengan jari jemarinya yang masih perih. Memutuskan untuk mencari tutorial langsung di Youtube, Mitchell lalu menghabiskan beberapa jam setelahnya untuk mempelajari alat musik di pangkuannya.
Drrt... Drrt...
Incoming Call : Mama
"Halo miciii, mama denger dari Kenta kamu sakit ya?"
"Halo maa. Loh kok mama bisa kontekan sama Kenta?
"Bisa dong. Gimana badan kamu? Masih lemes? Perlu apa gaa?"
"Engga kok ma ini udah seger banget. Tapi masih disuruh bedrest aja sama dokternyaa"
"Syukur deh kalau begitu. Untung aja ada Kenta, kalau engga mama gak akan tau kamu sakit, Mitch. Padahal beberapa hari lalu baru telfonan sama mama tapi kok ga ada ngomong ga enak badan?"
"Belom kerasa maa waktu itu. Tiba-tiba aja drop"
"Kok bisa begitu ya? Oke mama diskusi dulu sama dokter gizi disini nanti paling mama kirim vitamin-vitamin langsung ke alamatmu yaa?"
"Okee maaa thankyouu"Mitchell merebahkan tubuhnya di sofa ruang televisi sambil mengobrol dengan mamanya. Berbeda dengan dulu, kini ia dan mama bisa mengobrol dengan nyaman satu sama lain. Tanpa ada kekhawatiran mama akan mengomelinya atau tak mengerti obrolannya. Mama telah sebisa mungkin merubah kebiasaannya yang suka mengkritik Mitchell. Sebisa mungkin mama selalu mendengar semua cerita dan keluh kesah Mitchell di telfon. Dan Mitchell sangat bersyukur akan itu.
"Mitch.. kamu ni mama ajak ngomong diem ajaa"
"Eh maaf kenapa ma?"
"Mama tanyaa, kamu ga diet kan?"
"Oiaaaa. Engga sih ga pernah diet. Jaga makan tiap evaluation tapi gak pernah sampe kelaperan gitu. Makanya timbangan mici ga turun-turun"
"Hahh kamu disuruh turunin berat basan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipity
FanfictionSerendipity [seren'dipede] /noun/ Keberuntungan yang datang tidak terduga Hidup adalah misteri. Setiap langkahmu merupakan clue. Bagaimana jika suatu hari keberuntungan membawamu untuk menjadi seorang trainee? Akankah kamu terima? Idol AU #1 kpopfa...