27

758 66 2
                                    

Double update todaaaay💖

Note :
Dave/trainee lain dialog Bahasa Indonesia : in Korean
Dave/trainee lain dialog Bahasa Inggris : in English

Note :Dave/trainee lain dialog Bahasa Indonesia : in KoreanDave/trainee lain dialog Bahasa Inggris : in English

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seharusnya pagi ini Mitchell absen dari kelas bahasa Korea karena kemarin Mr.Yoon mengabarkan papa kalau ia telah menemukan unit yang pas untuk Mitchell. Tepat di sebelah gedung dormitori Kenta. Namun karena strategi yang Kenta susun kemarin, Mitchell menolak ajakan papa dan mama untuk melihat unit apartment. Semua ia percayakan pada kedua orangtuanya.

Papa dan mama tentu tak keberatan dengan keputusan Mitchell, telah terbiasa dengan sifat anaknya yang kalau sudah bertekad, hujan dan badai pun akan diterjang. Papa berjanji akan memilih unit apartment yang paling baik untuk Mitchell.

Pagi ini tepat pukul 8:00, dua jam sebelum kelas bahasa Korea mulai, Mitchell telah sampai gedung trainee untuk mengerjakan soal. Hari ini adalah jadwalnya mengikuti kelas dance. Ia khawatir kelas dance akan lebih padat ketimbang kelas vokal kemarin. Dalam waktu 2 jam Mitchell berhasil mengerjakan 3 bagian dalam 1 paket. Ia sedikit kesulitan pada bagian quantitative reasoning. Sebagian karena otaknya telah terasa panas, perutnya terasa lapar atau murni karena ia tak bisa menemukan jawabannya.

Mitchell memutuskan untuk mengistirahatkan otaknya sejenak sebelum masuk ke kelas bahasa. Menaruh kepalanya di atas buku pelajarannya, Mitchell memejamkan matanya. Semalam ia mengerjakan 2 soal essai sampai tengah malam. Walaupun topik yang ia dapat tak terlalu sulit, namun entah kenapa Mitchell merasa seperti ada beban berpuluh-puluh kilogram dipundaknya yang sukses membangunkan sisi perfeksionisnya.

Setelah beberapa menit lewat, Mitchell membuka mata dan menegakkan duduknya teringat bahwa ada kelas korea yang masih harus diikutinya. Ia terperanjat kaget ketika mendapati Kenta telah duduk tepat di hadapannya lengkap dengan headset dan kopi di tangan kanannya. Terbangun dari kaget, Mitchell memukul tangan kenta menggunakan buku ISEE nya. "Ngagetin aja. Ga kedengeran loh sumpah"

"Tuh susu sama roti, makan dulu dikit" Kenta nyengir sambil menganggukan kepala ke arah susu strawberry dan roti keju kesukaan Mitchell. "Makasihhhhhh! Kok tau sihhhhh aku laper" Kegirangan, Mitchell lantas membuka bungkus roti dan memakannya dengan suapan besar. "Tch, pelan-pelan makannya tar keselek. Gimana? Ada yang susah ga?" Kenta membuka bungkus sedotan dan menusukannya pada susu strawberry, yang tentunya, langsung disambut antusias oleh Mitchell. "Ada banget. Itu nomor-nomor yang aku bulatkan, semua nunggu kamu ajarin hehehe"

"Tch, things i'd do for you, really" gumam Kenta pelan sambil mengambil buku soal Mitchell dan melihatnya dengan seksama. "Hah? Apa? Ga kedengeran"

"Engga, yuk masuk kelas"

🍃🍃🍃🍃

Selama kelas bahasa korea dan makan siang berlangsung, Mitchell mencuri-curi waktu mengerjakan beberapa soal. Ia tak ingin bergantung pada 2 paket sehari. Ia mendorong batas kemampuannya dengan mengerjakan sebanyak mungkin soal agar lebih cepat beradaptasi. Beberapa teman, bahkan guru bahasa Koreanya, memberinya banyak dukungan. Beberapa bahkan membelikan Mitchell cemilan sebagai tanda dukungan. Kalau bukan karena omelan Kenta, Mitchell lebih memilih pergi ke ruang perpustakaan ketimbang makan siang.

Serendipity Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang