.....
Pintu ruang baca yang tiba-tiba terbuka berhasil mengejutkan Black dan Koa. Keduanya lantas memfokuskan pandangan mereka ke arah yang sama dengan perasaan heran. Mereka ingin tahu, siapa sosok manusia yang berani bersikap tidak sopan— masuk ke dalam ruangan tanpa mengetuk pintu ataupun memberikan salam terlebih dahulu.
Seketika Koa membulatkan mata saat mengetahui jika yang baru saja datang menyelonong adalah Nathaniel. 'S-sejak kapan?' batin Koa terkejut mendapati sosok karakter yang paling dibencinya dalam novel kini berada dalam satu ruangan yang sama dengannya. Wanita itu melirik Black sekilas, hatinya gelisah. Bukan gelisah karena ketahuan tengah berduaan dengan Black, tetapi gelisah karena takut jika Nathaniel mendengar isi percakapan mereka.
Tunangan dari Lady Koa tersebut berjalan dengan langkah cepat menuju tempat keduanya. Kemudian berhenti di jarak beberapa jengkal dari posisi Koa dan Black berdiri.
"Salam hormat kami kepada Pangeran Nathaniel," seru Koa dan Black berbarengan.
Nathaniel menatap Koa dengan sorot mata penuh amarah. Lalu mengalihkan pandangannya pada Black yang berdiri di kiri wanita itu. "Maafkan ketidaksopananku Duke Leander. Jika tidak keberatan, bisakah Anda tinggalkan ruangan ini? Aku perlu bicara empat mata bersama TUNANGANKU."
Sekujur tubuh Koa sontak merinding mendengar bagaimana tenangnya Nathaniel kala berbicara. Meskipun pria itu tidak berteriak seperti biasanya, Koa dapat dengan jelas merasakan kemarahannya.
Black tahu Koa masih terkejut dengan situasi tidak terduga yang saat ini tengah mereka hadapi. 'Dia akan baik-baik saja,' batin Black santai. Setelah sekian lama mengamati Koa secara diam-diam sesuai perintah dari Duke Sander Dorian, Black tahu jika Koa bukanlah wanita bodoh. Jadi Black pikir, ia tidak perlu khawatir meninggalkannya sendirian bersama Nathaniel.
"Tentu saja," ujar Black tersenyum kemudian melangkahkan kakinya. Pria itu hampir saja tertawa takala menemukan Koa yang melayangkan tatapan protes kepadanya.
'D-dia benar-benar pergi?' batin Koa tertegun.
"Lady Koa Dorian?"
"Y-ya?"
Nathaniel menarik sebuah kursi dari bawah meja dan duduk di tempat itu. Ia pun menyilakan Koa untuk melakukan hal yang sama. "Bisakah kau jelaskan padaku sekarang?"
Koa nampak risi dengan cara Nathaniel memandangnya. Tatapan itu sama persis seperti yang dilakukan oleh Madam Cleo ketika menuduhnya telah berselingkuh dengan Black. "Yang Mulia, tidak biasanya Anda datang tanpa memberitahu saya."
Nathaniel berdecak. Jengkel mengetahui Koa yang berani mengabaikan pertanyaannya tanpa merasa bersalah sedikit pun. "LADY KOA!"
Koa refleks menutup matanya rapat. Jantungnya mendadak terasa sakit saat Nathaniel meninggikan suara. Koa mengelus dada ketika rasa sakit yang ada di sana tidak kunjung hilang. "Ada apa dengan Anda, Yang Mulia?"
Nathaniel menghela napas panjang. Ia meremas tangannya begitu kuat hingga buku-buku jarinya memucat. "Lady... Jangan katakan padaku—alasanmu ingin membatalkan pertunangan ini karena Duke Leander."
"Duke Leander hanya mampir untuk urusan pekerjaan."
"Tapi urusannya tidak denganmu bukan."
"Tentu saja."
"Jika dia datang untuk urusan pekerjaan, lalu kenapa aku harus melihatmu berduaan dengannya di sini!"
Sorot mata Nathaniel yang awalnya dipenuhi amarah mendadak berubah sendu. Ada rasa kecewa tergambar jelas di sana. Perubahan sikapnya yang begitu drastis tentu saja mengejutkan Koa. Selama ini, Koa mengenal sosok Nathaniel sebagai pria arogan yang selalu dikejar-kejar oleh Lady Koa Dorian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen of Shield - Putri Sang Duke
Fantasy#1 (SIDE STORY ADA DI GOODNOVEL) Seorang gadis yatim piatu meninggal dunia dengan cara yang sangat mengenaskan. Ia mati terbakar di dalam panti asuhan tempat di mana ia dibuang dan dibesarkan. Gadis itu kira, setelah ia mati, kemalangannya akan bera...