36. Karena Dia Berbeda

8.1K 734 3
                                    


.....

Demi menjaga nama baik Keluarga Kerajaan, persidangan Zehra dilakukan secara tertutup. Raja Alden dan Ratu Zelda berusaha menutup berita ini agar tidak sampai ke telinga rakyat. Beruntungnya mereka, koran Elinor berada di bawah kendali Keluarga Adler.

Pada sidang pertama dengan agenda pembacaan surat dakwaan, Zehra mengajukan izin tidak hadir dikarenakan alasan kesehatan. Ia diwakilkan oleh penasihat hukumnya. Diketahui, wanita itu tengah mengalami guncangan mental yang cukup berat setelah mendengar kabar Raja Alden tidak akan turun tangan dalam kasus ini. Begitu pula dengan kakaknya—Zielle yang sudah menyatakan diri akan berdiri di pihak korban, yakni Aylin Otsana dan Koa Dorian.

Sementara itu, manusia yang menjadi dalang sebenarnya dari segala insiden yang terjadi di ibukota belakangan ini— Nathaniel, malah sibuk di tempat lain. Ada acara berkaitan politik yang harus ia hadiri. Fraksi Bangsawan Rendah Barat hari ini mengadakan rapat untuk menentukan siapa calon raja yang akan mereka dukung. Tentu saja, paman Nathaniel—Baron Alarik Agas yang juga anggotanya ikut hadir dalam rapat tersebut.

"Yang Mulia. Anda yakin Putri Zehra tidak menyeret nama Anda dalam persidangan?" tanya Alarik Agas kepada Nathaniel di sela sesi istirahat rapat fraksi.

"Mereka tidak mempunyai bukti kuat untuk melakukannya," jawab Nathaniel yakin.

Nathaniel sudah membereskan orang-orang yang berisiko menjatuhkannya di kemudian hari. Seperti petugas penjara penggila uang yang memberikannya arsenik untuk meracuni Koa. Nathaniel langsung melenyapkannya sesaat setelah mendapatkan racun tersebut dan menaruh orang baru dari istana Azalea untuk menggantikannya.

Niat awal Nathaniel, ia ingin menjatuhkan Zielle dan Aylin dengan memanfaatkan Koa dan Zehra. Namun Nathaniel tidak menyangka, rencana itu berakhir dengan kegagalan. Mau tak mau, Nathaniel harus merubah total rencananya. Segala cara harus Nathaniel lakukan sebab lawan terberatnya—Zielle, nasibnya sangat mujur. Keluarga dari pihak ibu Zielle memiliki pengaruh besar di Fraksi Bangsawan Tinggi sehingga Zielle tidak perlu bersusah payah mencari dukungan.

Dan tak disangka, adik Zielle yang entah polos atau bodoh itu masih bisa Nathaniel gunakan. Pada akhirnya, Nathaniel melimpahkan semua kesalahan kepada Zehra. Membunuh dua burung dengan satu batu. Peribahasa itu sangat cocok untuk situasi Nathaniel sekarang.

"Anda tenang saja. Jikalau Putri Zehra ternyata benar-benar menyeret Anda, saya dan Keluarga Agas akan berdiri melindungi Anda," ujar Alarik tak ragu menunjukkan ambisinya.


.....

Ethan yang kalah argumen dengan berat hati menuruti perintah Koa, menemani wanita itu pergi ke Desa Ivoli tanpa sepengetahuan Duke Sander. Sepanjang perjalanan mereka dari mulai berangkat hingga kembali, Ethan terus dihantui rasa cemas dan bersalah. Ini adalah kali pertama Ethan melanggar aturan yang dibuat oleh Duke Sander semenjak dirinya mulai bekerja pada Keluarga Dorian.

"Kau masih ingat wajah mereka bukan?" tanya Koa pada Ethan dalam perjalanannya kembali ke mansion Keluarga Dorian.

Ethan menganggukkan kepala.

"Ada perintah baru untukmu," seru Koa kemudian. Ia melambaikan tangannya, meminta Ethan untuk mendekat, lalu membisikkan sesuatu di telinga pria itu. "Kau paham?"

"Saya paham, Lady."

Kereta kuda yang Koa naiki berhenti tepat di depan pintu utama mansion. Maid pribadi Koa terlihat telah menunggu kedatangannya di teras. Ketika wanita itu turun dari kereta, Yona segera berlari menghampiri dan dengan sigap membantunya turun.

"Siapa saja yang ada di rumah sekarang?" tanya Koa pada Yona.

"Duke Leander, Lady."

Darah Koa sontak berdesir, merangkak naik ke wajahnya. "Duke Leander? Bagaimana dengan ayah?"

"Duke Sander Dorian saat ini tengah berada di istana. Tiba-tiba saja Raja Alden memanggilnya untuk menghadap," jelas Yona sembari mengikuti Koa masuk ke dalam bangunan mansion. Di belakang mereka, tampak Ethan yang kerepotan membawa barang-barang belanjaan milik Koa yang jumlahnya cukup banyak.

Ketika hendak berbelok menuju koridor kamarnya, sosok Black yang mendadak muncul seketika menghentikan langkah Koa. Pria itu berdiri tepat di hadapan Koa, menatapnya dari bawah sampai atas dengan sorot mata curiga. Mungkin Black penasaran melihat Koa baru kembali ke rumah saat tengah malam.

"Lord?"

Black menawarkan tangannya kepada Koa. "Kau mau menikmati segelas wine bersamaku, Lady?"

Yona dan Ethan saling bertukar pandang. Lagaknya mereka khawatir dengan kondisi Koa. Wanita itu pasti sedang lelah sekarang.

"Dengan senang hati." Koa memasang senyum canggung seraya menerima uluran tangan Black.


.....

Tanpa meminta bantuan pelayan ataupun maid, Black menuangkan sendiri wine-nya ke dalam gelas. "Besok pagi, aku berangkat ke Chanceux." Black memberikan segelas wine kepada Koa. "Aku akan meninggalkan Taylor dan Arnold bersamamu."

"Siapa yang menjaga Anda jika Anda meninggalkan Sir Smith dan Sir Colton bersama saya?"

Black terkekeh. Diangkatnya gelas wine miliknya, mengajak Koa bersulang. "Sepertinya kau sudah lupa siapa aku, Lady Koa Dorian."

Koa mengerjapkan matanya beberapa kali. 'Black adalah pemimpin pasukan Leander yang berhasil memukul mundur pasukan musuh dan memenangkan peperangan tanpa bantuan dari pasukan istana. Tentu saja dia bisa menjaga dirinya sendiri. Julukannya saja Singa Elinor,' batin Koa menyadari kekhawatirannya sia-sia.

"Chanceux? Madam Adelaine berasal dari sana bukan?"

Kerajaan yang berada di sisi barat Elinor itu merupakan satu-satunya kerajaan yang tidak berperang dengan Elinor. Tidak seperti kerajaan lain yang mengutamakan hasil bumi dan tambang sebagai sumber pendapatan negaranya, Kerajaan Chanceux lebih berfokus pada pengembangan alat sihir. Hal ini juga menjadi alasan mengapa Elinor malas berkonflik dengan mereka. Seperti yang kita tahu, Kerajaan Elinor, terutama rakyatnya sangat anti dengan sihir. Chanceux adalah negara pelarian para penyihir saat Elinor melakukan pembantaian penyihir.

"Masih ingat dengan Xylia?" tanya Black pada Koa.

"Xylia?" Koa mengerutkan kening, berusaha mengingat. "Ah—penyihir dari barat yang menolong saya. Ada apa dengan wanita itu, Lord?"

Black menggoyang-goyang pelan gelas wine miliknya. Aroma minuman dari hasil fermentasi anggur itu perlahan menguar ke udara. "Tujuanku pergi ke Chanceux untuk bertemu dengan Xylia."

Jejak sihir yang ditemukan oleh sepupunya—Gilbert Wildrose bisa saja petunjuk sekaligus bukti untuk menemukan siapa dalang sebenarnya dalam insiden Restoran Celine maupun insiden Istana Dahlia. Oleh karena itu, besok pagi Black dan Gilbert, keduanya akan berangkat bersama ke Chanceux guna melanjutkan proses penyelidikkan sebelum sidang kedua Zehra dilaksanakan.

"Lord."

"Ya?"

"Anda benci Keluarga Kerajaan, kan?"

Ekspresi pria itu berubah mengeras. "Kenapa tiba-tiba mengatakan itu?"

Setelah mengamati interaksi yang terjadi antara Black dengan Keluarga Kerajan selama beberapa waktu, Koa menyadari sikap Black pada Zielle jauh lebih bersahabat jika dibandingkan dengan anggota keluarga yang lain. Walaupun Koa tahu mereka sudah saling kenal sejak lama. Namun Koa ingat betul, bagaimana bencinya Black kepada penghuni istana yang diduga bertanggungjawab atas kematian ayahnya—mendiang Duke Carl Leander.

"Saya rasa, Anda memiliki niatan mendukung pangeran pertama."

"Itu yang kau lihat?"

"Meskipun Anda sudah pernah menegaskan kepada saya, bahwa Anda akan tetap mempertahankan sikap netral, entah kenapa, saya merasa Anda tidak sepenuhnya jujur."

"Memang percuma menutupinya darimu. Kau dapat dengan mudah mengendus semua rahasiaku."

Koa mencondongkan tubuhnya ke arah Black dengan mata berbinar. "Dari kelima kandidat, kenapa Anda memilih Pangeran Zielle?"

Black menenggak habis sisa wine di gelas layaknya meminum air. "Karena dia berbeda."


.....

Queen of Shield - Putri Sang DukeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang