.....
"PARA HADIRIN YANG TERHORMAT."
"HARI INI, KITA DATANG UNTUK MENYAKSIKAN DUEL BERSEJARAH DUKE BLACK LEANDER DAN PANGERAN NATHANIEL LYSANDER ELINOR, SEBUAH PERTARUNGAN YANG DIUSULKAN OLEH DUKE LEANDER UNTUK MENYELESAIKAN PERSELISIHAN DI ANTARA MEREKA. SEBELUM KITA MULAI ACARA INI, ALANGKAH BAIKNYA MARI KITA BERSAMA-SAMA MEMOHON DOA KEPADA TUHAN, SEMOGA PERTARUNGAN MEREKA DILAKSANAKAN DENGAN KEBERANIAN DAN KEADILAN, SERTA MENDAPATKAN PANDUAN DARI LANGIT. KITA JUGA BERDOA, SEMOGA CAHAYA BIJAKSANA YANG MULIA RAJA ALDEN ELINOR MEMBERIKAN PETUNJUK DAN PERDAMAIAN DARI SAMPAI DAN SETELAH PERTARUNGAN INI SELESAI."
"TANPA BANYAK KATA, MARI KITA SAKSIKAN PERTARUNGAN MEREKA DENGAN PENUH PENGHORMATAN. TERIMA KASIH KEPADA SEMUA YANG HADIR, SEMOGA TUHAN MEMBERKATI KITA SEMUA."
Usai merampungkan pidato singkatnya, Joss Galahad menghadap ke panggung, menundukkan kepala, memberikan hormat kepada Keluarga Kerajaan dan tamu undangan yang lain. Baru kemudian ia kembali lagi ke tempat Black dan Nathaniel. "Dimohon untuk memberikan jarak. Anda sekalian silakan mundur sebanyak lima langkah."
Black dan Nathaniel sigap mengindahkan intruksi Joss Galahad. Dalam ketegangan yang melingkupi arena pertarungan, Joss Galahad mengangkat tangannya ke atas, lalu berteriak sangat keras. "DUEL DIMULAI!"
Pedang keduanya dihunuskan ke depan. Sang duke dan sang pangeran melakukan ancang-ancang, begitu siap serta waspada.
Telah lama menunggu momen ini, Black cekatan mengambil peluang yang terbuka. Ia bergerak maju dengan sikap beringas, memperlihatkan keahlian bertarungnya yang sudah terasah baik di medan perang. Serangan-serangan beruntun dilepaskan tanpa kenal jeda, menciptakan koreografi pertarungan yang mengagumkan. Setiap gerakan Black penuh perhitungan matang, menjadikan serangannya laksana tarian memukau dewa maut.
Sementara Nathaniel, dalam kondisi kesehatan yang buruk, terlihat kewalahan menghalau serangan beringas Black. Setiap kali pedang mereka beradu, ia harus mengerahkan seluruh tenaganya supaya bisa menangkis serangan tersebut. Ayunan pedang Black begitu mantap dan terasa sangat berat. Kesalahan sedikit saja, bisa jadi besi tajam itu mengoyak daging di tubuhnya.
Nathaniel sadar bahwa nyawanya berada di ujung tanduk.
"Tidakkah Anda merasa bosan?" goda Black di tengah pertarungan. Senyum miringnya menyelip di antara gerakan pedangnya yang tajam. "Sebetulnya, saya tidak berharap banyak dari seorang manusia pengecut yang terkesan enggan merespon serangan saya."
"Bedebah kau!" Sindirian tajam Black sukses memercikkan api kemarahan di hati Nathaniel. Tanpa ragu, pria itu melontarkan tendangan sembrono, tapi dengan lincahnya Black menghindar. Nathaniel sendiri bukanlah pertarung yang patut dianggap remeh. Keahlian perpedangnya cukup apik, hanya saja kondisi kesehatannya yang memburuk menjadi beban tersendiri.
"Berkata kasar sudah cukup membuktikan bahwa Anda bajingan lemah."
"Brengsek! Kalau menurutmu ini membosankan, maka akan aku hadiahkan kepadamu akhir yang menyakitkan."
Bermodalkan sisa tenaga dan emosi yang membara, Nathaniel melakukan manuver pedang yang cukup liar. Ia mendaratkan serangan balasan sesuai permintaan Black. Namun, usahanya tersebut kurang membuahkan hasil yang positif. Black kembali menekan mental dan fisik Nathaniel dengan tidak memberikannya kesempatan mundur dan mempersembahkannya serangan balasan yang lebih mematikan.
Bunyi besi yang saling beradu terus bersahut-sahutan, menggantikan sorakan penonton yang mendadak hilang ditelan ketegangan pertarungan. Orang awam pun tahu, duel yang sudah berjalan selama sepuluh menit ini berat sebelah. Black mengungguli Nathaniel sejak awal pertarungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen of Shield - Putri Sang Duke
Fantasy#1 (SIDE STORY ADA DI GOODNOVEL) Seorang gadis yatim piatu meninggal dunia dengan cara yang sangat mengenaskan. Ia mati terbakar di dalam panti asuhan tempat di mana ia dibuang dan dibesarkan. Gadis itu kira, setelah ia mati, kemalangannya akan bera...