.....
Olga adalah pelayan baru yang ditugaskan Madam Cleo untuk melayani Koa, menggantikan mendiang Yona yang meninggal karena diserang bandit. Di minggu-minggu pertamanya, Olga mencoba berterus terang kepada Phillip bahwa dirinya lumayan kesulitan mengurusi sang nona yang tengah dilanda depresi. Olga terjebak dalam jurang kesalahpahaman, sebab, setiap kali ia mengajukan pertanyaan terkait situasi Koa, Madam Cleo selaku nyonya besar di tempatnya bekerja selalu menolak memberikan penjelasan dengan berkata 'nanti'.
Siang itu, bunyi ketukan bernada pada pintu kayu kembali terdengar nyaring di koridor mansion.
"Lady Koa?" panggil Olga dari luar.
Beberapa menit yang lalu, lonceng kamar Koa yang biasanya senyap mendadak berdenting. Olga yang kebetulan sedang bersantai di ruang istirahat pelayan buru-buru berlari menelusuri koridor seperti wanita kesetanan.
"Milady, ini saya Olga."
"Masuklah."
Olga mendorong pintu di hadapannya. Salah satu kamar tidur utama di Dorian Manor yang ditempati Koa tampak gelap gulita meski waktu telah menunjukkan pukul dua siang. Dari desas desus yang Olga dengar, Koa sengaja menutup semua gorden di kamar agar orang-orang tidak bisa melihat luka bakar mengerikan di tubuhnya.
"Anda memerlukan sesuatu, Milady?" tanya Olga hati-hati.
Di atas ranjang berukuran besar yang ditempatkan tepat di bagian tengah ruangan, tampak Koa yang berbaring bertutupkan selimut membelakangi Olga. "Tolong ambilkan anggur di gudang," pintanya dengan suara serak.
Dokter yang merawat Koa memperingatkan Olga supaya tidak memberikan pasiennya minuman beralkohol untuk sementara waktu. Diketahui, tingkat konsumsi alkohol Koa sudah sampai di titik penyalahgunaan dan ketergantungan. Bahkan dua hari sebelumnya, Koa ditemukan dalam keadaan pingsan di perpustakaan. Menurut pemeriksaan, kadar alkohol dalam darah Koa berada di luar ambang batas toleransi sehingga berubah menjadi racun.
"Maafkan saya, Lady. Tetapi dokter melarang Anda minum alkohol."
Koa melemparkan tatapan tajamnya kepada Olga. "Aku sedang tidak ingin marah sekarang," gertaknya dengan tangan yang mengepal kuat. "Pergi dan ambilkan barang yang aku mau."
Meski tahu ini salah, Olga dengan sangat terpaksa menuruti perintah Koa. Nyalinya terlalu ciut. Ia lantas keluar dari kamar lalu pergi ke ruang penyimpanan minuman anggur yang berada di lantai bawah tanah. Sesampainya di sana, Olga mengintari rak-rak kayu berisi ratusan botol kaca berwarna hijau dan coklat. Botol-botol tersebut merupakan koleksi minuman anggur langka milik Keluarga Dorian. Umur anggur di tempat ini rata-rata puluhan hingga ratusan tahun. Bisa kita bayangkan betapa mahalnya mereka.
"Aku bawakan yang ini saja," ujar Olga seraya mengambil sebotol anggur di rak paling belakang. "Lady Koa menyukai anggur produksi perkebunan lokal."
Yakin akan pilihannya, Olga membawa anggur itu keluar dari ruang penyimpanan layaknya menggendong bayi yang ringkih. Olga tak ingin membuat kekacauan seperti menjatuhkan anggur itu lantai, sebab ia tahu, gajinya selama setahun tidak akan cukup untuk mengganti kerugiannya.
"Olga? Apa yang kau bawa di tanganmu itu?"
Mendengar namanya dipanggil, Olga langsung tersentak. Siapa sangka, dari sekian banyak pegawai yang bekerja di rumah ini, Phillip jadi manusia terpilih yang menangkap basah dirinya. "S-sir."
"Kau!" teriak pria itu marah.
Olga berbalik dan seketika dibuat terkejut saat mendapati sosok Black Leander berdiri di belakang bosnya. Olga tidak tahu jika Black akan datang berkunjung hari ini. Duke sekaligus tunangan Koa itu terlihat melayangkan tatapan herannya kepada semua orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen of Shield - Putri Sang Duke
Fantastik(SIDE STORY ADA DI GOODNOVEL) Seorang gadis yatim piatu meninggal dunia dengan cara yang sangat mengenaskan. Ia mati terbakar di dalam panti asuhan tempat di mana ia dibuang dan dibesarkan. Gadis itu kira, setelah ia mati, kemalangannya akan berakhi...