38. Para Wanita di Butik

7.7K 738 15
                                    


.....

Butik mewah milik Marchioness Ronan hanya menerima kunjungan pelanggan yang sudah melakukan reservasi. Artinya, pelanggan harus membuat janji temu terlebih dahulu sebelum datang. Karena itu, tempat ini tidak mengenal istilah 'berdesak-desakan'. Hanya ada satu atau dua orang pelanggan saja di dalam toko setiap jamnya. Tipikal butik eksklusif untuk kaum elit.

"Aku mempersiapkan beberapa model gaun cantik rancangan butik kami." Marchioness Ronan bersama Koa memasuki salah satu ruangan pelanggan naratama butik. Beberapa mannequin yang sudah dipakaikan gaun-gaun cantik nan mewah terlihat berjejer rapi di depan tatanan kursi sofa berbentuk U. "Model yang kuperlihatkan kepadamu sekarang adalah model terbaru sekaligus tren gaya busana bangsawan wanita musim ini."

Marchioness Ronan lalu mempersilakan Koa untuk melihat-lihat.

Terdapat lima model gaun yang telah dipersiapkan. Koa akui, semua gaun itu begitu cantik dan elegan. Namun hanya ada tiga buah saja yang sesuai dengan selera wanita itu. Sepertinya Koa akan kesulitan menentukan pilihan. Karya Marchioness Ronan benar-benar luar biasa indah.

Takut salah mengambil keputusan, Koa dengan penuh perhatian dan ketelitian mengobservasi satu per satu dari mereka. Koa memiliki beberapa aspek dalam mempertimbangkan gaun mana yang akan diambil. Mulai dari warna, model, dan kenyamanan bahan. Kurang lebih, inilah deskripsi dari ketiga gaun yang berhasil menarik perhatian Koa.

Gaun pertama, gaun panjang berwarna pink sage dengan model potongan leher V elegan. Memiliki lengan panjang berbahan chiffon tipis, dengan ujung lengan dan atas lengan yang dipayet kristal berwarna senada. Dari bagian pinggang hingga bahu juga mendapatkan payetan kristal, sementara bagian bawah gaun menggunakan model overskirt.

Gaun kedua, gaun panjang model A line dengan warna ungu pastel. Gaun ini berbahan kain tulle bertabur glitter dengan bagian roknya yang mengembang. Tidak ada payetan kristal seperti gaun pertama karena sudah ada kilauan giltter. Marchioness Ronan menjelaskan, terlalu banyak ornament akan membuat gaunnya terlihat kampungan.

Gaun ketiga, modelnya hampir sama dengan gaun pertama. Hanya saja, lengan panjang pada gaun ini menggunakan model bishop. Kain dari gaunnya sendiri perpaduan antara lace dan chiffon. Terdapat dua pilihan warna untuk gaun model ketiga, yakni abu-abu tua dan hitam.

Saat sedang sibuk mendiskusikan gaun mana yang akan dipilih, salah seorang karyawan butik tiba-tiba saja masuk, meminta maaf karena sudah menganggu, dan berlari cepat menghampiri Marchioness Ronan. Jika dilihat dari gelagatnya, Koa menduga ada tamu penting yang datang.

"Ada masalah, Madam?" tanya Koa ketika mendapati raut kesal di wajah Marchioness Ronan.

"Kau tidak perlu khawatir, Lady Dorian." Marchioness memberikan perintah kepada semua pegawainya agar segera kembali bekerja. "Dalam perjalanan hidup, menemukan satu atau dua orang menyebalkan adalah hal lumrah."

"Maaf?"

"Ada pelanggan yang datang terlambat dari jam reservasi dan memaksa untuk dilayani," jelas Marchioness Rona dengan nada lelah. "Aku paling malas berurusan dengan orang sejenis mereka. Namun, aku juga tidak tega membiarkan bawahanku dimaki-maki karena mengabaikan mereka."


.....

Usai memilih model gaun dan melakukan pengukuran badan, Koa dipersilakan untuk beristirahat di ruang santai butik yang memang disediakan bagi pelanggan. Sementara untuk pengukuran gaun milik Madam Cleo, pihak butik akan mengiriman karyawan mereka ke mansion Keluarga Dorian.

Letih karena terlalu lama berdiri, Koa lanjut duduk santai sambil menikmati sajian kue-kue manis ditemani secangkir teh hangat bersama Taylor.

Taylor mendadak berdeham, sengaja untuk memancing perhatian Koa. "Bukankah para lady biasanya lebih suka memesan gaun dengan memanggil butik datang ke rumah? Maksud saya, berbelanja melalui katalog."

Koa meraih sepotong kue manis dan memberikannya kepada Taylor. "Aku keluar untuk memastikan sesuatu, Sir Colton."

"Memastikan sesuatu?" ulang Taylor penasaran sambil menerima kue pemberian Koa.

"Itu rahasia."

Plaza ibukota merupakan ruang publik milik kerajaan berupa deretan toko-toko mewah langganan bangsawan. Tempat ini adalah lokasi paling strategis selain acara pesta untuk mencari kabar atau gosip terbaru ibukota. Koa datang kemari untuk mencaritahu, apakah setelah penangkapan Zehra, para bangsawan masih sibuk membicarakan rumor buruk tentang dirinya.

"Lady Dorian. Bolehkan saya bertanya sesuatu?"

"Mengenai?"

"Insiden di penjara menara." Ada sedikit keraguan pada nada Taylor.

"Apa yang ingin kau tanyakan?"

"Maaf jika ini membuat Anda merasa tidak nyaman."

"Tidak masalah. Tanyakan saja."

Pria itu diam sejenak, tengah mempersiapkan diri. "Apakah Anda baik-baik saja sekarang."

Mendapati Taylor yang lebih aktif bicara dibandingkan biasanya merupakan pemandangan langka bagi Koa. Selama ini, ia mengenal Taylor sebagai bawahan Black yang paling pendiam. Mengetahui Taylor berani bertanya, entah kenapa Koa menjadi senang. Ini jauh lebih baik dibandingkan diam dalam kecanggungan.

"Sejujurnya, sampai sekarang aku masih takut bertemu orang asing, terutama kaum pria."

Sebagai salah satu saksi mata yang melihat kejadian mengerikan tersebut secara langsung, Taylor hanya bisa mengepalkan tangan—menahan amarahnya yang bergejolak hebat. "Maafkan tidakpekaan saya, Lady Dorian. Pasti Anda merasa tidak nyaman pergi keluar bersama saya."

Koa mengerjapkan mata beberapa kali. Terkejut mendengar pengakuan tersebut. Ia lantas tertawa. "Kau jangan khawatir, Sir Smith. Aku tidak selemah itu. Selama kau tidak menyentuhku secara tiba-tiba, aku akan baik-baik saja."

Untuk ukuran wanita yang baru saja mengalami pelecehan, masa pemulihan Koa memang tergolong cepat. Luka di fisiknya sudah sembuh total dan tidak meninggalkan bekas sama sekali. Namun, Taylor tidak bisa menjamin kesembuhan luka lain. Luka yang tidak nampak dari luar. Koa terlalu pandai dalam menyembunyikannya. "Anda wanita hebat."

"Itu pujian untukku?"

"Tentu saja.

"MAAF LADY RASPE. ANDA TIDAK BOLEH MASUK. RUANGAN INI SEDANG DIPAKAI." Suara kepanikan pegawai butik menyita atensi Taylor dan Koa. Keduanya refleks menoleh ke arah pintu.

"AH, SUDAHLAH! SIAPA SIH YANG DI DALAM? OH! KOA DORIAN!" seru Riona Raspe dan Briella Green terkejut.

Pegawai butik yang berusaha mencegah mereka masuk segera meminta maaf kepada Koa atas kekacauan yang telah terjadi. Koa hanya menganggukkan kepala, tak ingin memperpanjang masalah.

"Saya tidak menyangka akan bertemu Anda di sini, Lady Dorian." Bukannya pergi, Riona dan Briella malah menghampiri Koa.

"Senang bisa bertemu denganmu lagi, Lady Raspe."

"Anda biasa membeli gaun di butik Marchioness Ronan?" Kini giliran Briella Green yang bertanya.

"Tidak. Ini pengalaman pertamaku."

Riona dan Briella saling bertukar pandang sembari menahan tawa mereka. "Lady Dorian, gaun-gaun di butik Marchioness Ronan itu sangat mahal loh," ujar Briella Green terdengar seperti mengejek. "Ah—maaf jika ucapan saya membuat Anda tersinggung."

"Hei! Kau tidak boleh seperti itu. Wajar saja Lady Dorian tidak tahu. Di Dorian Dukedom pasti tidak ada tempat semacam ini bukan?" seru Riona Raspe pura-pura membela.

"Oh benarkah? Selama ini aku jarang melihat label harga ketika membeli sesuatu," balas Koa tetap santai. "Kalian masih melakukannya?"

Alis Briella seketika menukik tajam. "Maaf? Maksud Anda apa?"

"Bukankah merepotkan harus mengecek harganya dulu setiap kali ingin membeli sesuatu." Koa tampak melempar senyum simpul. "Itu buang-buang waktu."

Sikap arogan Koa membuat kedua wanita itu merasa jengkel. Bingung harus membalas apa, mereka hanya bisa menanggapinya dengan tertawa canggung.


.....

Queen of Shield - Putri Sang DukeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang