9. Undangan dan Hinaan

13.7K 1.1K 11
                                    


.....

Koa baru saja kembali dari ruang kerja ayahnya. Tak banyak yang mereka bahas. Duke hanya menyampaikan permintaan maaf dari Duke Leander karena telah membuatnya berada dalam posisi yang sulit.

Duke Sander mengatakan bahwa pria itu tidak mengetahui jika dirinya sudah bertunangan dengan Pangeran Nathaniel. Hal itu dikarenakan saat acara pertunangan tersebut dilaksanakan, Duke Leander tengah berada di perbatasan utara – berperang melawan Kerajaan Nesrin, membantu Duke Adler mempertahankan wilayahnya. Duke Leander sendiri baru saja kembali ke dukedom-nya beberapa minggu yang lalu setelah perintah dari Raja Alden— berkaitan dengan pertunangan antara dirinya dengan Putri Zehra diturunkan. Jadi wajar saja jika ia tidak tahu kabar terbaru di ibu kota.

Yona mengambil gaun cadangan milik Koa yang tersimpan dalam koper. Sebuah gaun berwarna perak dengan model yang sederhana namun tetap terlihat mewah. Gaun model off shoulder yang membuat orang-orang bisa melihat bahu Koa yang indah.

"Lady, bagaimana dengan tatanan rambutnya?" tanya Yona yang sudah bersiap di belakang majikannya itu.

"Hm—geraikan saja. Tapi buat sedikit bergelombang agar rambutku tidak kepanjangan."

"Bagaimana jika saya kepang bagian kiri kanan dan menghiasnya dengan jepit rambut yang permatanya senada dengan warna gaun Lady? Setelah itu, hasil kepangannya tadi kita buat menjadi mahkota sederhana dengan menalinya ke belakang."

"Ide yang bagus."

Yona nampak tersenyum bangga saat usulannya diterima. Dengan penuh semangat, ia langsung mengerjakan rambut indah milik Koa. Sementara maid pribadinya itu sibuk bekerja, Koa sendiri malah tengah dirundung oleh rasa gelisah. Ia sedang berpikir keras, mencaritahu tujuan dari undangan yang akan dihadirinya sebentar lagi.

Sama seperti Pangeran Zielle, Lady Koa juga jarang berinteraksi dengan Putri Zehra. Di novel saja, Lady Koa yang sudah menikah dengan Pangeran Nathaniel dan menjadi queen consort tidak pernah melihat sosok Putri Zehra di istana. Adik kandung pangeran pertama itu memang diceritakan sebagai wanita yang pemalu dan tertutup. Ia jarang keluar dari kamarnya. Karena itu, Koa merasa ganjil saat mengetahui putri kesayangan Raja Alden itu mengundangnya dalam acara pesta teh bersama lady yang lain.

"Lady, bagaimana?" tanya Yona tiba-tiba.

Koa cukup takjub mengetahui Yona yang begitu cekatan menyelesaikan pekerjaannya. Ia mengecek hasil tatanan rambut maid pribadinya itu. Lantas tersenyum puas ketika mengetahui jika hasilnya sesuai ekspetasi. "Yona, jangan-jangan kau pernah bekerja di salon ya?"

Gadis itu malu-malu. "Tidak Lady. Bukan saya, tetapi ibu saya."

"Oh, jadi kau belajar dari ibumu?"

Yona menganggukkan kepalanya.

"Hasilnya sangat indah. Kerja bagus Yona," puji Koa yang membuat air muka Yona semakin cerah.

"Terima kasih Lady."

......


Koa turun dari kereta dengan hati-hati. Ia tidak ingin jatuh terjungkal karena menginjak gaunnya dan mempermalukan dirinya sendiri.

Berbeda dengan dengan kunjungannya ke istana kemarin, hari ini ia tidak akan pergi ke aula besar, melainkan taman istana. Lebih tepatnya gazebo besar yang berada tepat di tengah kebun mawar istana. Dipandu oleh seorang pelayan, Koa yang datang bersama Yona diantarkan ke tempat tersebut.

Aku tidak menyangka jika suasana istana akan se-berbeda ini antara siang dan malam, batin Koa ketika sibuk melihat sekitar.

Saat malam hari, bagian istana selain aula besar yang digunakan untuk pesta terasa sangat senyap seolah tidak berpenghuni. Tetapi saat siang hari, tempat ini terasa lebih hangat karena ramai pegawai pemerintahan yang lalu lalang keluar masuk.

Queen of Shield - Putri Sang DukeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang