.....
Koa menundukkan kepalanya, tengah memastikan sesuatu. Wanita itu sontak mengerucutkan bibir menyadari banyak dedaunan kering yang tersangkut pada ujung rok. 'Pantas saja gaunku jadi berat,' batinnya agak jengkel. Kebetulan area taman yang sedang dijelajahi belum sempat dibersihkan oleh para pekerja taman sehingga masih banyak sampah daun-daun kering yang berserakan.
"Kau pernah pergi ke Pulau Selatan?" tanya Koa sambil membersihkan kotoran di gaunnya.
Yona yang berdiri di sisi kanan Koa menggeleng pelan. "Anda akan menerima tawaran itu, Milady?"
Koa mengangkat kedua bahunya sekilas. "Sedang aku pikirkan."
Pulau Selatan merupakan pulau kecil yang masih masuk dalam teritori Dorian Dukedom. Saat musim dingin tiba, suhu di daerah yang terkenal akan keindahan pantainya ini tak sedingin daratan utama. Karena posisinya dekat dengan garis kathulistiwa, musim dingin di Pulau Selatan tergolong hangat. Madam Cleo biasa berlibur ke pulau tersebut bersama teman-teman sosialitanya.
"Aku cukup terkejut mengetahui Madam Cleo mau mengajakku pergi," ujar Koa yang tampaknya menyerah kemudian meminta bantuan Yona untuk menyingkirkan sampah dari ujung gaunnya.
"Kenapa Anda harus merasa terkejut?"
Ada jeda yang cukup panjang dari sisi Koa. "Sejak aku kecil, Madam biasa pergi tanpa pernah mengajakku. Kami sibuk dengan urusan masing-masing."
"Itu dulu. Sekarang hubungan Anda dengan Madam Cleo jelas berbeda, sudah jauh lebih dekat. Beliau juga tidak lagi sepahit dan sedingin ketika saya pertama kali datang ke manor. Memang sewajarnya Madam Cleo mengajak Anda—putri semata wayangnya berlibur bersama," ujar Yona penuh semangat memberikan pendapat.
Koa terkekeh. Apa yang dikatakan Yona memang ada benarnya. Tak ada sanggahan untuk bagian itu.
Setelah sekian bulan menjalani hidupnya sebagai Lady Koa Dorian, Koa menemukan beberapa perubahan signifikan pada sikap Madam Cleo. Insiden demi insiden yang menimpanya justru membuat sifat keibuan Madam Cleo semakin bertambah kuat. Dibandingkan kehidupan Lady Koa Dorian dalam novel yang tenang dan jauh dari masalah, musibah yang terus menghampiri malah mempererat hubungan ibu dan anak di antara mereka. Mungkin ini hikmah dibalik sebuah cobaan.
"Katakanlah aku menerima tawaran Madam Cleo. Kau ikut bersamaku, kan?"
Yona mengerjapkan matanya beberapa kali. "Anda sungguh ingin membawa saya?"
"Sebagai pelayan pribadiku, sudah jadi tanggung jawabmu—menemaniku ke mana pun aku pergi."
"Tapi perjalanan ke Pulau Selatan biayanya sangat mahal. Setahu saya, demi menghemat biaya, para bangsawan yang berlibur ke tempat itu lebih memilih menyewa orang lokal untuk melayani mereka."
Koa seketika geleng-geleng kepala, merasa heran. "Astaga Yona. Aku ini kaya, uangku juga banyak. Kenapa juga aku harus memusingkan masalah itu?"
.....
Black keluar dari ruang kerja Duke Sander dan menemukan sosok Koa tengah duduk santai di ruang tamu, menikmati wangi teh bunga dari cangkir ditemani beberapa camilan manis yang tertata rapi di rak kue. "Selera kalian sama," ujar Black lalu duduk di kursi yang berhadapan dengan kursi Koa. "Sekarang kau jadi suka teh bunga."
Koa melambaikan tangan, memanggil seorang maid—memintanya agar segera mendekat. "Tolong seduhkan satu cangkir teh bunga lagi."
"Baik, Milady."
"Tidak perlu repot-repot," tolak Black cepat. "Aku masih ada urusan di luar. Tidak bisa berlama-lama."
"Urusan di luar?" ulang Koa penasaran. Kue makaron yang baru digigit separuh langsung ditaruhnya ke atas piring kecil. "Padahal Anda baru sampai tadi malam. Dan sekarang sudah mau pergi lagi."
![](https://img.wattpad.com/cover/303339904-288-k150977.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen of Shield - Putri Sang Duke
Fantasy#1 (SIDE STORY ADA DI GOODNOVEL) Seorang gadis yatim piatu meninggal dunia dengan cara yang sangat mengenaskan. Ia mati terbakar di dalam panti asuhan tempat di mana ia dibuang dan dibesarkan. Gadis itu kira, setelah ia mati, kemalangannya akan bera...