14. Kecanggungan dalam Tenda

13.6K 1K 5
                                    


.....

Puluhan peserta kompetisi berburu yang terdiri dari para bangsawan dan kstaria Elinor telah berkumpul di halaman utama istana. Sebelum berangkat menuju wilayah Marquess Otsana yang menjadi lokasi kompetisi, mereka terlebih dahulu melakukan ritual pemberkatan yang dipimpin oleh pendeta gereja besar untuk meminta keselamatan selama acara berlangsung.

Wilayah Marquess Otsana yang dijadikan sebagai lokasi berburu adalah sebuah hutan luas yang masih lebat dan asri. Terletak dekat dengan wilayah pegunungan milik Adler Dukedom—kampung halaman ratu—yang beberapa waktu lalu baru saja mendapatkan serangan dari Kerajaan Nesrin. Tempat ini terkenal akan hewan-hewan liarnya yang eksotis dan bernilai tinggi.

Belakangan, populasi mereka meningkat drastis karena baru melewati musim kawin, mendorong naiknya kasus hewan liar turun dari hutan dan menyerang pemukiman penduduk. Oleh karena itu, Marquess Otsana menyarankan kepada Raja Alden untuk mengadakan kompetisi berburu—yang menjadi salah satu rangkaian perayaan ulang tahun Putri Zehra—di hutan miliknya.

Seluruh anggota keluarga kerajaan nampak telah hadir di podium depan. Terlihat pula para pangeran yang akan ikut andil dalam kompetisi ini.

'Dia mencolok sekali. Sejak kapan dia suka warna itu?' batin Koa terheran ketika mendapati penampilan Nathaniel yang begitu berbeda daripada biasanya.

Tunangan Lady Koa—yang Koa harapkan secepatnya menjadi mantan tunangan— hari ini terlihat mengenakan setelan berburu berwarna merah rubi yang begitu mencolok di mata. 'Apa ini teknik baru memancing hewan liar? Aku yakin, yang datang menghampirinya nanti bukan hewan langka berharga mahal, tapi justru malah banteng liar yang sedang mengamuk,' batin Koa tidak kuat menahan tawa.

"Ada yang lucu Lady Koa?" tanya Black penasaran.

Koa sontak menggelengkan kepala. Berdeham lirih ketika merasakan tenggorokannya kering.

Gelengan kepala wanita itu tentu saja tidak memuaskan rasa penasaran Black. Ia lantas mengarahkan pandangannya ke arah yang sama seperti yang Koa lakukan.

"Ingin kembali bersama tunanganmu Lady?"

Mendengar itu, spontan Koa memincingkan matanya. "Lord?"

"Mungkin saja Lady merasa tersentuh dengan apa yang Pangeran Nathaniel lakukan dan berubah pikiran," jelas Black yang malah membuat Koa bertanya-tanya.

Kerutan di dahi Koa terlihat semakin dalam saat wanita itu memaksakan kepalanya untuk berpikir. "Tersentuh? Memangnya apa yang dilakukan oleh pangeran sampai saya harus merasa tersentuh?"

"Lady, kau sungguh tidak tahu?"

Koa menolehkan kepalanya untuk melihat Nathaniel sekali lagi. Meneliti pria itu dari bawah sampai atas, mencari maksud dari ucapan Black. 'Aku benar-benar tidak paham,' batin Koa mulai menyerah.

Black menarik napas dalam. "Lady, apa kau tidak menyadari warna pakaian yang dikenakan Pangeran Nathaniel sekarang?"

"Saya tahu. Warna merah. Memang apa hubungannya dengan saya?"

Ekspresi polos Koa membuat Black kehabisan kata-kata. Mendadak merasa prihatin pada Nathaniel—yang kini bergantian melihat ke arah mereka.

"Warna itu sama seperti warna matamu Lady."

"Maaf?"

Untuk sesaat Koa terdiam, hingga akhirnya mulai paham dengan apa yang dimaksud oleh Black. 'Mataku?' Lantas merapatkan bibir, merasa bodoh dengan dirinya sendiri. Koa baru ingat jika sekarang warna matanya merah rubi, bukan lagi hitam seperti dulu. Karena ia adalah Koa Dorian.

Queen of Shield - Putri Sang DukeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang