.....
Dengan berat hati Alden meraih stempel resmi raja, kemudian mencetakkan tintanya pada surat pembatalan pertunangan yang diajukan oleh Koa Dorian. Desakkan yang datang dari pihak Keluarga Dorian serta protes ratusan rakyat Elinor di wilayah Leander membuat Alden tak memiliki kesempatan lagi untuk menunda keputusannya.
"Padahal ini peluang yang bagus untuk menaikkan posisi keluarga Selir Camille," ujar Alden frustrasi.
Camille Agas atau yang sekarang lebih dikenal sebagai Camille Elinor adalah selir ketiga Alden, ibu kandung dari Pangeran Nathaniel. Dikarenakan status keluarganya yang merupakan bangsawan rendah, Camille sering mendapatkan perlakuan kurang mengenakkan dari para penghuni istana lain. Mencoba berbesan dengan Keluarga Dorian adalah salah satu usaha yang Alden lakukan untuk menaikkan derajat istri kesayangannya tersebut.
"Antarkan ini ke Badan Sekretariat Negara sebelum dikirimkan ke kediaman Duke Sander Dorian," seru Alden pada sekretaris pribadinya.
"Baik Yang Mulia." Pria muda yang diketahui bernama Alan itu segera melaksanakan tugasnya.
Baru lima menit setelah Alan keluar, Zehra tiba-tiba saja menyelonong masuk ke dalam ruang kerja Raja Alden. Tindakannya jelas menyalahi aturan karena datang tanpa membuat janji temu terlebih dahulu. Para pengawal yang mengekori di belakang terlihat ketakutan saat menyadari kemarahan raja yang merasa terganggu.
"Ayah!"
"Bersikaplah selayaknya seorang putri, Zehra!"
Zehra tergagap. Lantas memperbaiki sikapnya, baru kemudian memberikan salam kepada raja. "Maafkan saya, Yang Mulia."
Tak ingin memperpanjang masalah, Alden segera menanyakan tujuan kedatangan Zehra. Pria itu menduga jika ini ada kaitannya dengan Duke Black Leander, sosok laki-laki yang berhasil membuat putrinya jatuh hati.
"Pembatalan pertunangan antara Pangeran Nathaniel dan Lady Koa Dorian—
"..."
"—kenapa Yang Mulia memberikan persetujuan?"
"Bagaimana kau bisa tahu mengenai masalah ini, Putri Zehra?"
Zehra membelalakan mata, nampak ragu menjawab pertanyaan yang dilontarkan Alden kepadanya. "Ini—
"Jangan bilang kau menghadang Alan?"
"M-maafkan saya, Yang Mulia."
Raja Alden menyentuh pelipisnya sembari menghela napas panjang. "Rakyat sudah turun tangan. Tidak ada lagi yang bisa kulakukan."
"Rakyat?"
"Kau tidak dengar berita dari barat? Rakyat Leander ramai melakukan unjuk rasa karena istana memberikan izin penyihir untuk masuk ke wilayah Elinor."
Zehra gigit bibir. Raut wajah wanita itu mendadak berubah masam. "Bukankah seharusnya Anda memberikan hukuman kepada Lady Koa Dorian? Jika bukan karena Lady Dorian, tidak mungkin Duke Black Leander—"
"Dibanding menyalahkan Lady Koa Dorian, aku justru lebih setuju jika hukuman dijatuhkan kepada orang yang menyebarluaskan berita ini."
Zehra tergagap. "M-maaf?"
"Informasi mengenai masuknya penyihir ke wilayah Elinor seharusnya menjadi rahasia negara. Hanya orang-orang penting istana dan para bangsawan anggota parlemen yang hadir dalam rapat saja yang tahu. Saat berita ini sampai ke telinga rakyat, bukankah itu artinya ada penghianat di antara kita. Penghianat berotak dangkal ini hanya membuat masalah semakin rumit saja," jelas Alden penuh kekesalan.
"A-ah begitu."
Usai mendapatkan jawaban atas pertanyaannya, Zehra pamit undur diri. Penyesalan tampak mewarnai wajah Zehra di sepanjang perjalanannya kembali ke Istana Lily.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen of Shield - Putri Sang Duke
Fantasy#1 (SIDE STORY ADA DI GOODNOVEL) Seorang gadis yatim piatu meninggal dunia dengan cara yang sangat mengenaskan. Ia mati terbakar di dalam panti asuhan tempat di mana ia dibuang dan dibesarkan. Gadis itu kira, setelah ia mati, kemalangannya akan bera...