83. Kedatangan yang Tak Disangka

3.3K 302 5
                                    


.....

Dunia ini memang penuh kejutan, dan Tuhan memiliki ribuan cara untuk membalaskan setiap keburukan dan kebaikan manusia. Ingat, Tuhan itu maha adil.

Pemakaman Nathaniel Lysander Elinor tercatat sebagai cerita kelam pada halaman buku sejarah Kerajaan Elinor. Meskipun terlahir menjadi anak raja, haknya akan tahta yang dijanjikan telah lenyap, tak bersisa. Nathaniel, seorang pria yang memanggul beban gelar keturunan mulia, dikenang bukan karena keindahan mahkota di kepala, tetapi dikenang sebagai seorang kriminal tak bermartabat. Kejahatan berat Nathaniel tidak hanya mencoreng reputasi Keluarga Kerajaan, kejahatan itu juga menjadi aib yang ingin segera mereka lupakan.

Dimakamkan begitu sederhana, upacara perpisahannya dari dunia yang fana ini menyiratkan penolakan dan penentangan Parlemen Elinor demi menjaga nama baik mereka di mata rakyat. Upaya cermat untuk meredakan kobaran api protes yang mungkin meluas di wilayah sekutu mereka, Dorian dan Leander.

Hening, duka dan segala kepiluan yang tersembunyi, cerita kelam Nathaniel Lysander Elinor membuka tirai gelap ke dalam dunia yang ternyata tidak selalu terlihat indah di balik tembok megah istana. Ironis memang.


.....

Wilayah Kerajaan Elinor dan Leander Dukedom dipisah oleh batas alami, yakni sebuah sungai besar bernama Luminara. Air sungainya sangat jernih dan dingin karena berasal dari gletser di Pegunungan Adler. Setelah memasuki musim semi, volume airnya akan mengalami peningkatan. Sinar matahari lebih intensif selama musim semi sehingga suhu udara yang hangat membantu mempercepat proses pelelehan gletser.

"Waktu yang pas untuk melangsungkan upacara pernikahan," ujar Black sembari menikmati pemandangan tanah lapang yang mulai menghijau di luar jendela. Aroma tanah yang segar dan bunga-bunga liar yang mekar mengisi udara dengan wewangiannya, memberikan pesona alam yang damai.

Angin musim semi menyambut lembut di perbatasan ketika kereta kuda berlambang singa perak bergerak dengan kecepatan sedang, melewati jembatan besar di atas Sungai Luminara. Di dalam kereta, Black duduk santai bersedekap, menggunakan kesempatannya untuk bersantai sebaik mungkin sebelum kembali disibukkan oleh pekerjaan kantor di rumah.

Setelah melewati sungai besar, lembah, desa-desa kecil di sekitar perbatasan, dan pusat kota, sampailah Black di mansionnya. Sebagian besar pelayan dan ksatria Leander berbaris rapi di halaman untuk menyambut kepulangan Black.

"Bagaimana perjalanan Anda, Lord Black?" tanya Oliver ramah. Tak seperti rekannya yang lain, sekretaris Black itu memilih menunggu tuannya di ruang tamu. "Ada beberapa dokumen yang harus Anda tanda tangani dan selesaikan hari ini. Semuanya sudah saya siapkan di meja kerja Anda. Saya yakin Anda ingin segera menyelesaikannya sebelum berangkat ke Dorian."

Pertanyaan mengejek itu membuat Black menahan napasnya sejenak. Pikiran Black seketika melayang ke hamparan tanah lapang yang baru saja ditinggalkan. "Perjalananku cukup baik, sebelum kau menampakkan diri."

"Haha, syukurlah. Kalau begitu, selamat bekerja, Duke." Sebelum Black mengamuk, Oliver buru-buru pamit untuk kembali ke ruang kerjanya sendiri.

"Dasar anak nakal," gumam Black geleng-geleng kepala.


.....

Dengan langkah mantap, Black meninggalkan ruang tamu, berangkat menuju ruang kerja. Tempat yang dipenuhi aroma buku dan kayu itu merupakan tempat favorit kedua Koa di mansion ini setelah perpustakaan. Tanpa sengaja mengenang kehadiran Koa, Black mendadak merindukannya.

'Tenanglah. Sebentar lagi dia akan resmi menjadi milikmu,' batin Black. Ia mendorong pintu di depannya, dan saat pintu itu terbuka, pandangan Black langsung tertuju pada sosok Koa yang duduk di kursi kerjanya. Puluhan buku menggunung di kanan dan kiri, menciptakan pemandangan manis yang seketika menggantikan pemandangan tanah lapang hijau di kepala Black.

Queen of Shield - Putri Sang DukeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang