.....
Kebakaran besar yang melanda wilayah paling selatan Dorian menyebabkan hilangnya puluhan nyawa pekerja pelabuhan. Ditemani Count Albert Lucian, Duke Sander langsung melakukan peninjauan tempat kejadian perkara begitu dirinya sampai di Dorian.
"Petugas keamanan menemukan belasan jeriken minyak kosong di belakang gudang." Count Lucian mengarahkan Duke Sander ke area bekas kebakaran yang sudah disterilkan petugas. "Kebakaran ini jelas sebuah kesengajaan, Lord. Saya yakin sekali."
"Albert, tolong kau totalkan seluruh kerugian yang kita alami. Untuk masalah pertemuan dengan para pedagang, perwakilan keluaga korban dan juga masalah kompensasi, biar aku saja yang mengurus itu."
"Baik Lord. Laporan akan saya serahkan siang ini."
Ekspresi Duke Sander tampak mengeras saat mereka melewati area lapang pelabuhan di mana puluhan mayat korban kebakaran dijejerkan. Mayat-mayat yang hampir seluruhnya hangus itu tengah menunggu giliran identifikasi agar secepatnya bisa dipulangkan. "Ini benar-benar kelewatan," ungkap Duke Sander pilu.
Kendati berada selangkah di belakang Duke Sander, hanya dengan memandang punggungnya saja, Count Lucian bisa mengerti bagaimana menderitanya pria itu. Mengikuti Duke Sander, Count Lucian memberikan penghormatan terakhirnya kepada para korban. "Meskipun ini menyakitkan, berkat jasa mereka, Pelabuhan Dorian terhindar dari lautan api dan kerugian materiil bisa kita tekan."
Duke Sander menepuk bahu Count Lucian lalu berkata, "Urus penyelidikan kasus ini sampai tuntas, Albert. Tangkap pelakunya dan bawa dia padaku." Nada kemarahan Duke Sander terdengar kentara. "Aku tidak peduli kau membawanya dalam keadaan hidup ataupun mati. Selagi sisa tubuhnya masih ada, itu sudah cukup bagiku."
Keduanya berpisah setelah menyelesaikan urusan mereka untuk hari ini. Count Lucian tetap bertahan di pelabuhan—memantau proses identifikasi, sedangkan Duke Sander pulang ke kediamannya—bersiap menemui perwakilan keluarga korban yang dikabarkan sudah menunggu di rumah.
Kereta Duke Sander bergerak cepat melintasi jalanan yang mulai ramai. Sembari memandang ke luar jendela, pria itu mengingat kembali kenangan masa mudanya ketika Adam Dorian—sang ayah ketika masih hidup dan memimpin Dorian Dukedom.
"Koa. Sedang apa anak itu sekarang?" gumam Sander Dorian yang mendadak merindukan putrinya.
.....
"Karena saya gagal menjalankan tugas, duke menghukum saya dengan memindahkan saya ke kelompok lain." Rieka mengambil sehelai handuk bersih dari atas nampan, lalu mencelupkannya ke air dalam baskom. "Dan alasan saya hilang kabar selama beberapa bulan terakhir ini dikarenakan saya tengah berada di luar Leander."
"Gagal menjalankan tugas?! Gagal dari mananya? Justru kau menjagaku dengan sangat baik, Dame Fleur. Tanpa bantuanmu, mungkin hari itu aku sudah mati terinjak kuda."
"Tidak, Lady Dorian. Anda terluka dan itu artinya saya telah gagal."
"Standar keberhasilan versi Lord Black sepertinya sangat tinggi."
"Beliau memang orang yang perfeksionis."
Koa meringis saat handuk basah yang dipegang Rieka menyentuh bagian kulit yang terluka. "Mengenai kelompok yang baru saja kau bicarakan. Apakah kelompok ini seperti divisi yang biasa digunakan dalam militer?"
"Hmm sedikit mirip. Duke Leander sengaja membagi kami menjadi beberapa kelompok dengan tugas yang berbeda-beda, tapi tetap fleksibel." Rieka mulai menghitung menggunakan jarinya. "Ada kelompok yang bertugas mengawal, kelompok yang bertugas memimpin barisan prajurit, kelompok yang bertugas melatih calon ksatria muda dan masih banyak lagi."

KAMU SEDANG MEMBACA
Queen of Shield - Putri Sang Duke
Fantasy#1 (SIDE STORY ADA DI GOODNOVEL) Seorang gadis yatim piatu meninggal dunia dengan cara yang sangat mengenaskan. Ia mati terbakar di dalam panti asuhan tempat di mana ia dibuang dan dibesarkan. Gadis itu kira, setelah ia mati, kemalangannya akan bera...