40. Persiapan

7.2K 614 9
                                    


.....

Di ruang kerja Duke Sander, Koa sibuk membantu Madam Cleo memeriksa ulang daftar tamu untuk acara keluarga mereka nanti. Keduanya memastikan tidak ada yang tertinggal dan semua undangan sudah dikirim ke alamatnya masing-masing.

"Madam," panggil Koa.

"Ada masalah?"

"Bolehkan saya menambahkan satu nama lagi?"

Madam Cleo memandang Koa dengan tatapan curiga. "Lady Aylin Otsana sudah ada dalam daftar. Aku juga sudah mengirimkan undangan ke kediaman Keluarga Otsana," ujarnya kemudian.

"Maaf?" Koa terlihat kebingungan. "Saya pun tahu itu."

Aylin Otsana adalah satu-satunya teman Koa yang Madam Cleo kenal. Sejak kecil, Koa memang jarang berinteraksi dengan orang luar. Madam Cleo bahkan sempat tidak percaya ketika mendengar kabar bahwa Koa pergi menghadiri undangan pameran seni Aylin di Akademi Kerajaan. Itu sebabnya Madam Cleo terkejut mengetahui Koa ingin menambahkan lagi tamu pribadinya. "Kau punya teman atau kenalan yang tidak aku ketahui?"

Sikap Madam Cleo yang satu ini Koa akui begitu menganggu. Beliau terkesan berlebihan. Koa paham mengapa Madam Cleo menjadi sangat berhati-hati sekarang. Insiden demi insiden mematikan yang terus menimpanya jelas membuat Madam Cleo kesulitan untuk berhenti merasa khawatir. Sayangnya, Koa tidak mungkin memberitahukan tujuannya yang sebenarnya.

"Madam, apakah Anda mengenal Count Owen Kimoni?"

"Kimoni?" ulang Madam Cleo sambil mengingat-ingat. "Ah... beliau pemilik tanah pertambangan berlian di wilayah barat, bukan? Kudengar, keluarga mereka untung besar setelah menandatangi perjanjian kerjasama dengan Pemerintah Elinor."

"Wilayah laut Dorian merupakan gerbang utama perdagangan Elinor— tempat di mana para pedagang besar dunia berkumpul. Dan saat ini, Baron Agas-lah perwakilan dari Pemerintahan Elinor yang membantu Count Kimoni menjual dan memasarkan berlian-berlian tersebut."

Madam Cleo tampak mengetuk-ngetuk ujung jari telunjuknya ke dagunya sendiri secara berulang. Ini kebiasaannya ketika tengah serius menyimak. "Kau berniat memperkenalkan Count Kimoni kepada Lord Sander?"

Koa baru saja mendapatkan tugas rahasia dari Black. Dalam surat yang diterimanya kemarin sore, Black memberitahukan kepada Koa jika ia membutuhkan potongan rambut Nathaniel untuk membuktikan keterlibatan Nathaniel dalam insiden Restoran Celine. Meski seluruh anggota Keluarga Kerajaan turut diundang pada acara perayaan ulang tahun Madam Cleo, Koa perlu memastikan Nathaniel benar-benar akan datang. Dan demi melancarkan rencananya tersebut, Koa akan menambahkan satu orang lagi sebagai jaminan, yakni Elle Kimoni.

Koa ingat betul dengan nama Kimoni. Nama itu muncul berkali-kali di dalam novel sebagai nama belakang sosok wanita selingkuhan Nathaniel. Semalam Koa berhasil menemukan nama keluarga mereka dalam buku administrasi kerajaan pada bagian daftar nama-nama bangsawan Elinor. Tidak sia-sia usaha Koa terjaga hingga pagi hanya untuk memastikan kebenaran akan keberadaannya.

"Duke meminta saya mulai belajar bisnis. Saya pikir, Count Kimoni pilihan yang tepat untuk itu. Mengingat saat ini, perdagangan berlian-lah sumber utama pendapatan Elinor," jelas Koa penuh keyakinan. "Bolehkan saya menambahkan beliau dalam daftar tamu acara Anda, Madam?"

Madam Cleo hening sejenak. Sebagai salah satu tokoh penting dalam dunia sosialita masyarakat kelas atas Elinor, Madam Cleo memikirkan serius semua tindakan yang akan dilakukannya. "Meski mereka termasuk bangsawan lama, nama keluarga mereka baru naik belakangan ini setelah ditemukannya sumber tambang baru di wilayah barat. Selain itu, keluarga kita juga belum pernah sekalipun berhubungan dengan keluarga mereka."

"Tidak ada ruginya membangun persahabatan dengan Keluarga Kimoni. Mungkin saja, mereka bisa membawakan banyak keuntungan bagi Dorian Dukedom," tambah Koa belum menyerah. "Duke selalu berpesan kepada saya agar jangan ragu memperluas relasi. Duke juga mengatakan, kesuksesan seseorang dalam berbisnis maupun berpolitik sangat bergantung pada jumlah dan kualitas relasi yang orang itu miliki."

Hati Madam Cleo yang selalu penuhi kekhawatiran mulai goyah usai melihat bagaimana bersemangat Koa belajar menapakkan kakinya ke dunia luar. Anak kecil yang dulu selalu mengurung dirinya di mansion perlahan berubah dewasa. "Akan aku diskusikan dulu masalah ini dengan Lord Sander."

"Terima kasih, Madam."


.....

Dua orang prajurit dari Istana Azalea menghentikan Ratu Zelda ketika wanita nomor satu di Elinor itu mencoba menerobos masuk ke dalam ruang kerja Nathaniel. Tidak terima dengan perlakuan kasar bawahan Nathaniel, Ratu Zelda memberikan perintah kepada pengawal pribadinya untuk menyingkirkan dua pria muda malang yang hari ini ditugaskan berjaga di tempat itu.

"Yang Mulia Ratu?!" Nathaniel panik melihat Ratu Zelda datang tanpa memberikannya pemberitahuan.

"Kau! Apa yang sudah kau lakukan pada anakku!" teriak Ratu Zelda murka. Wanita itu berniat menampar wajah Nathaniel. Namun sekretaris Nathaniel segera menghentikannya. Para pengawal pribadi ratu yang baru saja menyelesaikan tugas mereka dengan sigap menolong— menepis tangan sekretaris Nathaniel dan menjauhkannya dari Ratu Zelda.

Menganalisa situasi yang sedang terjadi, tak butuh waktu lama bagi Nathaniel untuk memahami maksud dan tujuan kedatangan istri pertama Raja Alden itu. Ekspresi wajahnya seketika menumpul. Tidak lagi terkejut kerena ia sudah memprediksi hal ini akan segera terjadi.

"Yang Mulia, apa yang sedang Anda bicarakan? Tuduhan Anda benar-benar tidak masuk di akal."

"Bajingan ini!"

"Memangnya apa yang sudah saya lakukan pada Putri Zehra?"

Ratu Zelda menggigit bibirnya kuat-kuat. Hampir saja ia melakukan kesalahan fatal. Mengatakan alasannya di depan banyak orang bukanlah pilihan bijak. Ratu Zelda jelas menyadari betul hal itu. Ia tidak boleh gegabah dan membiarkan penghuni istana lain tahu inti dari permasalahan putrinya.

"Kosongkan ruangan ini!" seru Ratu Zelda memberikan perintah kepada semua orang.

Nathaniel menganggukan kepala ketika sekretarisnya meminta persetujuan darinya. Setelah mendapatkan izin, pria yang sudah bekerja di bawah Nathaniel selama kurang lebih satu tahun itu baru berani melangkahkan kaki, mengikuti pengawal Ratu Zelda keluar dari ruangan.


.....

"Jadi, apa yang ingin Anda lakukan sekarang?" tanya Nathaniel sembari mempersilakan Ratu Zelda untuk duduk.

Mirip sekali dengan Selir Camille, sikap arogan Nathaniel membuat Ratu Zelda jengkel. Pasangan ibu dan anak ini tidak pernah berhenti menggerogoti kekuasaannya di dalam istana. Di mata Ratu Zelda, mereka bagai lintah liar ganas yang haus darah.

"Kau menjebak putriku, memanfaatkan kepolosannya demi melancarkan rencana busukmu. Kaulah dalang dari insiden yang terjadi di Restoran Celine dan Istana Dahlia!"

"Lalu?"

Reaksi santai Nathaniel semakin memancing amarah Ratu Zelda. "Kau pikir aku takut padamu! Akan kulaporkan masalah ini kepada raja!"

Nathaniel sontak tertawa. "Yang Mulia, saya tidak meminta Anda untuk takut kepada saya. Namun alangkah baiknya jika Anda pikirkan kembali keputusan itu. Apakah ini jalan yang paling tepat? Bagaimana dengan raja? Apakah beliau akan langsung percaya pada ucapan Anda?"

Tidak ada yang perlu Nathaniel khawatirkan. Entah omong kosong macam apa yang sudah Zehra katakan kepada Ratu Zelda, Nathaniel sangat yakin jika Ratu Zelda tidak memiliki bukti untuk menyeretnya masuk ke penjara. Seandainya wanita itu memang memiliki bukti, seharusnya ia kemari bersama petugas dari Badan Penyidik. Bukannya malah datang sendirian.


.....

Queen of Shield - Putri Sang DukeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang