Lisa Pov
Aku tidak tahu apa yang terjadi pada diriku atau hidupku saat ini hingga berakhir dalam kondisi ini, seluruh hidupku terasa sia-sia. Aku tahu semua yang dia lakukan itu adalah untuk melindungiku dan dirinya tapi kupikir aku terus akan bertanya didalam diriku apa salahku hingga dia benar-benar pergi menjauhiku.
Otakku tidak berhenti memikirkan dimana letak kesalahanku aku benar-benar sakit, pikiranku benar-benar ingin ku uninstal entahlah dari sekian banyak masalah hidup selama ini, masalah ini benar-benar membuatku ingin mengakhiri segalanya, aku tidak tahu lagi harus menjelaskan bagaimana kepada seseorang yang kupikir ini adalah beban hidupku yang akan membuatku gila.
Jennie benar-benar menjauhiku, dia tidak lagi menghubungiku walaupun kami tinggal disatu atap yang sama, bahu kami hampir bersentuhan tiap kali berpapasan dalam ruang ini hanya saja kami tidak lagi saling melirik apalagi bercanda seperti dulu sebelum si brengsek itu datang ke hubungan kami.
Flash back
"aku minta maaf, karena sering membuatmu kesal" ucap Lisa kepada Jennie, "jangankan kamu Lisa, keluargaku saja kadang sering membuatku muak" jawab Jennie sambil melihat ke lapangan basket, dimana kampus mereka saat itu sedang melaksanakan turnamen basket yang dihadiri oleh berbagai kampus terkenal di Seoul dan kampus mereka menjadi tuan rumah.
"apakah aku sama seperti mereka ?" tanya Lisa lagi,
"kau tahu, walau menyebalkan aku tidak tahu harus pergi kemana lagi selain kembali kepada mereka, begitu juga denganmu" jawabnya intens,
"mmmm aku benar-benar minta maaf" ucap Lisa sambil memeluk tubuh Jennie dari samping. Suasana yang sangat haru dilantai dua itu, "asal kau tahu aku menyayangimu lebih dari apapun itu" kata Lisa sambil membelai punggung Jennie,
Jennie menatap Lisa dengan sayu, matanya mulai berkaca-kaca mendengar perkataan tulus dari Lisa. "tapi aku benar-benar membutuhkan Deb sekarang" ucap Jennie yang membuat jantung Lisa berdetak begitu kencang hampir keluar dari tempatnya. Lisa kemudian pelan melepaskan rangkulannya dari bahu Jennie menatap gadis itu dengan dalam, Jennie balas menatap Lisa dengan air mata yang sudah mengalir dipipinya.
"aku tidak mengerti Jennie.."ucap Lisa kemudian berdiri dan menatap ke arah lain, nafasnya menjadi tidak beraturan emosi diujung akan mengambil alih dirinya,
"kau tidak tahu apa yang aku rasakan Lisa-yah" kata Jennie lagi dengan suara basahnya, Lisa berbalik dan menekukan lututnya didepan Jennie, ia mengangkat wajah Jennie yang tertunduk air matanya mengalir dengan sangat deras, hidungnya sudah merah karena terlalu lama menahan tangis.
"apa dia lebih berharga daripada aku ?"tanya Lisa dengan wajah yang tidak dapat diartikan ia benar-benar sedih, suaranya sudah bergetar ketika mengucapkan kalimat itu, Jennie hanya mengangguk tunduk tidak bisa mengeluarkan kata apapun.
"kau benar-benar tidak mengerti perasaan seseorang Jennie" ucap Lisa kemudian melemparkan pukulannya ditembok sebelah Jennie, "aku bisa menjauhi Deb, asalkan kau berhenti berteman dengan Chaeng" kata Jennie kemudian melihat wajah Lisa langsung ke matanya,
Lisa balik menatap gadis itu dengan tidak percaya, bagaimana mungkin ia benar-benar cemburu kepada Chaeng yang benar saja gadis itu adalah sahabatnya sejak masuk di universitas "Jennie, apa kau tidak berpikir untuk mengeluarkan kata-kata itu hum?" tanya Lisa lagi kepada Jennie,
"ani, kau melarangku untuk terlalu dekat dengan Deb lalu bagaimana kau dan Chaeng ?, apakah aku tidak wajar untuk cemburu tentang hal itu ?" ucap Jennie diantara isak tangisnya. "tapi Jen, dia teman sekaligus sahabatku semenjak aku disini, tidak bisa kau samakan antara hubunganmu dan Deb kau dan dia hanya berkenalan karena photoshoot sialan itu, apakah aku salah soal itu hum "jelas Lisa dengan nada suara yang sudah naik, sementara itu gadis didepannya sudah menangis dengan sesenggukan.
"aku tidak mengerti cara berpikirmu saat ini Jennie-yah, kau benar-benar gila" lanjut Lisa karena emosi yang sudah memuncak, bagaimana tidak alasan Jennie yang tidak masuk akal memilih Deb daripada dirinya.
Keheningan terjadi diantara keduanya, Lisa diam sambil menarik nafasnya berusaha menjernihkan kembali kepalanya, sementara itu Jennie suaranya hampir habis karena menangis.
"mungkin kau jenuh dengan hubungan kita ini, aku mengerti dengan permasalahanmu tapi kau juga harus bisa mengerti sisiku", ucap Lisa lalu pergi meninggalkan Jennie disana sendirian, dia berlalu menuruni tangga dan menghilang. Sementara itu Jennie semakin menangis dengan sejadi-jadinya, tak ada yang tahu kedua gadis itu sedang dalam masalah sekarang.
Flash back Off
Sekarang aku tidak tahu harus dengan cara apalagi aku mendekatinya ini benar-benar rumit, aku akan gila jika terus berada disituasi semacam ini Oh Tuhan tolong berikan aku pencerahan apa yang harus aku perbuat agar situasi ini benar-benar akan kembali seperti semula.
.
.
.
To be continued
"Hallo reader, semoga kalian menyukai alur ceritanya..."
-upload tiap jumat-
Mr. Lalouis
KAMU SEDANG MEMBACA
Its You [JENLISA]
Fanfiction"selain janji yang mudah diingkari, tanpa disadari kepercayaan juga adalah hal yang mudah untuk dilupakan. Ini bukan tentang siapa yang lebih banyak berjuang tetapi siapa yang bisa mengalahkan ego dan gengsi demi mencapai tujuan suatu hubungan. R...