Seringai iblis Wendy muncul ketika gadis itu berjalan kearahnya, dan bruk! Dia menendang tangan wanita itu dan tanpa disadarinya untuk menarik pelatuk kaki Wendy meluncur lebih dulu, tubuhnya juga sempoyongan ketika mendapat tendangan keras itu.
Kai yang menyaksikannya tidak tinggal diam, dia segera melakukan penyerangan diikuti oleh Mark dan Ryujin yang masih berada dibelakangnya.
agen Blackfire tidak segan dengan itu, Austin turut berpartisipasi ketika Kai akan menyerang Lisa, segera gadis jangkung itu melindungi kekasihnya.
"semua akan baik-baik saja".
katanya sembari mengelus punggungnya dengan tenang, Lisa segera memberi kode kepada agennya yang lain untuk melindungi mereka dan pergi dari sana.
Sebenarnya ingin sekali Lisa membereskan wanita jalang sialan itu hanya saja waktu dan kondisinya tidak memungkinkan.
kekasihya sudah cukup trauma dan dia akan membunuh seseorang tepat didepannya lagi, itu sangat tidak mungkin jadi dia memutuskan untuk pergi meninggalkan tempat itu.
Lisa Pov
Aku tidak melakukan perlawanan apapun, karena melihat kondisi kekasihku yang sudah sangat trauma atas apa yang dialaminya, aku juga merasa kecewa dengan diriku sendiri karena telat berada disituasinya. Aku bersama agenku sudah berada dimobil menuju markas kami yang lain.
Aku bersyukur karena datang dengan cepat menggeledah rumah pria sialan itu, andai saja Jennie sudah berhasil disentuhnya aku tidak segan untuk meledakan pistol mahalku dikepalanya, Wendy berhasil menyelamatkan nyawanya ketika aku akan memberi seribu pukulan diwajah pria bodoh itu.
Jennie tidak lepas dari rangkulanku sejak saat aku menemukannya, dia tidak menjauhkan tubuhnya dariku terus menempeliku seakan tidak ingin jika aku pergi.
terlihat dari wajahnya ada banyak beban yang ditanggungnya aku ingin bertanya menanyakan bagaimana kabarnya dan apa yang terjadi hanya saja ini mungkin bukan waktu yang tepat.
Aku berpikir untuk membawanya kesuatu tempat yang jauh dari sini, hanya tinggal semua urusan disini beres.
"honey! Kau ingin sesuatu? Aku lapar".
aku bersuara ketika dia terdiam diatas pangkuanku, menelusupkan kepalanya didalam leherku menenggelamkannya disana, aku bersyukur karena suara sesenggukannya sudah berhenti.
Aku mengusap lembut punggungnya yang hangat, sesekali mencium pucuk kepalanya aku tidak tahu jika aku memutuskan untuk berangkat ke Itali setelah dari Macau mungkin aku tidak bisa menyelamatkannya dan semuanya sia-sia.
Dia tidak menjawab apa yang kutanyakan, aku hanya memberi kode kepada agenku untuk berhenti disebuah resto yang masih buka.
Tak lama kemudian kami sampai dan aku menyuruhnya untuk memesan beberapa makanan, jujur saja sejak berada di sini aku tidak makan begitu banyak hanya alkohol yang mengisi bagian perutku agar tetep bertenaga.
"honey! Kau tidur humm?".
aku bertanya memastikannya namun yah sepertinya begitu karena suara nafasnya yang sudah teratur. Tak lama kemudian agenku sudah kembali dia akan menyodorkannya namun aku menyuruhnya untuk menyimpannya didepan bersamanya karena kekasihku sudah tidur.
"kita pergi ke mansion, batalkan ke markas".
aku menginterupsinya, ketika aku berpikir membawa kekasihku dimarkas mungkin disana tidak akan aman satu-satunya tempat yang tidak bisa ditembus oleh para sindikat itu adalah mansion.
Segera memutar arah dan tidak sampai tiga puluh menit kami sudah sampai dihalaman mansion dengan cepat, ini mungkin sudah larut karena para pelayan sudah berkurang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Its You [JENLISA]
Fanfiction"selain janji yang mudah diingkari, tanpa disadari kepercayaan juga adalah hal yang mudah untuk dilupakan. Ini bukan tentang siapa yang lebih banyak berjuang tetapi siapa yang bisa mengalahkan ego dan gengsi demi mencapai tujuan suatu hubungan. R...