Author Pov
Jam menunjukkan pukul 5 sore Jennie sudah tiba di unitnya ia melirik arah rak sepatu lagi-lagi tidak ada sepatu Lisa disana dan jaketnya juga masih tidak ada digantungannya,
sudah hampir 24 jam lebih kekasihnya itu tidak memberinya kabar apapun. Salah paham yang terjadi membuat gadis munggil bermata kucing itu memegang kepalanya menahan sedikit perih disana atas apa yang sedang ia pikirkan sungguh sangat diluar dugaan perasaannya bercampur aduk, akankah ia bahagia atau sebaliknya.
Sore ini gadis itu akan bertemu dengan ayahnya maka ia akan merendahkan harga diri untuk menanyakan keberadaan Lisa kepada Chaeng walaupun dalam hati kecilnya ia begitu malas melakukan hal itu.
Segera Jennie mengambil ponselnya ia mendudukkan diri di kursi dapurnya dengan segelas air putih yang siap ia teguhkan mengisi kekeringan tenggorokannya.
Ia masih menimang-nimang ponselnya itu dengan nomor Chaeng disana, apakah ia harus menelfonnya atau biarkan saja akan tetapi ayahnya akan segera sampai ia tidak ingin mencari alasan lain tentang kemana perginya Lisa dan tidak mungkin mengatakan yang sejujurnya.
Jennie berpikir Ayahnya sudah sangat menyayangi Lisa, ia menganggap sudah seperti anak sendiri, apalagi sikap Lisa yang sangat baik kepada orangtuanya hal inilah yang mencekam Jennie untuk tidak bisa melepaskan Lisa begitu saja itu sangat rumit.
"yabboseo..."
ucap seseorang dibalik panggilan ponsel Jennie yang itu adalah Chaeng,
"ekhm yabboseo, Chaeng ini aku Jennie, apakah Lisa ada bersamamu ?" tanya Jennie to the point dipanggilannya itu ia bahkan tidak menyimpan kontak Chaeng sama sekali.
"ah Sunbae?", ucap Chaeng dengan lembut, "ahh mianhae sunbae, aku tidak tahu dimana Lisa pergi dia bahkan tidak masuk kampus hari ini" katanya dengan nada sedih.
"oh benarkah?, kalau begitu apakah kau tahu teman yang dekat dengannya yang mungkin tahu ia kemana?" tanya Jennie lagi memastikan,
"uhm ne sunbae aku tidak tahu, untuk temannya aku tidak tahu pasti hanya saja kemarin aku sempat melihat ia bersama Seulgi, mungkin mereka berteman dekat" jelas gadis itu dengan pelan.
"baiklah terimakasih" ucap Jennie datar.
"ne, sunbae" balas Chaeng dengan ragu. Jennie lalu mematikan panggilan itu dengan sepihak.
Dalam hatinya ia bertanya-tanya kemana perginya Lisa sungguh sangat membuatnya khawatir terbayang lagi dimana wajah bingung bercampur kecewa ketika melihatnya bersama Deb diruangan tamu mereka itu membuatnya merasa bersalah.
Jennie menyimpan gelasnya dengan kasar ke atas meja tanpa memperhatikan jika air dari gelas itu sedikit keluar pikirannya benar-benar kacau sekarang.
Apakah ia harus menghubungi Irene dan bertanya kepada Seulgi apakah Lisa ada bersamanya rasanya itu mustahil bahkan Jennie saja tidak terlalu tahu Seulgi.
Menyesali diri beberapa saat dan tak lama kemudian Jennie mendapat pesan dari Deb, "Jennie-yah apakah kau baik-baik saja sekarang?, beritahu aku jika terjadi sesuatu ne" tulisnya dalam pesan singkat itu, Jennie hanya melihatnya tak membalasnya,
sial kenapa harus Deb orang yang mengerti dengannya sekarang dan bahkan orang yang ia harapkan untuk itu tidak mengatakan apapun.
Beberapa saat kemudian ponselnya bergetar, Ayahnya menelfonnya ia segera menormalkan pikiran dan perasaanya sekarang,
"ne Dad" ucapnya dibalik panggilan itu,
"sayang apa kau sudah di unitmu ?" ayahnya bertanya "ehm ne Dad" jawabnya singkat, "baiklah apakah kau menginginkan sesuatu hum?"ucapnya lagi, "tidak Dad, aku lagi tidak ingin apapun" jawab Jennie.
KAMU SEDANG MEMBACA
Its You [JENLISA]
Fanfiction"selain janji yang mudah diingkari, tanpa disadari kepercayaan juga adalah hal yang mudah untuk dilupakan. Ini bukan tentang siapa yang lebih banyak berjuang tetapi siapa yang bisa mengalahkan ego dan gengsi demi mencapai tujuan suatu hubungan. R...