Kami menghabiskan waktu berpelukan dan saling melemparkan senyuman indah penuh kehangatan sampai matahari itu benar-benar sempurna meninggalkan langit.Kami sudah duduk dikursi sofa itu, dan makanan berjejer dengan rapi diatas meja tepat berada didepan kami.
Tidak duduk saling memandang, kami berdua duduk bersampingan, dimana aku terus mengenggam tangannya, walau dia juga tidak akan pergi kemanapun tangannya tidak boleh melepasku bahkan kulit kami harus saling bersentuhan.
Makanan asing yang hanya sebagian kukenali membuatku banyak bertanya padanya.
"ini apa?" aku menunjuk salah satu piring dimana ada sayuran hijau diatasnya dan makanan berbentuk daging atau roti yang dipanggang.
"ini bruschetta honey".
dia menjawabnya dengan nada lembut, "apakah ini daging?" aku bertanya sambil menoelkan garpu itu kesana.
"ini roti sayang, kau harus mencobanya ini adalah makanan pembuka yang lezat" dia memotong roti itu menjadi bebera bagian dan menyuapkannya kepadaku.
Aku membuka mulutku lebar, "bagaimana hum?" tanyanya ketika melihatku mengunyah.
"tidak buruk" kataku dan kemudian dia terkekeh, dia mengambil makanan lainnya, aku mengenali itu.
itu adalah arancini yang merupakan nasi dibentuk seperti bola-bola kecil didalamnya ada saus dan daging, aku pernah mencobanya waktu itu.
Aku membuka mulutku bertanda ingin memakannya juga dan segera Lisa menyuapkan sisanya kepadaku.
Dia mencubit pipiku dengan lembut yang membuatku tersenyum penuh kebahagiaan dan merasa sangat dicintainya.
"berencana untuk jalan-jalan habis ini?".
dia menawarkannya lagi kepadaku, "bukankah kau akan ada tamu malam ini?" aku berkata dan melihatnya, dia tersenyum hangat dan meneduhkan.
"hem tentu saja kau yang terpenting" katanya lagi, "honey!" aku memanggilnya dengan lembut.
Dia hanya melebarkan senyumannya, "aku sudah merindukan Leo" kataku dan memandang kedepan.
dia mengecup kepalaku sekali lagi, "baiklah hun, kita akan pulang hum" katanya yang membuatku tersenyum.
apakah dia tidak ingin bercerita tentang sesuatu kepadaku? Atau tentang keluarganya? Aku hanya berharap dia terbuka sehingga aku bisa memposisikan diriku.
"kau memiliki paman?" aku berkata ketika selesai meminum air, "hem, yang membuat janji itu adalah paman Ben, dia adalah adik dari Daddy dan sejauh ini dia yang melakukan segalanya untukku".
katanya dan aku menatapnya "benarkah?, lalu kenapa kau tidak bercerita tentang mereka denganku?" aku menuntutnya.
Dia melihatku dengan datar lalu tersenyum setelahnya, apakah dia berpikir atau bagaimana?.
"hemm, honey! Maafkan aku ne, aku tidak begitu cukup banyak bercerita tentang keluargaku kepadamu. Karena privasi mereka, tapi kau akan segera mengetahui banyak hal setelah ini okeh".
dia melihatku dengan senyumannya sementara aku yang sudah penasaran tentang apa dan siapa dia sebenarnya diam menatapnya datar.
...
Author Pov
Setelah menghabiskan makan malam yang sangat romantis itu, Jennie dan Lisa kembali menuju mansion dimana Jennie bersandar dan memejamkan matanya dilengan kekasihnya itu.
tangan mereka masih saling bertaut, tak cukup lama karena buggati sport itu sangat cepat dikendarai Lisa dengan professional mereka tiba dengan cepat di mansion.
KAMU SEDANG MEMBACA
Its You [JENLISA]
Fanfiction"selain janji yang mudah diingkari, tanpa disadari kepercayaan juga adalah hal yang mudah untuk dilupakan. Ini bukan tentang siapa yang lebih banyak berjuang tetapi siapa yang bisa mengalahkan ego dan gengsi demi mencapai tujuan suatu hubungan. R...