#Part 43

1.5K 137 7
                                    

Lisa Pov

Aku bermimpi melihat Jennie yang berada dikegelapan dan seseorang yang tertawa keras diwajahnya, api yang menyala menimbulkan bayangan yang mengerikan.

Jennie menangis dan memanggil namaku, dia terlihat lebih kurus dari sebelumnya, pipi mandunya sudah hilang diganti dengan tulang pipi yang menonjol, dia benar-benar berantakan.

Suara tangisnya yang kencang sambil meneriaki namaku membuatku ingin berlari kearahnya namun tidak bisa rasanya semua tubuhku terasa kaku, perutku terasa nyeri, tidak seperti biasanya hingga aku tersadar, ternyata aku berada di rumah sakit.

Sialan aku tidak menyadari jika sudah tiga hari aku berada diruangan ini, kepalaku rasanya sangat sakit, perutku terasa nyeri tidak bisa melakukan gerakan tambahan sialan bukan ini yang kuinginkan.

Perlahan aku membuka mataku, memindai sekeliling kedua patner selalu setia menemaniku disini, koma tiga hari membuatku seperti latihan mati, sialan aku tidak akan memberi ampun kepada pria-pria pengecut itu, arg perutku terasa nyeri saat aku berusaha mengangkat perlahan tubuhku untuk bersandar.

Austin dan Wendy yang melihatku bergerak mereka menujuku tergesa, "kau sudah sadar?, yah aku takut jika kau akan pergi menemui Tuhan lebih dulu".

Wendy berbicara dengan khawatir tapi coba lihat apa yang dia katakan. Dia benar-benar bodoh tidak bisa memilih kata-kata.

Austin bergerak kesampingku dan membantuku untuk bersandar, "kau tidak hilang ingatan kan?"  Wendy bertanya serius sementara aku masih meringis menahan nyeri diperutku.

"jangan banyak bertanya dulu, Lisa mungkin masih belum pulih betul-betul, tapi Lisa apa kau mengenal kami berdua?".

Austin menjawabnya, dan sial diluar dugaan, kedua makhluk bodoh ini kenapa dipasangkan dan aku yang harus menjadi perantara kebodohan keduanya.

"kau mengenal aku?, yah aku temanmu Wendy penguasa Bar! Hei kau ingat kan?" dia berbicara lagi kali ini dia menunjuk dirinya dan membuat-buat wajahnya sebaik mungkin.

"diamlah!".

aku bergumam, sial bahkan berbicara saja perutku terasa sakit. "baguslah dia tidak hilang ingatan" Austin berbicara lalu keduanya mengusap dada mereka.

"kau tidak lapar?, tiga hari lebih kau berada disini, kau tidak bangun dan tidak makan apapun selama itu" dia berbicara khawatir.

kenapa mereka tidak membawakan makanan untukku jika tahu aku tidak makan, ah sial kupikir aku tidak bisa makan apapun dulu karena perutku rasanya sangat sakit.

"kau merasa baik-baik saja?, apa sesuatu kau rasakan?" Austin bertanya padaku, aku mengangguk dan Wendy segera berdiri.

"aku akan memanggil dokter tunggulah sebentar" dia berkata dan segera menghilang meninggalkan kami berdua.

"bagian mana yang kau rasakan?" Austin bertanya lagi, seperti seorang dokter kurasa mereka berdua benar-benar khawatir.

"perutku terasa sangat nyeri".

aku berbicara dengan pelan, "berarti lapar jika seperti itu" dia berbicara memutuskan apa yang sedang terjadi padaku.

sial apa karena dia berteman dengan Wendy padahal kalau dihitung tidak sampai seminggu kami bersama tapi kenapa dia menjadi mengikuti kebodohan Wendy?, apa yang dia makan sehingga menjadi seperti ini.

Aku memalingkan wajahku ketempat lain, "jika sudah makan kau akan kembali baik, bersabarlah dan makan yang banyak" dia berbicara seolah seperti seorang ayah yang menasehati putrinya, aku tidak menjawabnya.

kenapa virus kebodohan Wendy begitu cepat mempengaruhinya.

Dokter dan Wendy datang dia segera memeriksaku, meletakan beberapa peralatan itu ketelinganya dan beberapa benda diperutku.

Its You [JENLISA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang