Sementara di apartemen Jisoo para trouble maker itu kini tengah menikmati makan malam yang dibuat oleh Chaeng penuh candaan mereka terus menggoda Jisoo.
"yak berhentilah memujinya" Jisoo bersuara keras dimana telinganya sudah akan meledak karena ketiganya terus berbicara tentang masakan yang dibuat oleh Chaeng.
"kau cemburu?"Seulgi memperlihatkan wajah jailnya, Wendy dan Lisa hanya tertawa dan Chaeng dia menghiraukan apapun yang terjadi melainkan hanya menikmati makanannya.
"aku cemburu dia pacarku bodoh, apa kau gila" kesal Jisoo yang hanya ditanggapi kekehan oleh mereka.
"aku tidak berpikir jika kau akan mengencani Chaeng" ucap Lisa dengan senyuman dibibirnya, "yak kau pikir kau saja yang bisa melakukannya" elak Jisoo dan mendapat tawa yang keras dari Wendy.
Jisoo menatapnya kesal, "jangan tertawa kau bahkan tidak memiliki gadis"Jisoo meladeni ledekkan adik-adiknya itu, "aku memilikinya, hahaha mereka ada disetiap bar yang kukunjungi"Wendy berkata lalu tertawa keras lagi.
sementara Lisa hampir tersendak dengan air yang ia minum dan Seulgi ia memerah sekarang karena menahan tawanya.
"bodohhh.."
Jisoo berteriak kesal, "Babe, suaramu.."tegur Chaeng pasalnya ia kaget dengan teriakan Jisoo, "yak Nero kau bahkan tidak menghargai kekasihmu yang sedang menikmati makanannya" ketus Seulgi, "jangan mengajariku" kesalnya, "kau marah?"ucap Lisa lagi lalu tertawa dengan keras, mereka berdua hanya terkekeh.
"yak makanlah tidak perlu bercanda saat makan" sekarang giliran Chaeng yang bersuara, ketiganya langsung berhenti dari aktivitas tertawanya. Jisoo hanya tersenyum smirk karena mereka terlihat patuh dengan Chaeng.
Lisa selesai dengan makanannya, ia terdiam dan mengecek ponselnya sejenak, namun tak ada siapapun yang mengiriminya pesan, "untuk apa aku membuka benda ini, tentu saja Jennie tidak akan mengirimiku apapun.. sadarlah dia tidak peduli denganmu" monolog Lisa, ia menyimpan kembali ponselnya.
"Lisa-ya apa kau baik-baik saja bersama Jennie?" tanya Seulgi lalu meminum air, Lisa kaget dan menatap gadis itu sungguh pembahasan tentang Jennie yang ia hindari selalu saja datang.
"siapa Jennie?, apa dia kekasihmu rock?"ucap Wendy dengan mulutnya yang penuh makanan. "makanlah tidak perlu berbicara saat makan" ketus Seulgi, dan Wendy hanya memperlihatkan wajah kesalnya.
"jujur saja tidak perlu menyembunyikan apapun, selama ini bukannya kita saling terbuka?" kata Jisoo kemudian, Lisa membuang nafasnya berat meski ini sangat menyakitkan untuk dibicarakan tapi tentu saja ia tidak harus menyembunyikan apapun kepada ketiga orang idiot didepannya ini, tidak termasuk Chaeng yang ia anggap sebagai malaikat pelindungnya.
"aku tidak tahu" katanya, kemudian Jisoo dan Seulgi berdiri akan menepuk kepalanya, namun ia segera berkata,
"ne, ne baiklahh aku akan bercerita, tapi bisakah semuanya selesai makan, itu tidak sopan" jelas Lisa, dan mereka semua melirik Wendy yang tersisa, karena mereka berempat telah selesai.
"cepat habiskan!"seru Seulgi, Wendy terkejut menatap mereka, "yak?" katanya, namun Jisoo segera berdiri menuju Wendy.
"makannya sudah selesai piringnya segera akan dicuci"ucap Jisoo lalu menarik piring Wendy menaruhnya di wastafel Seulgi memberinya air minum, lalu mengambil tisu melap bibir Wendy yang berantakan, Chaeng yang melihat itu kaget dan tertawa itu sangat lucu, Lisa segera berdiri.
"jangan hiraukan mereka, ayok kesana" katanya mengajak Chaeng keruang tamu, sementara itu Wendy sudah berteriak seperti anak lima tahun yang dijaili oleh kakaknya.
"aku akan membunuh kalian" teriaknya dan keduanya hanya terkekeh berlari dari sana menyelamatkan diri.
Mereka sudah berada diruang tamu apartemen Jisoo, dimana Chaeng duduk diantara kekasihnya dan Wendy sementara Lisa dan Seulgi duduk dikursi yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Its You [JENLISA]
Fiksi Penggemar"selain janji yang mudah diingkari, tanpa disadari kepercayaan juga adalah hal yang mudah untuk dilupakan. Ini bukan tentang siapa yang lebih banyak berjuang tetapi siapa yang bisa mengalahkan ego dan gengsi demi mencapai tujuan suatu hubungan. R...