Jennie Pov
Aku keluar dari kafe setelah selesai makan tak memberitahu Irene, entahlah aku sangat kesal melihat Lisa yang kini duduk bersama Chaeng disana dia bahkan bercanda dengannya.
ini sudah kelewatan aku tidak tahan lagi bukannya sebelumnya aku sudah mengatakan padanya jika aku tidak ingin Chaeng selalu pergi bersamanya, sudah cukup dikampus ia menempeli Chaeng tapi ini sudah diluar batas, aku tidak bisa mentolerir lagi, aku membiarkannya untuk itu tapi lihat aku benar-benar kecewa sekarang.
Aku menelfon Deb dan menyuruhnya untuk menjemputku disini, aku tidak menoleh lagi kebelakang begitu mobil Deb berhenti didepanku aku langsung naik tanpa basa-basi,
"hey girl apa kau baik-baik saja?" katanya kini, aku hanya diam tak menjawab apapun, Deb mungkin mengerti dia tidak bertanya lagi,
"kita akan kemana ?" tanyanya lagi yang kini sudah menyetir beberapa menit, "aku lagi tidak ingin pulang ke unit" ucapku dengan datar, "apa terjadi sesuatu lagi hm?"tanyanya dan aku memilih untuk diam,
"baiklah mari kita bersenang-senang malam ini" katanya lalu memutar musik dimobilnya dengan keras, tapi aku sama sekali tidak terpengaruh pikiranku masih tertuju dengan sikap Lisa yang lebih pengertian pada Chaeng dibanding aku.
beberapa menit Deb mengemudi akhirnya kami sampai di sebuah hotel "kenapa kita kesini?" tanyaku dengan bingung, "yah katanya kau tidak ingin ke unit, jadi kita kesini, lagian ini sudah malam apa kau tidak mengantuk" katanya,
benar juga aku kemudian hanya menurutinya, kami langsung turun dan menuju lobi hotel itu, "tenang saja ini milik keluargaku kita akan menginap gratis disini malam ini" katanya antusias, oh iyah aku lupa jika dia seorang CEO sekarang.
Aku tidak banyak bicara dan langsung mengikutinya kelantai kamar kami. "nah ini kamarmu beristrahatlah jika kau butuh sesuatu aku ada didepan pintu kamarmu, kamar kita saling berhadapan" katanya kemudian menyerahkan kartu kamar itu,
"Deb gomawo" ucapku, "ahh ne, sama-sama Jenn tak apa-apa, aku akan kesana sebentar jika butuh tekan saja bel kamarku ne" ucapnya lagi,
sial Deb lebih pengertian sekarang. Aku hanya mengangguk, kamar ini cukup luas aku menyukai desain hotel ini, terlihat sangat elegan, sejenak aku melupakan Lisa yang melototiku ketika dikafe tadi, akh itu membuat kepalaku sakit, kenapa kami harus bertemu disana.
Aku masih duduk termenung dikasur kamarku, bel kamarku berbunyi seseorang berada diluar mungkin, aku segera kesana dan membuka pintu, itu Deb, "Jen aku khawatir denganmu, bolehkah aku masuk?" katanya, ada rasa bingung yang bercampur khawatir dengannya terlihat dari diraut wajahnya,
"uhm silahkan masuk" kataku lalu ia masuk, ia juga sudah berganti pakaian, "Jen apa kau tidak membersihkan dirimu hum?" tanyanya,
"aku lelah" ucapku dan melempar tubuhku keatas kasur empuk ini, "yakin Jen, akhir-akhir ini katanya ada virus yang mematikan, aku khawatir kau akan menjadi yang pertama terkena jika malas membersihkan diri" ucapnya lagi yang membuatku membesarkan mataku, sial aku sangat sensitif perihal kesehatan, aku juga takut.
"uhm baiklah tunggu disini" kataku dan segera menuju kamar mandi modern hotel ini, disini sudah disediakan baju tidur, oh benar-benar luar biasa.
Selang beberapa menit aku merasakan kesegaran ditubuhku, pikiranku juga mulai membaik,
"waw wangi sekali" kata Deb yang kini berada di depan televisi, aku menyusulnya dan duduk disana, "uhmm aku hanya menuruti perkataanmu" ucapku kemudian duduk disampingnya,
"kau sangat wanita idaman" kata Deb kemudian aku memutar mataku malas, "tidak usah memujiku berlebihan Deb, ini adalah kewajiban untuk tetap terlihat bersih dan layak" kataku,
KAMU SEDANG MEMBACA
Its You [JENLISA]
Fanfiction"selain janji yang mudah diingkari, tanpa disadari kepercayaan juga adalah hal yang mudah untuk dilupakan. Ini bukan tentang siapa yang lebih banyak berjuang tetapi siapa yang bisa mengalahkan ego dan gengsi demi mencapai tujuan suatu hubungan. R...