Jennie Pov
rasanya sangat lelah tapi aku bersyukur disela kesibukkan Lisa dia masih mengutamakan keluarganya bukan aku terlalu berpikir egois tapi mengurus rumah tangga dengan bayi yang aktif itu ternyata melelahkan juga.
aku bisa mengatakan Liam sering tantrum di usianya yang masih sangat muda ini dan aku akan kena baby blues tapi ketika Lisa ada disampingku seakan semuanya terasa hilang. dia adalah obat dari rasa lelahku begitu yang kurasakan.
"ingin membeli makanan terlebih dahulu atau ?".
Lisa menawarkannya padaku mengingat perjalanan darat kami menempuh waktu cukup lama.
"kita harus bertemu Jisoo unnie dan yang lainnya dulu" aku menjawabnya dan Lisa mengambil ciuman lagi dikeningku.
Liburan ini sudah kami rencanakan terlebih dahulu meskipun tidak akan sesuai ekspetasinya karena kami harus mencuri waktu untuk itu.
"sayang kau ingin kita ke suatu tempat sampai disana ?" dia berbicara lagi dan aku meliriknya.
Lisa yang penuh misteri dan kejutan ini adalah hadiah yang terindah dari Tuhan untukku dan Liam.
"aku tidak ingin meninggalkan Liam bersama siapapun hun"
"tidak honey, kita akan memiliki waktu berdua dan Jisoo unnie bisa mengurusnya dulu"
"kau tega meninggalkan anakmu?"
"bukan seperti itu honey"
"lalu ?"
Lisa terdiam saat aku mendebatinya, bukan tidak mau hanya saja aku tidak ingin merepotkan oranglain terlebih Noah itu sama aktifnya dengan Liam aku yakin Chaeng akan kerepotan jika harus mengurus keduanya.
"baiklah kami akan memiliki waktu bersama"
"maksudnya ?"
"hahaha aku Jisoo unnie, Seulgi dan..." dia terdiam kemudian menatapku.
"dan..." aku menyambungnya dan mengangkat keningku.
"astaga hun, Wendy... aku melupakannya jika harus menjemputnya dibandara sekarang" dia panik dan segera mencari keberadaan ponselnya.
tentu saja aku berdecak ketika dia mengatakan itu kupikir sesuatu yang sangat penting, ah tapi Wendy dia sudah lama meninggalkan Korea aku juga merindukan kekonyolannya.
"kita harus ke bandara dulu ?"
"sepetinya begitu, kasian Wendy"
"hun kau begitu peduli padanya ?"
dia manatapku kemudian, "dia bisa naik jet kesana dan mendahului kita atau tidak dia bisa naik mobilnnya sendiri" kataku dan memalingkan wajahku kearah lain.
"tapi.."
"katamu Jisoo unnie sudah menunggu kita setengah jam yang lalu"
"benar tapii--"
aku diam dan tidak menyahutinya lagi karena ponselnya bergetar.
"yak! kau membohongiku ini sudah akan malam, kami sudah berada di resto perbatasan kau bisa kesini" Jisoo berbicara disana.
"unnie kau tidak mengingat Wendy ? anak bodoh itu mungkin masih di bandara"
"dia sudah disini 30 menit yang lalu kau tahu"
"aiihss bagaimana bisa ?"
"Lisa-yah kau terlalu lamban huft, cepatlah anakku sudah sangat liar"
Jisoo berbicara disana dan terdengar suara Noah yang kini menangis, aku khawatir anak-anak kami tidak akan anteng saja jika harus dibawah keluar ruangan seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Its You [JENLISA]
Fanfiction"selain janji yang mudah diingkari, tanpa disadari kepercayaan juga adalah hal yang mudah untuk dilupakan. Ini bukan tentang siapa yang lebih banyak berjuang tetapi siapa yang bisa mengalahkan ego dan gengsi demi mencapai tujuan suatu hubungan. R...