Lisa Pov
Hari ini perdana pekerjaanku pada perusahaan Daddy beberapa orang sudah ditugaskan untuk mengawalku ketika pergi kemanapun.
seperti bodyguard mereka bekerja yang tidak terlihat namun terus memantau apa yang aku lakukan, bukan karena apa! Mengingat identitasku sekarang sudah terbongkar dan siapapun tahu aku termasuk lawan atau tandingan perusahaanku.
Diana memasuki kantorku dengan tablet ditangannya dia juga memegang notepad kecil ditangan lainnya.
"ini jadwalmu hari ini Ma'am". Dia berkata terbata setelah aku mempersilahkannya dengan urusannya kepadaku.
"hanya ada rapat komisi dan pertemuan singkat!" aku membacanya, tidak terlalu banyak kupikir aku bisa menemani Jennie bertemu ayahnya.
"baiklah, uhm bisa kau membawaku laporan keuangan sebelumnya" aku berkata dan dia segera mengangguk keluar dari ruanganku secepatnya mengambil sesuatu yang kuperintahkan.
sejauh ini tidak ada yang aneh dengan saham yang berada diperusahaan ini. Paman Ben sangat pintar mengolahnya, dia adalah pebisnis yang baik tidak ada kekacuan atau apapun itu, darah Manoban dalam perbisnisan mengalir baik dalam dirinya.
"ini Ma'am".
Diana memberiku beberapa kertas yang tidak seberapa tebal, "terima kasih" ucapku dan dia kembali membungkuk.
sejujurnya aku bukannya tidak ingin akrab lebih cepat dengan Diana tapi bayang-bayang Jennie yang akan memarahiku jika mengetahui sekretarisku adalah perempuan masih bersarang disana, aku juga belum memberitahunya apapun tentang ini.
Aku masih mencari alasan yang tepat untuknya, bukan karena apa! Kemarin saja ketika acara itu dia terus menyemprotku dengan gagasan jika aku berpaling darinya dan itu sama sekali bukanlah ide yang bagus.
Tidak menunggu lama rapat komisi dengan beberapa petinggi perusahaan dimulai, tidak terlalu banyak pembahasan karena hanya memperkenalkanku dan semua ranah yang ada dalam genggamanku tentang perusahaan serta membagi tugas dan fungsi mereka dibeberapa posisi.
Jangan khawatir aku sudah belajar pada paman Ben mengenai penempatan dalam bidang mereka masing-masing aku tidak perlu khawatir hanya butuh kepekaan sehingga bisa tahu siapa orang bisa kugunakan dan siapa yang harus kupertahankan.
Dua jam berlalu rapat selesai aku kembali ke kantorku, oh sial! Aku meninggalkan ponselku bersama Jennie kupikir aku harus membeli ponsel nantinya.
"Ma'am Ingin makan siang bersama ?" tawar Diana kepadaku yang masih menopang dagu seperti orang bodoh tidak tahu harus melakukan apa karena tidak memiliki handphone atau benda lain.
"uhm, kau ingin istirahat ? berapa lama waktu yang kita miliki untuk itu ?".
aku bertanya padanya yang masih duduk memperbaiki beberapa dokumen yang akan kami susun nantinya.
"jam istirahat 45 menit, yah kurang lebih satu jam tapi anda memiliki pertemuan singkat setelah istirahat nanti" dia menjelaskannya padaku, seharusnya aku mengerti berapa banyak waktu yang akan kugunakan.
"baiklah setelah pertemuan singkat itu tidak akan ada lagi jadwal lain bukan?" aku bertanya padanya, dia melihatku.
"uhm ne! tidak ada".
gotcha!!! Aku baru saja mendapat ide dalam pikiranku.
"baiklah, undur saja waktunya hingga sore atau makan malam, aku memiliki urusan yang harus kuselesaikan" aku berdiri dan bersiap, Diana masih duduk dan mengangguk dengan apa yang baru saja aku katakan padanya.
Tidak menunggu lama aku keluar meninggalkan kantorku dengan cepat menuju parkiran dan melajukan mobil kearah rumahku.
kuharap Jennie tidak akan marah karena aku menjanjikannya siang akan menjemputnya menemui Daddy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Its You [JENLISA]
Fanfiction"selain janji yang mudah diingkari, tanpa disadari kepercayaan juga adalah hal yang mudah untuk dilupakan. Ini bukan tentang siapa yang lebih banyak berjuang tetapi siapa yang bisa mengalahkan ego dan gengsi demi mencapai tujuan suatu hubungan. R...