#Part 4

2.5K 169 5
                                    

Lisa POV

Setelah mengantar Chaeng ke unitnya, aku segera melaju menuju unit kami dan berharap akan baik-baik saja disana nantinya, ah sejujurnya aku begitu lelah akhir-akhir ini semenjak Jennie sering menghabiskan waktunya bersama rekan kerjanya itu,  dia seniorku aku tidak bisa melarang kekasihku untuk itu karena aku menghargai keputusannya yang merupakan hal yang ia impikan selama ini, aku hanya akan berperan mendukungnya sekarang.

Sampai di unit aku memasukkan pin dan membuka pintu, melepas sepatuku dan segera meletakan jaket kulitku di gantungan jaket, tidak ada aktivitas apapun didalam ruangan yang penuh kenangan ini, perlahan aku membuka pintu kamar kami dan melihat Jennie yang berbaring disana, lampu tidur sudah dihidupkan kupikir dia sudah tidur, aku akan hati-hati agar tidak membuat suara apapun untuk membangunkannya.

Aku memasuki kamar mandi untuk membersihkan diri dan mengganti pakaianku, setelah itu aku naik secara perlahan ke kasur kami membaringkan tubuhku disampingnya, aku mendekatinya dan melihat wajah mungilnya dari jarak yang sangat dekat, aku tidak pernah berpikir sebelumnya jika akan menemukan dan akan bersama gadis cantik ini.

Aku tidak tahu entah kebaikan apa yang telah aku lakukan hingga Tuhan memberikan gadis ini kepadaku, walaupun aku tahu hubungan kami tidak seharusnya terjadi tetapi rasa cinta bukankah datang dari sang pencipta juga sehingga kurasa kami ditakdirkan untuk bersama dan akan berusaha untuk membahagiakannya,

bisa kukatakan sekarang Jennie adalah alasanku untuk kembali menjadi normal seperti ini, aku semakin mendekatkan wajahku ke wajahnya dan mengecup pelan bibirnya, "aku mencintaimu" bisikku didepan wajahnya, aroma tubuhnya seakan menjadi candu untuk tidak melepaskannya.

Aku terlalu mengaggumi wanita ini sekarang, namun pikiranku kembali lari diwaktu siang tadi, kemana Jennie pergi dan tidak mengirimiku pesan atau kabar apapun itu. Aku khawatir jika sesuatu terjadi kepadanya, aku mengelus pucuk kepalanya,

"kemana saja kau siang tadi hum?"bisikku lagi,

"kau tahu aku terlalu khawatir akhir-akhir ini, aku takut jika sesuatu buruk terjadi kepadamu hum" ucapku lalu mencium keningnya,

"kau terlalu berharga untukku, kau tahu ? aku tidak ingin setiap hari kita terus menghadapi masalah, aku lelah jika terus harus kesal kepadamu, kau tahu" kataku kemudian aku mendekatkan tubuhku kesisinya dan mengangkat kepalanya untuk ada dalam rangkulanku.

Posisi ini membuatku sangat nyaman dan akan melupakan masalahku, Jennie adalah obat dari semua masalahku dan itu yang aku takutkan jika dia meninggalkanku itu juga akan menjadi sumber penyakitku, oh Tuhan kuharap kami akan terus seperti ini selamanya, tak lama kemudian aku juga memejamkan mataku karena lelah.

Aku tersadar ketika seseorang menggeliat dibawah lenganku dan memeluk erat lenganku, aku perlahan membuka mata dan menahannya karena sinar matahari yang menembus gorden kamar kami semakin silau,

aku melihat Jennie yang semakin telungkup dibawahku, yang membuatku terkekeh karena ia sangat mungil bahkan terlihat seperti anak kecil sekarang, hahaha tidak bisa aku pungkiri Jennie sangat mirip seperti bayi tapi tidak ketika dia sedang marah,

"Hon,,"ucapku pelan dengan suara khas bangun tidur,

"hmmm" balasnya yang kuyakin dia sudah bangun terlebih dahulu daripada aku,

"bangun,, aku lapar" ucapku menggodanya,

"ehm, apa kau masih lapar juga setelah memiliki makan malam panjang bersama sahabatmu?" balasnya yang membuat mataku membulat sempurna, ini dia mulai lagi dengan segala bentuk keposesifannya,

"apa maksudmu ?" tanyaku kaget darimana ia mengetahuinya,

"tidak usah berpura-pura kaget seperti itu" ucapnya yang membuatku seakan terpojok sekarang, "yak apa yang kau katakan, kau saja yang pergi meninggalkanku sendirian dan tak mengabariku apapaun?" balasku berusaha berlindung dari tuduhannya,

Its You [JENLISA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang