Hari ini adalah hari senin dan Lisa memutuskan untuk masuk kampus setelah 3 minggu meliburkan dirinya sendiri, sebagai mahasiswa pertengahan itu bukan masalah baginya.
profesor yang mengajar juga tidak terlalu menuntut hanya saja ada beberapa mata kuliah yang tertinggal dan ia harus mengerjakan tugas Seulgi akan membantunya membereskan urusan itu sekarang, karena Lisa pikirannya bukan untuk kuliah lagi melainkan menjalankan misinya.
"apa kau sudah menemui Professor?"tanya Chaeng padanya, "aku akan menemuinya nanti" Lisa menjawabnya dan menidurkan kepalanya di tangannya, "Lisa kau tidak harus bersikap seperti ini" Chaeng mengingatkan, Lisa tak menjawabnya ia mungkin tidur sekarang.
Tiga puluh menit berlalu kuliah mereka selesai, Lisa keluar dari ruangan kelasnya, ia akan menuju kantin akan mengisi sedikit tenaganya.
"sunbae.."
Teddy berteriak dan menghampirinya, pria itu tergesa-gesa "ada apa kau berlari seperti itu?" Lisa mengerutkan kening.
"ahhh aku merindukanmu sunbae, sudah lama sekali kau tidak masuk kuliah, apa kau sakit?" ia bertanya dan Lisa menatapnya bingung.
"aahhh tidak tidak, aku hanya pulang ke rumah ada sesuatu yang ku bereskan" jelas Lisa sambil terkekeh, tidak mungkin jika ia mengatakan yang sebenarnya pada orang itu, "sunbae, aku membawa ini untukmu" katanya dan menyodorkan sebuah kertas berbentuk surat itu kepada Lisa.
"apa ini?" Lisa bertanya bingung, "buka saja, seseorang memberiku" katanya dan segera pergi meninggalkan Lisa dengan raut yang bingung.
Lisa menghiraukan ia segera berjalan menuju Kantin menunggu Chaeng disana karena Chaeng pergi ke ruangan professor untuk beberapa urusan.
Setelah mengambil makanannya Lisa duduk dan membuka pelan kertas itu, "apa ini" bisikknya pada dirinya sendiri, "hah surat?, Iu?" Lisa mengerutkan keningnya, segera ia membaca isi surat itu, ia tidak bisa melanjutkan membacanya karena merasa ingin terbang sekarang.
bagaimana tidak Iu mengiriminya surat menyatakan perasaannya kepada Lisa, sial ia bahkan diberi nomor ponsel gadis itu sekarang. "apa-apaan ini" dengusnya dan segera mengambil gelas minumannya.
"heiiiii kau sendiri?" Seulgi menghampirinya, Lisa hampir tersedak dengan minumannya sekarang, "yakkk bodoh kau ingin membunuhku" kesalnya.
"hahahaha apa itu, apa itu surat?" Seulgi menghiraukan Lisa, dan segera mengambil kertas itu dari tangannya, Lisa hanya pasrah membiarkan Seulgi melihatnya, "apa ini, yak rock kau ditembaknya hahaha" Seulgi tertawa jahat disana.
"hahaha lumayan, dia sedikit cantik bukan! wahhhh wahh kau memang idaman para gadis-gadis munggil" Seulgi menggodanya dengan raut jailnya, "berhentilah.." Lisa mengelaknya dan memutar matanya malas.
"terima saja, hitung-hitung mengisi kekosonganmu saat ini" Seulgi tersenyum, "tidak tidak, itu buruk" Lisa menolaknya, "ini kesempatan emas kau tahu" Seulgi ingin mempengaruhinya, namun Lisa memilih menghiraukannya.
"para senior ingin mendekatinya tapi mereka tidak pernah bisa mendapatkannya dan wohhh ternyata dia gay juga" Seulgi berbicara lagi lalu tertawa, "diamlah aku tidak ingin terikat dalam hubungan apapun" Lisa menjawab ketus, "hanya bermain-main" dia mengelak, "walaupun" Lisa menegaskan.
Tak lama kemudian Iu dan teman-temannya melewati meja mereka sekarang, namun gadis itu tidak melirik Lisa sedikitpun mereka duduk dimeja yang tak jauh dari Lisa dan Seulgi.
"wah baru saja kita membahasnya dan mereka sudah disini" Seulgi berbisik, "bodoh ayok kita pergi" kata Lisa dan akan segera berdiri, tidak nyaman dengan situasi itu namun ia terhenti ketika orang yang ia rindukan berjalan masuk kedalam kantin seakan seperti pandangan pertama, Jennie terlihat berbeda sekarang, ia terlihat lebih cerah dan segar, sial Lisa menelan salivanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Its You [JENLISA]
Fanfiction"selain janji yang mudah diingkari, tanpa disadari kepercayaan juga adalah hal yang mudah untuk dilupakan. Ini bukan tentang siapa yang lebih banyak berjuang tetapi siapa yang bisa mengalahkan ego dan gengsi demi mencapai tujuan suatu hubungan. R...