#Part 19

1.6K 135 3
                                    

Author Pov

Sekarang pukul 10 pagi Lisa baru saja bangun dari tidurnya, kepalanya terasa berat alkohol itu benar-benar memberinya efek yang baik

dia meringis dan mendudukan dirinya ditepi kasur tersadar berada dikamarnya dia kemudian berpikir kembali siapa yang membawanya kesini, apakah RM oh itu tidak mungkin karena pria itu pasti sangat sibuk disana dengan barnya.

Lisa berdiri dan segera menuju kamar mandi berniat untuk membersihkan dirinya, setelah beberapa menit didalam sana dia sudah merasa sadar sepenuhnya, "hari ini harus lebih baik" katanya didepan cermin berusaha menguatkan dirinya sendiri.

Tenggorokannya terasa kering sehingga dia pergi ke dapur namun disana ada Jennie yang sedang duduk dikursi meja makan dengan kertas dokumen didepannya.

Jennie tak repot-repot menatap Lisa yang berjalan menuju lemari pendingin, cuaca diluar tidak bersahabat karena salju turun terlalu deras.

keheningan terjadi disana, tidak ada percakapan apapun Lisa masih diam mematung dan menyandarkan dirinya diwastafel dapur menatap Jennie yang fokus dengan kertas-kertas yang ada didepannya.

Ini adalah neraka bagi Lisa karena tidak bisa melakukan apa-apa bicara saja mungkin percuma Jennie bahkan tidak menatap kearahnya lagi.

seakan mereka tidak saling mengenal seperti sebelumnya, dengan kesadaran yang penuh, Lisa memberanikan diri untuk duduk didepan Jennie, dan gadis itu tentu saja tidak melihat aktivitas apapun yang dilakukan Lisa.

"apakah itu tugas dari kampus?"tanya Lisa basa-basi, namun tidak mendapatkan jawaban apapun, beberapa saat kemudian Lisa yang sadar dengan itu ia mencoba untuk bicara lagi.

"Jennie, aku minta maaf aku tidak bermaksud untuk bertengkar denganmu" itu kata yang berhasil keluar dari mulutnya karena suaranya akan segera bergetar tangisnya akan pecah jika melanjutkannya lagi.

"aku sedang tidak ingin bertengkar denganmu juga Lisa" katanya namun tidak menatap gadis didepannya.

"lalu apa arti dari semua ini ?" ucap Lisa lagi, "Lisa! Aku hanya ingin fokus dengan apa yang ada didepanku, mimpiku sudah setengah tercapai akan sia-sia jika aku harus meladeni kebodohanku" ucapnya kini menatap Lisa yang duduk didepannya dengan raut yang akan menangis itu.

"Jennie, aku tidak berpikir jika hanya karena itu kau bisa menjauhiku, apa kau tidak memikirkan apa yang kurasakan?" kata Lisa lagi yang kini air matanya sudah akan mengalir namun mampu ia tahan.

"aku tidak ingin berdebat denganmu, jika kau tidak menginginkan ini kau bisa pindah dari sini atau aku yang akan keluar dari sini" katanya, seketika jantung Lisa berhenti berdetak, tidak itu adalah mimpi buruk darimana Jennie mendapatkan kekuatan berani mengatakan itu kepadanya.

"kau serius Jennie?"tanya Lisa tak percaya, Jennie tak menjawabnya ia meninggalkan Lisa disana dan membawa masuk kedalam kamarnya tumpukan kertas itu.

seakan terkunci untuk melakukan apapun Lisa hanya menatapnya kesana. Ingin rasanya ia berteriak tapi tidak bisa, ia harus menahan dirinya saat ini.

Jennie Pov

Sebenarnya aku tidak sanggup dengan apa yang aku lakukan untuk Lisa, ini terlalu menyakitkan tapi aku harus melakukannya.

ponselku bergetar seseorang menelfonku, itu Deb tentu saja aku akan mengangkatnya karena sekarang ia menjadi bosku, aku tidak berpikir sebelumnya tapi apa salahnya menjalani ini dan  Deb juga sangat baik denganku.

"ne, ada apa hum?" jawabku dibalik panggilan itu, aku menidurkan diriku dikasur ini, jujur saja ruangan terasa kosong karena Lisa sudah tidak disini dan aku harus terbiasa, ini tidak mungkin terjadi tapi kenyataannya aku tidak bisa mengubah ini lagi sial.

Its You [JENLISA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang