Jennie tidak pergi kemanapun gadis itu bersama Deb, Mark, Kai, Dahyun dan Ryujin berada di unitnya, barbeque di malam natal adalah usulan Mark yang sangat menggilai daging panggang itu.
mereka terlihat sangat bahagia namun berbeda dengan Jennie yang tidak banyak berkata-kata ia bahkan hanya sedikit tersenyum, dirinya memang berada diruangan itu namun tidak dengan pikirannya yang jauh terbang ke Lisa ia merindukan gadis itu.
pertama kali semenjak 2 tahun melewati natal bersama Lisa seperti ada sesuatu yang hilang dan kurang Jennie benar-benar merasakan kehampaan sekarang.
Namun gadis itu sangat kuat melewati hal-hal ini, ia masih bisa menahannya meski jiwanya berontak ingin menerobos apa saja yang ada didepannya tapi tidak untuk saat ini, segala bentuk kenekatan yang ia miliki tidak membersamainya, terlalu berpikir luas kedepan hingga kebahagiaannya sendiri menjadi taruhannya saat ini.
"wahh ini sangat enak" ucap Mark yang sudah menambah 3 kali daging panggang itu, "berhentilah makan seperti babi" Ryujin berkata dan Dahyun hanya terkekeh mereka berdua adalah teman Jennie semenjak dikampus karena memiliki kelas yang sama namun mereka tidak akan sering bersama karena Jennie yang memiliki urusan pribadinya entah bersama pacarnya ataupun kegiatan organisasi dan beberapa bulan terakhir ia sibuk dengan Deb karena pekerjaan.
"jadi bagaimana penelitian kalian?" Dahyun berkata memecah tawa mereka, "aku sudah mengajukan diperusahaan Appah hanya tinggal tunggu konfirmasi saja" seru Ryujin.
"kalau aku, kupikir aku akan bersamamu Ryu" ucap Mark, "yakkk aku sudah memasukkan suratnya dengan namaku sendirian" kata Ryujin dengan nada hampir berteriak, "aku akan mengusul disana" Mark mengejeknya, "jangan berani-berani aku akan menyuruh Appah untuk memblokir surat atas namamu" katanya dan kini mendapat tatapan sedih dari Mark.
"kau harus melakukannya sendiri" Dahyun menyela keduanya, "kau sangat tidak setia kawan" Mark kecewa lalu berdiri berpindah disamping Deb.
"hahahahha aku bosan melihat wajah bodohmu" Ryujin tertawa sekarang, "heii berhentilah ini terlalu enak" Kai berkata sambil menyuapkan makanan itu kedalam mulutnya.
beberapa menit keheningan Kai membuka suaranya, "Jenn by the way, selamat atas dirimu" ucapnya sambil tersenyum, Jennie menatap pria itu dengan bingung, "uhm selamat karena telah bekerja bersama Deb" lanjutnya lagi, dan Jennie hanya tersenyum kecil.
"uhm gomawo"
ucapnya lalu menaruh daging itu kedalam pemangang lagi, "aku melihat posemu dibeberapa iklan, wah itu sangat keren" Kai memuji, "jangan berlebihan Kai, itu semua karena Deb" ucap Jennie dan kemudian Deb tersenyum lebar membanggakan diri sementara Kai yang melihat itu mengumpat didalam dirinya, Deb begitu sombong.
"kalian bersiap Jennie akan menjadi orang mahal selanjutnya" sambung Deb dengan senyuman dibibirnya, "Jenn jika kau sudah menjadi sangat terkenal, jangan lupakan kami ne" Mark berkata dengan nada sedihnya.
"aku akan memamerkan dirimu kepada orang yang aku temui nanti, jika kau sudah terkenal" ucap Ryujin dengan bahagia, "sering-sering bertemu" kata Dahyun yang sibuk dengan sosisnya.
"tentu saja aku tidak akan melupakan kalian jangan berlebihan ne, Deb hanya membual" Jennie terkekeh, "hahahaha tapi aku serius" kata Deb kini sambil mengencangkan suara tawanya, ingin sekali rasanya Kai melemparkan pemangang itu kawajah wanita itu karena terlalu menyombongkan diri.
"uhmmm ne, mulai sekarang aku akan membantumu Jenn hubungi saja aku jika kau membutuhkan sesuatu" Kai berkata tulus kearah gadis itu.
"terimakasih"
jawab Jennie singkat, "Jennie sudah memiliki manajer tidak usah terlalu menawarkan diri seperti itu" kata Deb, "apa masalahmu?, ini urusan kuliah!" ketus Kai tak terima karena ucapannya selalu diputus oleh gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Its You [JENLISA]
Fanfic"selain janji yang mudah diingkari, tanpa disadari kepercayaan juga adalah hal yang mudah untuk dilupakan. Ini bukan tentang siapa yang lebih banyak berjuang tetapi siapa yang bisa mengalahkan ego dan gengsi demi mencapai tujuan suatu hubungan. R...