sementara itu Lisa masih sibuk dengan tumpukkan berkas diatas mejanya dia bahkan hannya menggunakan kaosnya sekarang karena tidak sempat berpakaian formal, kacamata dan raut yang lelah itu benar-benar menguasainya.
Jennie sama sekali tidak menghubunginya dan dia sudah menelfon Jennie berkali-kali, dia sudah pergi ke sekolah namun anaknya sudah dijemput oleh istrinya tidak ingin memperumit situasi Lisa memilih kembali ke kantor untuk mengerjakan sisa deadline yang harus selesai hari ini.
sementara itu dilantai bawa ruang masuk perusahaan besar itu kini sedang heboh karena seseorang yang begitu terkenal mengunjungi kantor mereka dengan anak kecil yang sangat tidak asing bagi staf disana.
"siapa yang bersama Liam ?"
"waw! apakah aku bermimpi semalam ?"
"tolong dimana kepalaku, aku sedang melihat bidadari disini"
"aku rasa dia adalah Mommy Liam"
"tolong aku ingin menjadi Liam sekarang"
"jika dia ibunya Liam, tolong Lisa adalah orang yang paling beruntung"
"apakah Lisa memiliki hubungan darah dengannya ?"
"sebentar apakah itu Jennie Kim ?"
itu adalah bisikan para staf saat jam istirahat disana dan itu sangat ramai, hampir membuat kerumunan namun beberapa petugas orang kepercayaan Lisa segera mengamankan situasi.
"kalian seperti tidak pernah melihat artis".
penjaga berkata dan mereka berseru kepadanya, sementara itu Jennie dengan senyumannya kini melangkah yakin kearah staf penerima tamu, "Mommy baby tahu jalan kekantor Dadda" begitu yang dikatakan Liam, dan apa yang kalian tahu.
semua mata tertuju pada mereka dan dengan wajah yang berbinar para staf yang berdiri disana tersenyum bahagia mereka tidak merasakan jika sunggingan mereka begitu jelas, membuat Jennie memerah.
"uh apakah aku tidak salah dengar?" salah seorang berkata dan yang lainnya mulai berbisik.
"baby shhht kita harus bertemu Dadda" bisik Jennie kemudian penjaga segera menuntunnya kearah lift untuk sampai di kantor Lisa.
walaupun merasa kesal dengan keadaan Jennie merasa bahagia saat orang-orang dikantor Lisa bersikap demikian, sial apakah dia selama ini menutup matanya untuk ini? harusnya dia sering-sering ke kantor Lisa.
sesampainya di lantai dimana kantor Lisa berada Liam segera turun dari gendongan Jennie dan mulai berlari, "oh hello baby boy!" sapa Diana saat dia melihat bos kecil itu berlari.
"hello aunty, apakah Dadda ada didalam sana ?" Liam berbicara akrab dengannya, "tentu saja sayang, dengan siapa kau kesini" tepat setelah selesai mengatakan itu, Jennie berdiri disamping Liam.
Diana segera menelan benjolan besar ditenggorokannya, saat melihat Jennie Kim oh tidak ini adalah Nyonya Manoban yang sesungguhnya, dia bahkan tidak pernah bertemu Jennie secara langsung, "Oh Hallo Mrs." sapa Diana sambil menunduk.
tidak banyak bicara Jennie lalu menuntun Liam untuk terus berjalan menghiraukan Diana disana, dan dia segera membuka pintu kantor Lisa.
dengan raut terkejut Lisa mendongakkan kepalanya, dia sangat berantakan dan melihat Jennie bersama Liam diambang pintu itu, tidak ada kehabagiaan lain, seakan dia tidak merasakan penat beban pikirannya terusir sekarang.
"hun.." gumamnya dan segera berdiri.
"kau belum makan?, aku membawakan ini untukmu" Jennie berjalan kearah tempat duduk dan meletakkan makanan itu diatas meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Its You [JENLISA]
ספרות חובבים"selain janji yang mudah diingkari, tanpa disadari kepercayaan juga adalah hal yang mudah untuk dilupakan. Ini bukan tentang siapa yang lebih banyak berjuang tetapi siapa yang bisa mengalahkan ego dan gengsi demi mencapai tujuan suatu hubungan. R...