Irene kemudian menatap Jennie dan membuang napasnya berat, "kau tahu Bear dia tidak mengabari apapun kepadaku, aku menjadi khawatir dia juga tidak masuk beberapa hari ini, aku kesal apa dia benar-benar ingin berhenti kuliah" dengan raut kesalnya dia menjelaskan.
Chaeng juga merasa aneh karena Jisoo beberapa hari ini tidak mengabarinya apapun dan Lisa juga ikut menghilang, gadis itu baru menyadarinya karena akhir-akhir ini ia begitu sibuk mengunjungi gereja tempat Eomma Jisoo.
"tidak perlu khawatir, mungkin dia memiliki urusan mendadak" Jennie menenangkannya, "tapi aku juga harus wajib tahu apa yang terjadi bukan?" Irene merengek sekarang.
"iyah unnie, tenanglah mungkin sesuatu terjadi" Chaeng ikut menangkannya juga. "sepertinya dia berteman baik dengan Lisa terakhir kali aku melihatnya" Irene kini teringat ketika melihat Lisa dan Seulgi diparkiran bersama.
Jennie menatapnya bingung, "bukannya mereka sudah berteman sejak lama?" dia bertanya membuat Irene menatapnya, sementara Chaeng yang mengetahui sesuatu kini hanya diam mengambil jus yang telah mereka pesan sebelumnya lalu meminumnya.
"aku tidak yakin mereka berteman hanya saja aku juga melihatnya beberapa kali" Irene menjelaskan, "kupikir mereka berteman dekat karena aku melihat mereka dulu berbicara sudah seperti orang yang sangat akrab" Jennie menjelaskannnya sedikit bingung dengan apa yang ia katakan.
"apa Seulgi tidak memberitahu apapun kepadamu tentang teman-temannya?" dia bertanya lagi sementara Chaeng hampir tersendak mendengar itu.
"aku tidak tahu, aku juga belum pernah ke rumah keluarganya hanya ke apartemennya saja" Irene menjelaskan dengan raut sedihnya.
Jennie hanya menatapnya "kalau begitu kau harus lebih terbuka lagi dengannya dan dia juga akan melakukan hal yang sama" dia mengingatkan, pasalnya dia juga masih bertanya karena sebelumnya ketika dia bersama Lisa, sama sekali tidak bertemu dengan keluarga Lisa melainkan kebalikannya Jennie lah yang selalu memperkenalkan seluruh anggota keluarganya kepada Lisa.
dia bahkan tidak tahu dimana rumah Lisa sebenarnya sampai sekarang, dia teringat kembali perkataan ayahnya saat itu dan tersadar seharusnya mengetahui siapa Lisa sebenarnya dan itu adalah kesalahannya mengapa tidak begitu peduli mengenai latar belakang Lisa sebelumnya.
"apakah akhir pekan kalian memiliki waktu luang?" Chaeng memotong percakapan keduanya mengalihkan agar suasana mencair, "aku akan latihan meditasi dulu sepertinya dengan orang yang sudah disiapkan Deb" Jennie menjawabnya.
"kupikir aku akan menginterogasi Seulgi" Irene mengeluarkan suara dengan wajah datarnga "wah baguslah kalian sangat sibuk" Chaeng terkekeh.
"ada apa?" Jennie bertanya kemudian, "aku hanya ingin mengajak kalian kesuatu tempat" katanya dan akan disangga Jennie namun Kai tiba-tiba datang kemeja mereka.
"hei girl apa kalian sudah lama disini?, wah aku tidak diajak sama sekali" dia berbicara tanpa ada yang mempersilahkannya.
Irene tentu saja memutar matanya malas, "bergabunglah" Chaeng menyambutnya namun mata Kai hanya tertuju pada Jennie yang sibuk dengan ponselnya ketika dia datang.
"kau terlalu serius" Kai berbicara kepada Jennie menghiraukan keduanya, Jennie menatapnya, "ada apa?"dia bertanya sedikit sarkas.
"tidak, hanya saja kalau pulang bersamaku ne", Kai menawarkan tumpangan, Jennie hanya diam dan kembali menatap ponselnya sedangkan Irene lagi-lagi menghela nafasnya.
"jangan bilang kau ingin mendekati Jennie lagi, itu alasan basa-basi yang klasik" ketus Irene tanpa melihat wajahnya, Kai mengerutkan kening, "setidaknya aku berusaha" Kai membela diri.
"sepertinya aku harus kembali, professor mata kuliah kedua akan segera tiba" Chaeng pamit, "apa Lisa masuk hari ini?" Jennie tiba-tiba berbicara dia tidak sengaja mengeluarkan pertanyaan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Its You [JENLISA]
Hayran Kurgu"selain janji yang mudah diingkari, tanpa disadari kepercayaan juga adalah hal yang mudah untuk dilupakan. Ini bukan tentang siapa yang lebih banyak berjuang tetapi siapa yang bisa mengalahkan ego dan gengsi demi mencapai tujuan suatu hubungan. R...