#Part 48

1.7K 157 3
                                    

Taehyung terus berjalan membawaku didalam gendongannya hingga sampai diruangan yang kuyakin ini adalah sebuah kamar.

aku terus menangis memukul dadanya berusaha memberontak sebisaku hingga dia membuangku jatuh diatas kasur empuk miliknya.

"apa yang akan kau lakukan?" aku bertanya hampir berteriak disela tangisku, dia hanya menyeringai seperti iblis.

bathrobe yang menutupi tubuhnya perlahan dilepasnya, dan hanya menyisahkan boxer hitam ditubuhnya. Sekali lagi ini membuatku sangat trauma.

"pergi, jangan menyentuhku, kumohon!".

air mataku sebagai penanda jika aku benar-benar tidak ingin berada disituasi ini membuatnya semakin bersemangat dan menyeringai tak memberi jarak diantara kami.

aku menendangnya sekuat tenaga pakaian yang kuganakan seakan mencekam tubuhku untuk terlihat seksi dimatanya, dia bahkan menjilat bibirnya seperti anjing, sialan aku akan dilecehkan seseorang tolong datang bantu dan selamatkan aku dari sini.

Rasanya tidak ada gunanya untuk berteriak karena sebelumnya gedung ini hanyalah satu-satunya bangunan ditempat ini.

Taehyung makin mendekatiku, matanya terlihat berapi dan berair secara bersamaan. "seseorang tidak akan memilikimu jika benihku akan tumbuh didalam sana" dia berbicara dan menyeringai memperlihatkan sisi iblisnya.

"berteriaklah Ruby Jane, tidak ada yang akan mendengarmu ini adalah rumahku" dia tertawa puas, aku berusaha bangkit tapi kekuatannya mengancingku dibawahnya lebih besar.

aku hanya berteriak pasrah tidak tahu harus bergantung dimana. Dia mulai mengecupi bagian kepalaku berkali-kali.

"aku yakin, hal yang diberikan Lisa kepadamu tidak akan senikmat yang akan kuberikan Ruby Jane, dan kau tidak akan salah memilihku" dia berbicara lagi.

semakin membuatku takut, "berhentilah Please! Aku tidak ingin memiliki apapun darimu kuhomon!" aku bersuara meminta agar dia tidak melanjutkan apa yang ada dalam pikirannya.

"kau terlambat, kau sudah berada disisiku dan aku tidak akan memberikanmu kepada siapapun walaupun itu adalah orangtuamu sendiri".

sekali lagi dia benar-benar bicara omong kosong, hal yang kualami cukup berat akhir-akhir ini. Aku tidak bisa berpikir bagaimana aku bisa menjalani hidupku nanti.

"kau sudah menjadi istriku, dan kita adalah pasangan, aku tidak peduli dengan apa yang kau bicarakan Jennie karena aku adalah pengendalimu, jadi bersiaplah ini tidak akan sakit dan akan terasa lebih baik jika kau sudah terbiasa" dengan suara beratnya dia mulai menindih tubuhku.

Tanganku diarahkan keatas, dia mengancingnya dan mulai meletakkan tangannya yang lain diatas dadaku, meremasnya dengan perlahan yang membuatku semakin bergetar ketakutan, air mata yang bercampur keringat terus membasahi wajahku bahkan aku merasa seperti keramas sekarang.

"jangan menolaknya hemm".

dia berbicara basa-basi lalu kemudian membalikkan tubuhku untuk memunggunginya, kedua tanganku diapid oleh kedua lututnya disamping kiri dan kanan sehingga aku merasa terkunci, bergerak percuma aku bahkan sudah melukai diriku sendiri.

Dia membuka restleting dress ini dari belakang, tidak cukup besar karena merasakan sempitnya pakaian ini.

dengan kasar dia membalikkan badanku lagi, dadaku sudah terekspos sempurna, hanya ada baju dalam tipis dan bra hitam yang kupakai, sial suaraku sudah habis karena berteriak untuk menghentikannya.

"cukup, aku tidak ingin seperti ini".

aku berkata dengan suara lemah sementara dia semakin liar seperti anjing diatasku, dia mulai mencium keningku dan memaksa untuk mencium bibirku, aku menutup rapat mulutku dan membalikkan kepalaku kesamping berkeras sehingga dia tidak bisa mencapainya dengan baik.

Its You [JENLISA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang