#Part 17

1.6K 121 1
                                    

Deb yang mendengar itu kini tersenyum namun ia harus akan berpura-pura terhanyut dalam kesedihan Jennie.

"kau hanya emosi pikirkan lagi Jenn" ucapnya sambil mengusap punggung gadis itu lembut.

"tapi Lisa sudah sangat keterlaluan" katanya,

"Jenn.."ucap Deb lalu menatap gadis itu dengan kedua tangannya berada dipipi mandu Jennie sekarang.

ia mengusap air mata Jennie yang terus mengalir, matanya bengkak gadis itu terlihat sangat berantakan, Deb lalu berlutut didepan Jennie kemudian mengenggam kedua tangannya.

"jika kau sudah tidak sanggup maka lepaskanlah" katanya dengan menatap dalam mata Jennie.

Jennie semakin mengencangkan tangisannya, ia tidak sanggup jika itu benar-benar terjadi disisi lain Lisa sudah sangat tidak bisa ia kendalikan mereka semakin bertentangan.

Deb kembali memeluk Jennie ia  menenangkan gadis itu. Bibirnya tersenyum karena Jennie mungkin benar-benar membenci Lisa.

"kau sudah makan?" tanyanya setelah beberapa saat, namun mendapat gelengan dari Jennie yang masih dalam pelukannya.

"baiklah, khaja kita pergi kau butuh udara untuk bernafas" katanya Jennie hanya mengangguk.

beberapa menit kemudian Jennie selesai mengganti pakaiannya Deb tersenyum bahagia sekarang karena Jennie begitu menjadi penurut dengannya, dalam hati ia berjanji akan menjaga gadis itu hingga sampai kapanpun itu.

Disisi lain Lisa berada dikelas bersama Chaeng ini sudah mata kuliah yang kedua dan 10 menit lagi akan berakhir, ia benar-benar sudah lapar sekarang.

"kapan ia akan berhenti mengoceh disana?" tanya Lisa pada Chaeng, "bersabarlah tidak lama lagi" ucap Chaeng menenangkan Lisa dimana wajahnya sudah sangat malas.

"kau ingin aku memberitahu sesuatu?"Chaeng berkata kemudian membuatnya penasaran.

"apa itu?" tanyanya.

"kata Jichu ia tidak memiliki hewan peliharaan!" katanya dan Lisa membulatkan matanya, sial kenapa Jisoo unnie begitu bodoh pikirnya.

"uhm benarkah?" katanya tak percaya, "uhm dan Nero itu adalah nama Jichu sendiri dan love dibelakang foto itu seseorang bernama Wendy yang menggambarnya dan menulis namanya disana" jelas Chaeng dengan jujur, Lisa semakin membesarkan matanya.

Ia mengumpat didalam sana, "kenapa dia begitu bodoh" Desisnya pada dirinya sendiri.

"jadi kau berbohong" ucap Chaeng dan Lisa hanya terdiam, segera ia memutar otaknya untuk menyangkal.

"uhm aku tidak tahu jujur saja, Jisoo unnie sangat susah untuk ditebak" kata Lisa kini memperlihatkan senyumannya kepada Chaeng,

"sepertinya aku harus berhati-hati" kata gadis itu lagi,

"uhm maksudmu?" tanyanya berpura-pura bingung.

"karena sepertinya kalian tidak bisa dipercaya"  Chaeng berkata dengan mata yang menyipit kearah Lisa. Lisa hanya terdiam,  tidak ia bahkan terkejut dengan apa yang dikatakan gadis itu kepadanya.

Tak lama kemudian professor mengakhiri mata kuliahnya dan mereka mulai keluar dari ruangan itu. Ketika Lisa akan menuju pintu keluar tiba-tiba Seulgi menghampirinya, melihat itu seketika Lisa mengedarkan pandangannya di sekeliling memastikan tidak ada yang mengenali dan melihatnya dengan Seulgi.

"rock, kau tahu.." katanya namun tidak selesai Lisa segera menyumbat mulutnya dengan tangannya.

"yakkk.."teriak Seulgi kemudian.

"apa?, aku akan membunuhmu jika memanggilku dengan itu lagi"Lisa memperingati.

"kau sangat ambisius" ucap Seulgi dengan santai.

Its You [JENLISA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang