Jennie Pov
Aku masih kesal karena Lisa yang sangat tidak bisa diandalkan dalam urusan keluarga, bagaimana mungkin dia berpikir jika dirinya harus dipanggil dengan Eomma ? apakah itu pantas untuk tampangnya ? dia tidak mengerti sama sekali dengan apa yang aku maksudkan.
"kau marah hum?" katanya yang kini memelukku lagi, aku tidak berbicara sama sekali.
"baiklah, baiklah kita hanya akan memiliki dua anak nantinya, aku tidak akan memaksamu humm maafkan aku" sambungnya lagi dia melingkarkan tangannya dipinggangku dan mulai mengusap pelan perutku.
"sudah larut ayo kita turun kebawah" dia mengajakku namun aku masih tidak bergeming.
"hun, mianhae" katanya dan kini bergelayut manja di pundakku.
Aku berbalik dan dia masih memeluk pingulku, "kita akan jatuh dari tangga ini jika kau tidak melepasku" kataku datar dan dia melepasnya.
Kami turun melewati tangga dan masuk kekamar, aku melihat diriku didepan cermin terlebih dahulu sementara Lisa dia langsung pergi kearah kasur merebahkan dirinya disana.
Aku juga melakukan hal yang sama, aku merebahkan tubuhku disampingnya, tidak menunggu lama Lisa langsung memelukku.
"aku mencintaimu" katanya dan mengambil ciuman singkat dipipiku.
Aku menatapnya, "kau tidak merindukan Korea ?" aku bertanya dan dia menopang kepalanya dengan tangannya.
"kenapa hum? Kau ingin kita pulang ?" dia balik bertanya, "aniyo aku hanya merindukan Chaeng dan Irene" kataku dan menyentuh hidungnya.
"benarkah ? jika kau ingin kita akan kesana sebelum libur ini selesai" katanya membuatku mengerutkan kening.
"anni, aku tidak ingin pergi kesana dulu, kau harus menyelesaikan studi ini dan kita akan pulang ke Korea setelah semuanya selesai" kataku dan dia mencium hidungku dengan cepat.
"cah! Kalau begitu tidurlah besok pagi matahari akan lebih indah dikebun" dia menjatuhkan kepalanya di bantal merentangkan tangannya untuk meletakkan kepalaku disana.
"honey! Kau tidak keberatan jika aku kembali menjadi model?" aku bertanya sekali lagi, Lisa membuka matanya dan menatapku.
"kau berencana ingin melakukannya ?" dia balik bertanya padaku.
"hummm...".
dia bergerak memperbaiki posisinya, "tidak masalah asalkan aku yang akan menjadi manajermu secara langsung, aku akan mengontrol semuanya untukmu, sayang aku tidak bisa melepasmu begitu saja dunia semacam itu sangat tidak sehat! Aku akan meminta Jisoo unnie melakukannya untukmu dia adalah CEO dari YG Entertaiment dia akan mengurusnya dan aku hanya percaya pada agensinya hum" dia berkata membuatku melihatnya tak berkedip.
Aku mengerucutkan bibirku dan memainkan kancing baju tidurnya, "ada apa hum?" dia bertanya lagi setelah beberapa saat, "anni aku hanya ingin tapi aku takut jika kau tidak menyetujuinya, maksudnya aku juga tidak ingin merepotkanmu" aku berbicara lirih, membuatnya mencium kepalaku lagi.
"honey! Aku trauma percaya pada orang-orang, aku trauma tentang ini, jadi aku tidak bisa melepasmu pergi sendirian" katanya dan aku mendongakkan kepala.
"kau akan bekerja diperusahaanmu mungkin kau akan sibuk, lalu apakah kau akan punya waktu untukku nantinya ?" aku bertanya serius melihat bola matanya yang indah itu.
Dia membuang nafasnya perlahan, "hun, kita tidak tahu akan bagaimana nantinya, aku akan berusaha sebaik mungkin untuk terus berada disampingmu dan menjagamu aku akan menjamin segalanya untukmu! Kau tidak perlu khawatir, dan mengenai agensi, aku hanya percaya pada Jisoo unnie" dia berbicara lebih dan melihatku dengan serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
Its You [JENLISA]
Fiksi Penggemar"selain janji yang mudah diingkari, tanpa disadari kepercayaan juga adalah hal yang mudah untuk dilupakan. Ini bukan tentang siapa yang lebih banyak berjuang tetapi siapa yang bisa mengalahkan ego dan gengsi demi mencapai tujuan suatu hubungan. R...