55. Sungai Air Jernih

4.9K 563 49
                                    

Sekarang aku ganti jadwal update ya. The Devil Boss Beside Me siang, dan buat malam Under Cover.

Yuk yang belum baca Under Cover bisa langsung melipir ke lapaknya. Jangan lupa ramaikan dan vote, Gaes. Biar makin banyak yang baca.

Happy reading

❤️❤️❤️


Cahaya matahari pagi menyelinap ke sela-sela kecil dinding kayu rumah Kirana. Seberkas sinar terangnya membentuk garis lurus di udara  lalu jatuh tepat ke wajah Gama.

Pria itu masih terlelap dengan napas teratur. Membiarkan seberkas sinar itu mengenai wajahnya.
Kirana yang baru saja selesai mandi pagi, bergerak mendekat. Dengan iseng dia menghadang berkas cahaya itu dengan telapak tangan, membuat Gama makin terlihat nyaman tertidur.

Kirana mengulum senyum lalu menarik tangannya menjauh, membiarkan sinar itu kembali mengenai wajah Gama. Dia melakukannya berulang, hingga terlihat pergerakan kecil dari wajah bosnya.

Wanita yang masih mengalungkan handuk di leher itu terkikik, melihat wajah Gama meringis dengan mata memicing. Dia kembali memajukan telapak tangannya menutupi sinar matahari, tapi tanpa diduga sesuatu menyambar tangannya dengan cepat, dan menyebabkannya terdorong ke depan. Sejurus kemudian tubuhnya terperenyak, menindih tubuh Gama.

Kirana segera mengangkat wajah dan terkejut melihat Gama yang sudah membuka mata.

"Apa yang kamu lakukan?" tanya Gama, menatap tajam perempuan di atasnya.

Wanita itu gelagapan. Dia cepat-cepat  menjauhkan diri, tapi rengkuhan pada pinggangnya menghalangi. Kembali Kirana menatap pria tampan itu, dan melihat bibir penuh Gama menyeringai. Seperkian detik waktu berselang, pemilik tanda lahir berbentuk bunga itu merasakan sebuah kecupan mengenai pipinya.

Mata beningnya kontan membulat. Dia tertegun dan tubuhnya mendadak kaku. Apa yang sebenarnya lelaki itu pikirkan?

"Terima kasih," ucap Gama.

Kirana mengerjap mendengar Gama mengucapkan terima kasih. Dia lantas memastikan di luar tidak ada angin dan hujan.

"Kenapa?" tanya Gama dengan dahi mengernyit.

"Bapak baik-baik saja?" tanya Kirana  pelan.

Gama membuang napas kencang. "Saya mulai tak nyaman kamu memanggil dengan sebutan Bapak."

"Bapak ingin saya memanggil apa? Tuan seperti Sukma?"

"Kamu tahu Sukma?" Gama membelalakkan mata.

"Lepas Nona Kirana, Tuan. Kalau tidak, Anda akan terkena masalah."

Suara Sukma mengudara membuat dua manusia yang masih saling menempel itu menoleh. Kirana buru-buru beringsut dan melepas tangan Gama dari pinggangnya. Dia segera menyembunyikan wajahnya yang terasa panas.

"Apa kamu tidak punya pekerjaan lain selain mengganggu kesenangan manusia?" Gama menatap sinis kepada khodamnya sembari bangun.

"Saya cuma mengingatkan Anda, bahwa sekarang Anda sedang ada di rumah orang tua Nona Kirana." Sukma membungkuk kecil dengan sebelah tangan menyilang di dada.

"Aku tahu."

"Saya pergi ke belakang dulu, mau membantu Ibu masak," pamit Kirana masih dengan kepala menunduk. Dia bergegas masuk ke area belakang rumah.

"Aaah, badanku terasa ringan, Sukma." Lelaki bertubuh kekar yang masih duduk di atas amben merentangkan tangan. Lehernya dia patah-patahkan ke kiri dan kanan.

The Devil inside YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang