Jempol kalian gercep sekali 🥺 terimakasih ya atas antusiasnya.
Ini aku persembahkan buat kalian yang selalu setia sama Gama-Kirana.
Jangan lupa ramaikan, yak.
Yang baru bergabung. Jangan lupa follow authornya, biar authornya semangat. Cerita-cerita lain tinggal ubek-ubek saja di profilnya.
🔥🔥🔥
Gama kembali mengempaskan diri ke kasur. "Aku pikir selama di sana kamu merindukan aku," ujarnya kecewa, lalu membuang napas. "Padahal di sini napasku rasanya sesak berjauhan sama kamu."
Kelanjutan ucapan Gama membuat Kirana serta merta menolehkan kepala padanya. Apa maksud pria itu?
"Mas, kamu bilang apa?" tanya Kirana mirip orang bodoh lantaran selama beberapa saat kepalanya mendadak kosong.
"Aku bilang, aku mau bercinta sama kamu." Gama langsung memposisikan diri ke atas Kirana lagi. "Gimana? Mau kan? Aku janji nggak akan bikin kamu capek, bikin enak mungkin iya," ujarnya lantas kembali tersenyum menyebalkan.
Kirana mendesis. Laki-laki ini pandai sekali menarik ulur perasaannya. "Tapi badanku lengket."
"Nggak masalah, yang penting masih wangi."
Astaga, kata-kata Gama tidak bisa menyembunyikan senyum di bibir Kirana. Dia membiarkan saja saat tangan pria itu dengan lincah membuka satu per satu kancing bajunya. Pun dia tetap diam ketika tangan Gama membebaskan isinya dari sana. Detik berikutnya desahan Kirana lepas saat sapuan lidah Gama menyentuh kulitnya.
Ini akan menjadi percintaan ketiga mereka. Namun, sekarang keduanya melakukanya tanpa beban. Ikatan pernikahan membuat mereka terasa bebas meluapkan segala hasrat.
"Kirana." Gama melebarkan mata, ketika menemukan sesuatu yang beda pada puggung Kirana. "Tanda lahir kamu, memiliki lingkaran di atasnya."
Kirana menoleh ke belakang. "Lingkaran?" tanya Kirana bingung. Selama ini dia tidak pernah memperhatikan tanda lahirnya.
"Benar. Coba kamu lihat tanda lahir punyaku." Gama menunjukkan tanda lahir berbentuk tiga bintang pada pinggangnya. "Lingkaran seperti ini. Kamu juga memiliki lingkaran yang sama di sini." Dia menunjuk tanda lahir milik Kirana dan mengecupnya.
Gama kembali mendorong miliknya, mengentak lumayan keras hingga membuat Kirana terpekik. Lalu bibirnya kembali menyusur leher bagian belakang istrinya itu. "Terima kasih, karena kamu kutukanku hilang."
Kirana pernah dengar itu dari Sukma. Jadi, dia memang benar-benar jodoh pria tampan ini?
"Jadi, Mas sudah nggak bisa melihat makhluk halus lagi?" tanya Kirana memastikan.
"Kecuali Sukma dan si Mbok," ucapnya lantas mengerang, merasakan sensasi merinding yang didapatkan dari percintaan mereka.
"Si Mbok?"
Gama menarik tubuh Kirana agar merapat padanya, sehingga dia bisa meremas dada Kirana yang bebas. Di tengah napasnya yang terengah, pria itu berbisik. "Ya, si Mbok bukan manusia. Dia utusan dari kakek buyutku. Setiap malam dia akan menjelma menjadi wanita cantik."
"A-apa?"
Kembali Gama memainkan puncak dada Kirana sementara pinggulnya dari belakang terus bergerak maju mundur. "Wanita cantik bergaun merah yang tempo hari kamu lihat itu dia. Sudah pernah aku bilang, kan?"
Kirana mendengar dengan jelas, namun rasa ingin meledak di bawah perut tidak bisa mengendalikan fokusnya. Apalagi Gama di belakang terus bergerak dengan tempo lebih cepat. Tangan Kirana meremas tangan Gama yang menangkup kedua dadanya. Detik berikutnya erangan itu lepas. Dia sampai, gelombang dahsyat itu menerjang, membuat aliran darah terasa panas.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil inside You
Romance"Kamu pikir, kamu itu siapa?! Berani sekali mengatur hidupku." Gama menatap tajam, penuh intimidasi kepada wanita yang kini terpojok dengan bibir bergetar. "Kamu itu cuma asisten! Aku ingatkan sekali lagi posisimu. Kamu itu cuma asisten!" bentak G...