100. Tidak Boleh Jatuh Cinta

3.9K 671 124
                                    

The Devil Inside You bakal update kalo udah minimal 500 vote, ya. Biar kalian makin kangen sama Gama-Kirana. Ya pokoknya update sesuai kegercepan kalian, Gaes. Karena bab kemarin udah tembus 500, so hari ini aku up. Happy reading.

Gama makin tertegun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gama makin tertegun. Jatuh cinta? Dia menikah dengan Kirana tanpa memikirkan perasaan itu akan muncul. Kenyamanan dan ketenangan saat bersama wanita itu sudah lebih dari cukup baginya. Terakhir jatuh cinta malah membuatnya terluka, yang bahkan luka itu masih pria itu bawa ke mana-mana.

Dan sekarang Kirana membahas tentang cinta. Perhatian Gama pada Silvana mungkin bisa teralihkan karena kehadiran Kirana, tapi dia tidak yakin apa dia juga sudah jatuh cinta pada wanita itu.

"Jangan jatuh cinta. Sebisa mungkin jagalah hati kamu agar tidak memiliki perasaan itu. Setelah kamu mencapai cita-citamu menjadi seorang sarjana, aku akan membebaskan kamu. Kamu bisa tetap memilih di sisiku, tapi aku harap jangan sampai kamu jatuh cinta padaku, Kirana."

Kelopak mata Kirana menutup. Rasanya sakit sekali mendengar itu. Secara tidak langsung Gama sudah menolak perasaannya.

"Hati kamu tetap harus bisa kamu jaga, meskipun status kita suami-istri," lanjut Gama lagi.

Kirana membuka mata dan menemukan pria itu masih menatapnya. "Kalau begitu, boleh aku jatuh cinta sama pria lain?" tanya Kirana pelan.

"Itu juga tidak boleh."

Dahi Kirana sontak berkerut. "Kenapa begitu?"

"Karena nanti bisa melalaikan tugas kamu sebagai istri."

Egois sekali. Kirana tertawa miris dalam hati.

"Kamu boleh jatuh cinta kalau sudah tidak memiliki keterikatan denganku lagi. Pembahasan ini cukup," tandas Gama lalu beranjak berdiri.  Dia melirik sesuatu yang sempat Kirana simpan di atas mejanya. "Apa itu?"

"Undangan ulang tahun dari Beta Grup, sekalian pesta pertunangan anak tunggal mereka," sahut Kirana. "Untuk rumah itu nanti akan aku bicarakan sama bapak dan ibu dulu," sambungnya lantas bergerak mundur. Ketukan langkah Kirana terdengar nyaring, menjauhi meja kerja Gama.

Dari tempatnya duduk Gama masih mengawasi hingga wanita itu duduk di kursinya kembali. Selang beberapa detik lamanya, Kirana sudah sibuk di depan layar komputernya lagi.

Perhatian Gama teralihkan pada kertas persegi bersampul glamour di atas meja. Dia menarik benda itu dan melepas sampulnya. Bentuknya benar-benar eksklusif namun terkesan irit karena digabung dengan pesta pertunangan anaknya.

Dia membaca tanggal dan hari acara yang tertera di sana beserta lokasinya. Kemudian melempar benda itu lagi. Kakinya terayun keluar ruangan tanpa pamit kepada Kirana. Melewati meja sekretaris dan para staf yang ada di work station, dia lantas berjalan di koridor menuju elevator.

"Marco, siapkan mobil. Kita pergi ke hotel milik Silvana," ucap Gama  kepada supirnya melalui sambungan telepon.

Hotel yang masih menjadi milik orang tua Silvana itu ada di kawasan Setia Budi. Saat ini wanita yang pernah Gama cintai itu pengelolanya. Dan menjadi makin jaya saat Silvana yang mengelola. Dari dulu hingga saat ini wanita itu memang dikenal cerdas. Itulah sebabnya, Gama menyukai dia. Namun, sayangnya rasa suka itu tidak berbalas.

The Devil inside YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang