94. Perjalanan ke Malaysia

4K 652 81
                                    

Kalau kalian jeli, kenapa Gama marah kemarin itu? Itu karena Kirana menyinggung soal cerai, bukan soal Silvana. Itu yang bikin Gama meradang.

Hallo, selamat datang yang baru gabung di keluarga Gama-Kirana. Pastikan kamu vote tiap babnya. Dan, yang paling penting jangan lupa follow authornya. Oke? Oke dong, oke dong, masa enggak.

Keributan di lobi tadi cukup memancing perhatian para karyawan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keributan di lobi tadi cukup memancing perhatian para karyawan. Beberapa bahkan ada yang melerai pertikaian dua kakak-beradik itu. Dan, keduanya bisa dikendalikan saat Raja memutuskan untuk pergi dari kantor Gama.

Saat ini Gama tengah merebah di atas sofa dengan satu tangan yang terangkat menutupi mata. Jasnya sudah dia tanggalkan, dasinya yang menggantung bahkan sudah dia longgarkan. Emosinya masih saja terasa menggumpal di dada. Dia benar-benar membenci Raja. Tingkahnya kali ini makin tidak tahu malu saja.

"Mas, minum dulu jahe hangat ini. Bukan asli sih, hanya minuman jahe kemasan," ucap Kirana meletakkan cangkir minuman itu ke meja.

"Bagaimana bisa ada pria yang tidak tau malu seperti dia?" tanya Gama menggumam, masih dalam posisinya.

Kirana menarik napas panjang lalu mengembuskannya. Sejujurnya dia juga merasa aneh dengan kakak tiri Gama itu.

"Apa dia tidak cukup memiliki Silvana? Sekarang dia malah mengincar kamu. Apa orang-orang yang ada di dekatku sebegitu menarik buat dia?" Kembali Gama menyerocos. Dia lantas menyingkirkan tangan dari matanya dan bangkit, bergerak membenarkan posisi duduk.

"Aku yakin kamu akan tergoda seandainya belum menikah denganku," ucap Gama menatap perempuan yang sudah menjadi istrinya itu.

"Aku nggak tertarik merusak hubungan orang, Mas. Karena aku juga nggak mau orang lain merusak hubungan yang aku punya. Aku percaya semua yang kita lakukan akan kembali kepada diri kita," sahut Kirana tampak tenang.

Gama menghela napas lantas sedikit mencondongkan badan untuk mengambil cangkir minumannya.

"Hati-hati itu panas," ucap Kirana sebelum Gama menyeruput minumannya.

Sebenarnya Kirana senang Gama ternyata masih ada di Indonesia. Setelah kemarin keduanya sama sekali belum mengobrol secara langsung. Gama seperti sedang menghindarinya.

"Jadi, kenapa Mas ada di kantor? Bukannya seharusnya Mas terbang ke Malaysia selama tiga hari?" tanya Kirana setelah Gama selesai menyesap minuman.

Pria yang penampilannya sedikit kacau itu tampak salah tingkah. "Aku salah jadwal," katanya menunduk, menggaruk belakang telinga, kikuk.

Kirana terbengong, hanya sebentar sebelum dia mengubah ekspresinya lagi. Dia akan memaklumi itu dan tidak akan menganggap Gama payah tanpa dirinya.

"Memang seharusnya kapan?" tanya Kirana lagi.

"Besok, tanggal delapan belas. Aku lupa tanggal hari ini."

Pikun. Sebisa mungkin Kirana menahan tawa dengan menunjukkan senyum. "Maaf, ya, aku juga nggak bisa mengingatkan Mas Gama karena tablet serta semua jadwal Mas di sana."

The Devil inside YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang