73. Insecure

4.6K 609 77
                                    

"Mutualan, ya? Hm, menarik. Kalau urusan ranjang kalian mutualan juga tidak?"

Mendengar itu Kirana menghentikan kunyahannya seketika, nyaris saja dia keselek makanannya sendiri. Sementara Gama di sampingnya langsung tersedak dan terbatuk-batuk.

"Astaga, Pak Gama. Kamu nggak apa-apa? Minum dulu," seru Marini panik dan langsung menyodorkan minumannya.

Namun, Gama menolak dan lebih memilih mengambil minumannya sendiri. Sial, kuah soto yang dia makan masuk ke hidung dan sangat perih.

Marini meringis. "Maaf, ya, kalau pertanyaan saya tadi membuat kalian kaget."

Untuk ukuran seorang rekan bisnis, Marini terlalu open bagi Kirana. Bisa-bisanya dia menanyakan hal pribadi seperti itu.

"Jangan diambil hati. Ayo, mari lanjut makan sotonya."

Kirana ingin segera mengakhiri kegiatan makan siang ini. Namun, saat meja mereka berubah isi menjadi aneka dessert yang menggiurkan, pembahasan tentang rencana kerja mereka terus berlanjut. Kirana yang memang tidak tahu cuma mendengar dan menyimak saja. Intinya dia tahu wanita bernama Marini yang memiliki bibir seksi itu ingin berinvestasi dan membantu Gama untuk melumpuhkan lawannya.

"Sebenarnya saya ingin mendapat jawabannya sekarang. Tapi, kalau kamu butuh waktu it's okay. Tolong, kabari saya secepatnya. Syaratnya sangat mudah, kok."

Ada nada kenes yang Kirana dengar. Apalagi di ujung kalimat, Marini berbicara sembari mengedipkan sebelah matanya pada Gama.

"Saya akan kabari Anda secepatnya, Bu," ucap Gama tersenyum kecil.

"Sangat ditunggu lho, Pak."

Kirana melihat wanita itu mendorong sebuah amplop putih mendekati Gama. Lalu berdiri menyandang tasnya.

"Terima kasih atas waktunya. Saya permisi dulu. Semoga hari Anda selalu menyenangkan Pak Gama ganteng," ucapnya seraya berpamitan.

Kirana hanya meringis saat wanita itu menyalaminya dan berlalu dengan langkah yang dibuat sok seksi. Astaga, orang-orang ajaib seperti Marini ternyata ada di dunia nyata. Kirana pikir hanya bisa dia lihat di sinetron saja.

Mata Kirana melirik Gama yang tengah membuka amplop putih itu, lelaki itu lantas tersenyum setelah melihat isinya. Hanya sebentar lalu dia memasukkannya ke dalam saku jas. Benar-benar mencurigakan.

Bertolak dari restoran, keduanya langsung menuju gedung produksi di daerah Jakarta Timur. Selain sandang, Gama Sakti Grup juga bergerak dalam bidang makanan dan minuman. Bersaing dengan Raharja Grup, perusahaan milik ayahnya yang dikelola oleh Raja.

Selain mengunjungi pabrik, Gama dan Kirana juga mengunjungi tim penelitian dan pengembangan produk.

"Katanya sih asisten CEO itu cuma lulusan SMA loh, denger-denger lagi dia itu tadinya melamar jadi cleaning service."

Bisik-bisik itu menembus telinga Kirana dan sepertinya Gama juga. Karena lelaki itu mendadak memelankan langkahnya.

"Loh, kok bisa, sih? Bukannya menjadi asisten CEO harus orang yang berpendidikan tinggi?"

"Iya, kan jadi mencurigakan."

"Jangan-jangan aslinya mereka sudah saling kenal sebelumnya makanya dia bisa menjadi asisten pribadi."

"Atau ... itu cewek punya pelet kentil mungil yang bikin CEO kita nggak berkutik dan menerima dia."

"Pelet kentil mungil? Apaan tuh? Aku taunya pelet semar mesem sama jaran goyang."

Lalu tawa-tawa tertahan mereka terdengar. Mereka tidak sadar jika di belakang mereka ada beberapa orang yang sedang mengawasi.

"Kamu pernah liat nggak asisten itu?"

The Devil inside YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang