"Kamu pikir, kamu itu siapa?! Berani sekali mengatur hidupku."
Gama menatap tajam, penuh intimidasi kepada wanita yang kini terpojok dengan bibir bergetar.
"Kamu itu cuma asisten! Aku ingatkan sekali lagi posisimu. Kamu itu cuma asisten!" bentak G...
Lama sekali sampe goal 500 vote di bab kemarin 🤣😂 nggak tau yang baca pada ke mana. Padahal views ribuan loh.
Makasih buat yang udah vote dan mau sabar. Di bab ini vote 500 tetep berlaku yak. Makin cepat tercapai makin cepat aku update.
Tapi kalo pada nggak sabar bisa langsung beli PDF-nya di Karyakarsa.
Link : https://karyakarsa.com/IceCoffe/the-devil-inside-you-2
Ada voucher dengan nilai 5.000. kode voucher : Devilboss Gercep only 10 voucher
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
===============
"Dari dulu aku cuma jatuh cinta sama satu pria." Silvana tersenyum penuh arti. "Raja. Aku jatuh cinta padanya saat pandangan pertama."
Mulut Kirana sedikit terbuka, namun mengatup kembali. Dia menggigit bibir sesaat lalu senyumnya terbit. Bagaimana ya? Rasanya dia benar-benar kasihan melihat wanita cantik di depannya ini. Seandainya Raja mau membuka hati sedikit saja.
"Semoga Mbak Silvana dan Pak Raja bisa segera menikah. Saya pasti akan datang ke pernikahan kalian nanti," ucap Kirana pada akhirnya.
"Terima kasih, ya, Kirana. Semoga kamu berhasil menggaet hati Gama," balasnya lantas terkikik sembari menutup mulutnya.
"Ada yang lucu?"
Sosok Gama muncul, berdiri menjulang dengan sebelah alis terangkat.
"Hai, udah selesai ngobrol sama ayah?" tanya Silvana menggapai tangan Gama.
Kirana di sebelahnya melirik tangan itu yang begitu mudah menyentuh tanpa risih.
"Udah." Gama menoleh pada Kirana. "Kita pulang sekarang, yuk."
Wanita cantik itu terkesiap. "Sekarang? Memang nggak apa-apa?" tanya Kirana terlihat bingung.
"Nggak apa-apa. Aku sudah pamitan sama pemilik acara." Gama membuka tangan kepada Kirana.
Senyum ragu Kirana terukir, dia melirik tak nyaman ke arah Silvana sebelum menggapai tangan suaminya yang sudah terbuka.
"Oke, Silvana, aku duluan, ya," pamit Gama sebelum dia dan Kirana beranjak meninggalkan pesta yang masih berlangsung.
Silvana memandangi keduanya dengan senyum kecil sembari menyesap minuman yang sedari tadi dia bawa.
"Mereka pulang?"
Pandangan Silvana teralihkan mendengar suara tunangannya. Dia lantas tersenyum dan langsung berdiri di sisi calon suaminya itu.
"Kamu lihat kan? Mereka sangat serasi," ujar Silvana dengan mata berbinar seraya menunjuk punggung Gama dan Kirana yang makin menjauh.
"Serasi dari mananya? Wanita itu kan hanya asisten," sahut Raja dengan nada tak suka yang kental.
"Ish, kamu ini." Dengan gemas wanita berbulu mata lentik itu melingkari lengan Raja. "Kamu tau nggak, aku pernah memergoki mereka ciuman. Aku rasa mereka saling suka."