25. Ringisan Kirana

6.5K 571 24
                                    

Bukan hanya mata Kirana yang melebar, Gama pun sama. Pria itu tidak segera menolong Kirana yang tersungkur, malah lebih dulu menyelamatkan laptopnya yang bisa diperkirakan... Pecah.

Gama bergegas membuka tas laptop itu tanpa menghiraukan rintihan Kirana. Dia mengeluarkan benda itu dengan cepat. Matanya tambah melebar saat melihat layar dan keyboard laptop tersebut retak.

Gama menggeram dan sontak menatap sengit asistennya yang menurutnya ceroboh. "Kirana! Lihat, apa yang kamu lakukan!" serunya jengkel.

Kirana susah payah bangkit dari lantai. Sekujur tubuhnya terasa ngilu, tapi bosnya itu malah marah-marah. Oke, Kirana tahu dia sudah ceroboh merusak laptop sang bos. Tapi itu kan nggak sengaja. Dan, sepertinya Gama terlihat murka. Wajahnya yang bersih memerah, bola mata pria itu seperti hendak keluar dari tempatnya. Bibirnya melipat ke dalam. Sedikit pun dia tidak merasa iba melihat kondisi Kirana yang meringis menahan sakit.

"Maaf, Pak. Saya enggak sengaja. Lagian Bapak kenapa sih ikut maju pas saya maju?" bela Kirana pada diri sendiri. Namun, hal itu malah membuat Gama makin murka.

"Kamu menyalahkan saya?! Lihat, macbook saya hancur! Dan itu karena kamu! Bisa-bisanya kamu membela diri!"

"Tulang saya juga hancur, Pak. Bukan cuma macbook Bapak."

Mendengar Kirana terus saja menjawab membuat Gama makin berang. "Saya nggak peduli, mau tulang kamu hancur atau remuk. Saya nggak mau tau ya, Kirana, kamu harus mengganti macbook saya yang rusak."

Astaga! Pria itu benar-benar tidak punya perasaan.

"Be-berapa harganya, Pak?" tanya Kirana dengan bibir bergetar.

"5000 USD."

Otak Kirana langsung mengonversi ke nilai rupiah dan hasilnya lumayan mencengangkan. Kirana menelan ludah kepayahan. Haruskah dia mengganti semuanya? Kirana beranjak berdiri dengan perlahan. Bahu dan dada bagian atasnya masih terasa sangat nyeri. Dia makin merasa tidak baik-baik saja setelah mendengar harga laptop sang bos.

"A-apa itu nggak bisa diperbaiki saja, Pak?" tanya Kirana. Harga perbaikan pasti lebih murah dibanding membeli yang baru.

"Saya tidak tahu." Gama mendorong tas dan laptopnya dengan kasar ke arah Kirana. Lalu bergerak masuk ke dalam lift.

Wanita itu dengan sigap menyambut dan itu membuat dada dan bahunya terasa sakit saat bergerak menerima. Kirana mengambil barang-barang bawaannya yang ikut jatuh ke lantai. Lalu menyusul Gama masuk lift.

Dia berpikir keras, di mana bisa memperbaiki benda mahal di tangannya ini? Kirana berencana menghubungi beberapa temannya, siapa tahu saja mereka tahu tempat memperbaiki laptop yang biayanya tidak mencekik.

Kirana masih harus menyiapkan air hangat untuk mandi Gama begitu sampai rumah. Dia bergerak memasuki walk in closet untuk menyiapkan pakaian ganti. Sesekali wajahnya meringis kesakitan, tapi dia mencoba tahan.

Mengabaikan rasa sakit, dia kembali mengecek air di dalam bathtub kamar mandi dan mematikan kran air panas lalu lanjut memutar kran air dingin. Gama tidak suka mandi dengan air yang terlalu panas. Kirana juga meneteskan sedikit kayu manis essential ke dalam air.

Dia mematikan kran air tepat ketika pintu kamar mandi terbuka menampilkan sosok Gama.

"Airnya sudah siap?" tanya Gama seraya melepas kancing lengan kemeja.

"Sudah, Pak." Kirana beranjak berdiri dan lagi-lagi dia meringis saat merasakan nyeri pada bagian bahu dan dadanya. Dengan hati-hati dia berjalan mendekati Gama.

Tangannya terulur membantu Gama membuka kancing kemeja pria itu. Hal yang awalnya terasa canggung itu sekarang terasa biasa saja. Setelah semua kancing terlepas, dia membantu meloloskan kemeja yang Gama kenakan.

The Devil inside YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang