Halo semua, Gama-Kirana datang lagi. Jangan lupa tap bintang sebelum baca, pastikan kalian ramaikan kolom komentar agar cerita ini banyak yang baca.Bagi yang belum follow authornya sampai di bab ini, follow dulu ya, Gaes. Karena follow itu gratis. Hehe.
Happy reading buat semua dan check it out!
✌️✌️✌️-
-
-
Malam Minggu. Setengah jam lagi jarum pendek jam menunjuk ke angka tujuh. Kirana menghela napas lalu beranjak dari ranjang tidur. Kaki kecilnya melangkah ke pintu kamar, dan membuka papan itu dengan pelan. Dia melirik kamar Gama. Malam ini dia menolak diajak pergi ke acara grand opening restoran, tapi menerima ajakan makan malam Nugo. Andai saja lelaki itu tahu, Kirana yakin Gama akan berang.
Dia beringsut keluar dari kamar lalu melangkah ke kamar bosnya yang pintunya terbuka sedikit.
Ada suara gemericik air dari dalam kamar mandi saat Kirana masuk. Gama kemungkinan sedang mandi. Matanya memindai tempat tidur yang berantakan. Baju yang dipakai lelaki itu siang ini berceceran di sana. Kirana menghela napas dan bergerak memungutinya.
Saat itulah tanpa sengaja matanya menangkap sebuah amplop putih. Dia ingat Marini juga memberikan amplop yang sama seperti itu kepada Gama. Meski lancang, Kirana membuka amplop tersebut. Sebuah cardkey kamar hotel. Di balik penutup amplop tertulis sesuatu.
'337, aku tunggu kedatanganmu malam ini.'
Sontak Kirana menutup mulut dengan telapak tangan. Ternyata amplop itu berisi undangan ke kamar hotel. Kirana buru-buru meletakkan amplop itu lagi. Lalu dia segera beranjak keluar dari kamar Gama dengan membawa baju-baju kotor lelaki itu.
Jujur Kirana mendadak gusar gara-gara amplop putih tadi. Dia berjalan bolak-balik di kamarnya sembari mengawasi kamar Gama. Kepalanya penuh tanda tanya. Apakah selain menghadiri Grand opening Gama juga akan memenuhi undangan Marini? Bagaimana ini?
Kirana terkesiap saat mendengar Gama membuka pintu. Dengan cepat dia berdiri di balik pintu, mengintip lelaki itu. Penampilan Gama sama seperti biasanya, menawan. Lelaki itu berjalan cepat menuruni tangga seperti orang terburu-buru.
Kirana bergerak menuju balkon. Dari sana dia bisa melihat mobil Gama keluar melewati pagar rumah. Lelaki itu menggunakan mobil sport-nya. Pergi sendiri tanpa supir. Kirana makin gusar dibuatnya.
"Tahu begini aku ikut dia saja. Seenggaknya aku bisa memastikan apa dia memenuhi undangan Marini atau nggak." Embusan napas Kirana terdengar keras, lalu dia beranjak melemparkan diri ke atas tempat tidur. Matanya terpejam sesaat sebelum suara dering ponsel membuatnya terbangun kembali.
Caller ID Nugo berkedip-kedip. Astaga, dia hampir lupa ada janji dengan lelaki itu.
"Halo, Nug?"
"Kiran, kamu di mana? Aku udah sampai nih."
Mampus. Kirana bahkan belum melakukan apa-apa. "Oh, ini aku lagi di jalan. Kamu tunggu sebentar, ya."
Bodoh! Kirana lintang pukang begitu menutup ponsel. Dia mengambil gaun secara asal dan mempersiapkan segala sesuatunya secara singkat. Untuk wajah, dia hanya menggunakan bedak tabur dan sedikit olesan liptin pada bibirnya yang tipis. Terakhir dia menggunakan flatshoes murahan yang dia beli di pedagang kaki lima. Dia menyambar ponsel, dompet, dan jepit rambut, memasukkan semua barang itu ke dalam tas selempangnya. Tidak ada lima belas menit dia sudah siap.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil inside You
Romance"Kamu pikir, kamu itu siapa?! Berani sekali mengatur hidupku." Gama menatap tajam, penuh intimidasi kepada wanita yang kini terpojok dengan bibir bergetar. "Kamu itu cuma asisten! Aku ingatkan sekali lagi posisimu. Kamu itu cuma asisten!" bentak G...