85. Lintang

4.7K 620 34
                                    

Haloooo.... Gama-Kirana datang lagi, Gaes. Karena babnya emang udah banyak banget, aku nggak tiap hari update ya teman-teman.

Oh iya, aku mau kasih info. Kalau aku punya cerita baru dengan judul TWENTY YEARS ada di lapak sebelah. Bisa kalian kunjungi juga, ya, dan please dukungannya di sana. Sudah ada 2 Bab rilis. Tenang, ini aman nggak harus 21+ 🤣


Thanks sebelumnya.

Happy reading!

❤️❤️❤️



Mulut Kirana ternganga, matanya mengerjap pelan melihat perubahan wajah wanita di depannya yang begitu epik.

Pertama kulit keriput di area mata dan tulang pipi si Mbok tertarik ke atas. Tulang hidungnya juga agak bergerak naik. Dahinya yang berkerut juga  menegang sehingga kulit dahinya berubah menjadi halus. Lantas mata sayu si Mbok tampak berbinar indah dengan bulu mata lentik alaminya. Bahkan Kirana melihat kulit tangan wanita itu kembali mengencang dan terlihat halus bak porselen dari Dinasti Ming.

Yang menakjubkan lagi, gelungan pada rambutnya terlepas. Lalu rambut si Mbok yang keperakan berubah warna menjadi hitam pekat dan bergelombang.

Wanita tua itu benar-benar menjelma menjadi wanita yang sangat cantik.

Di atas kursinya Kirana syok dengan tubuh gemetar. Napasnya bahkan naik turun tak karuan. Sementara itu keringat dingin terlihat bermunculan di daerah sekitar dahi.

Gama yang melihat reaksi Kirana langsung bergerak, dan berdiri di sisi Kirana. Dia meraih tangan istrinya itu dan menggenggamnya, tangan lainnya yang bebas memeluk wanita itu.

"Kamu nggak perlu takut. Si Mbok nggak jahat. Dia melindungi kita," ucap Gama menenangkan. Dia beranjak duduk di sebelah Kirana dan menarik kepala Kirana mendekap ke dadanya. Dua lengannya lantas berpindah memeluk tubuh wanita itu yang gemetaran.

Si Mbok yang sudah menjelma menjadi wanita cantik itu tersenyum. "Kamu nggak perlu takut sama saya, Nduk. Saya Lintang, penunggu tiga bintang yang ada di pinggang Den Gama. Saya diutus oleh Raden Mas Jaya Raharja untuk membantu kesulitan Den Gama," si Mbok mengenalkan diri dengan suara mendayu-dayu seperti orang yang sedang nyinden Jawa.

"Raden Mas Jaya Raharja?" cicit Kirana yang masih berada di pelukan lengan kekar Gama.

"Kakek buyutku, Kirana," ucap Gama.

Kirana mengangguk pelan. Dia masih tampak syok. Ini benar-benar seperti mimpi. Setelah sosok Sukma dan Keris itu, sekarang dia dikejutkan oleh  si Mbok, satu-satunya orang yang Kirana pikir normal di rumah ini. Tentu saja maksudnya selain dirinya. Kirana merasakan telapak tangan Gama masih mengusap lengannya. Cukup menenangkan. Dekapan lelaki itu terasa hangat.

"Kamu nggak perlu takut sama saya, Nduk. Saya akan menyayangi kamu seperti saya menyayangi Den Gama," ujar si Mbok versi Lintang.

Sekarang Kirana paham, kenapa si Mbok memiliki barang-barang trendy jaman sekarang. Mungkin memang dia yang kuper. Gaun dan stiletto saja tidak punya.

"Jadi, apa sekarang kita bisa lanjut makan?" tanya Gama saat Kirana sudah agak tenang.

Kirana mengangguk dia lantas beringsut dari pelukan Gama. Sesekali dia melirik si Mbok—maksudnya Lintang dengan tatapan takut. Jujur setelah melihat peristiwa tadi selera makan Kirana sedikit berkurang. Efek kagetnya yang terlalu berlebihan mempengaruhi kondisi lambungnya.

Setelah kegiatan makan malam, Gama mengajak Kirana duduk di ruang keluarga lengkap bersama Lintang dan Sukma. Selama bersama dua makhluk itu, Kirana sama sekali tidak sedikit pun bergeser dari sisi Gama. Dia terus menempeli pria itu.

The Devil inside YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang