Hei, kalian pada gercep banget, sih. Aku wattpad berat bukanya. Efek sinyal kayaknya.
Jadi, sori kalo agak sering molor update.But, I say thank you for you all, Guys. Tanpa kalian cerita ini nggak akan seramai ini.
Jangan lupa dukung dengan vote, komen, juga follow authornya (bagi yang belum)
___________
"Jangan ngeledek terus tho, Ran."
Muka Nugo memerah lantaran Kirana terus memanggilnya Mas Bos. Padahal Kirana serius memanggil dengan sebutan itu.
"Kayaknya kamu benar-benar menerapkan ilmu dari perguruan tinggi ya, Nug. Restoranmu keren dan besar begini," ucap Kirana sambil terus menikmati nasi bakar tembikarnya. "Rasa makanannya juga enak. Pantes kalau pengunjung rame terus."
"Makasih. Mulane ngko nek wis kuliah. Kuliah sing bener ojo mung dolanan tok," sahut Nugo lantas terkekeh. Yang cepat menular pada Kirana.
Di usianya yang terbilang masih muda, Nugo bisa memiliki bisnis sendiri itu pencapaian yang luar biasa bagi Kirana. Sementara dirinya apa? Masih jadi kacung orang dan kuliah pun baru akan mulai.
Wanita yang malam ini mengenakan floral dress berwarna navy itu tersenyum lebar. Dalam hati dia berdoa suatu saat bisa jadi enterpreuner seperti Nugo. Kirana mengedarkan pandang. Bangunan restoran ini dominan kaca, dan memiliki langit-langit tinggi. Dari langit-langit tersebut kemudian dibuat lantai tambahan atau lantai dua yang membuatnya lebih spaciuos. Di lantai dua itu juga terdapat meja-meja untuk para pengunjung.
Bagian depan dan samping restoran tepat menghadap jalan raya. Lokasi yang sangat strategis untuk nongkrong. Nugo membuat bentuk gedung restoran ini unik sehingga orang yang berjalan tidak akan melewatkannya begitu saja, meskipun di seberang jalan tepat berhadapan dengan restoran ini terdapat hotel bintang lima yang megah.
Mata Kirana berhenti tepat di sana. Hotel bintang lima dengan nama yang tidak asing. Tunggu! Ingatannya sontak kembali ke amplop putih di nakas kamar Gama. Nama hotelnya sama dengan yang tercantum di cardkey itu.
"Nug, aku permisi ke toilet sebentar, ya," ucap Kirana, mengelap mulutnya sesaat.
"Oke. Kamu bisa jalan ke arah koridor kanan belakang bar."
Kirana mengangguk lantas segera bergerak ke arah yang Nugo tunjukkan. Dia bisa langsung menemukan toilet tersebut. Memasuki salah satu biliknya, dia lantas menghubungi Gama. Namun, hingga nada sambung berakhir Gama tidak mengangkat panggilannya. Dua kali mencoba, tetap saja Kirana gagal menghubungi Gama.
Dia lantas beralih menelepon rumah. Dan tidak lama suara si Mbok terdengar.
"Belum pulang, Nduk. Saya pikir Den Gama pergi sama kamu," ujar si Mbok di sana ketika Kirana menanyakan tentang Gama.
"Nggak, Mbok. Saya ada acara sendiri dengan teman."
Nihil. Itu artinya Gama masih ada di lokasi Grand opening restoran temannya, atau malah bisa saja sedang bersama Marini. Ah! Tiba-tiba Kirana gusar sendiri membayangkan itu.
"Apa yang harus aku lakukan?"
Untuk terakhir kalinya dia mencoba menelepon Gama. Namun, lelaki itu masih tidak mengangkat panggilannya. Kirana memutuskan kembali ke meja. Setelah ini, mungkin dia akan menyusul Gama.
Kirana lumayan terjebak agak lama di restoran Nugo. Karena lelaki itu mengajaknya tour restoran setelah makan malam. Bahkan lelaki itu kembali menyuguhkan dessert untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil inside You
Romance"Kamu pikir, kamu itu siapa?! Berani sekali mengatur hidupku." Gama menatap tajam, penuh intimidasi kepada wanita yang kini terpojok dengan bibir bergetar. "Kamu itu cuma asisten! Aku ingatkan sekali lagi posisimu. Kamu itu cuma asisten!" bentak G...