Mahar senilai uang tunai 300 juta sudah ada di hadapan Kirana. Gama benar-benar menuruti permintaan Kirana. Menikahi wanita itu dengan maskawin sejumlah uang tunai. Kirana hanya meminta 150 juta sebagai mahar, tapi Gama memberikan lebih daripada nominal tersebut.
Acara prosesi nikah dilakukan secara sederhana tepat di ruang rawat inap rumah sakit dengan izin dari instansi yang terkait. Ayah Kirana, Sunarso langsung yang mengawinkan mereka di depan istrinya yang terbaring lemah.
Dua orang laki-laki tetangga rumah dihadirkan sebagai saksi. Dari pihak Gama, ada Marco, supirnya yang mewakilkan. Bayu dan Rosma juga turut hadir mendokumentasikan peristiwa penting ini.
Dalih menikah karena darurat yang membuat Kirana memiliki alasan untuk menikah secara agama terlebih dulu. Itu yang dia katakan pada ayahnya.
Sunarso tampak menghela napas sebelum menjabat tangan Gama secara mantap. Pria tua itu lurus menatap laki-laki yang akan menjadi menantunya beberapa saat nanti.
"Kamu siap dan yakin, Nak?" tanya Sunarso memastikan. Mungkin saja pria di hadapannya berubah pikiran.
"Siap, Pak. Mari kita mulai sekarang saja."
Sunarso mengangguk lantas melihat ke arah para saksi yang hadir di sana. Lelaki tua itu mengucapkan basmalah sebelum melantangkan ijab qobul.
"Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau ananda Gama Sakti Raharja bin Sultan Raharja dengan anak saya yang bernama Kirana Ardani dengan maskawinnya berupa uang senilai 300 juta rupiah, tunai."
Gama mengayunkan dengan mantap jabatan tangan Sunarso dan membalas ucapan ayah Kirana itu dalam satu tarikan napas.
"Saya terima nikahnya dan kawinnya Kirana Ardani binti Sunarso Dewantara dengan maskawinnya yang tersebut, tunai."
"Bagaimana para saksi?"
Kata 'sah' lantas bersusulan setelahnya. Dan doa-doa pun dilantunkan penuh khikmat. Gama menyerahkan maskawin itu di hadapan para saksi. Setelahnya Kirana mencium takzim tangan Gama dan dibalas lelaki itu satu kecupan pada keningnya.
Air mata Sunarso merebak melihat putrinya menjadi milik orang. Dia memeluk Kirana erat-erat saat wanita itu meminta maaf padanya.
"Bapak cuma pesan sama kamu jadilah istri yang baik dalam keadaan apa pun. Patuhilah apa yang suamimu perintah selama itu masih di jalan yang benar."
Air mata Kirana mengalir deras, dia hanya bisa mengangguk sebagai tanda bahwa dia mendengar dan akan berusaha menuruti nasehat ayahnya.
"Saya titip Kirana, tolong jaga dia semampu yang kamu bisa dan jangan sakiti dia," ucap Sunarso kala Gama meminta restunya untuk kesekian kali.
"Baik, Pak. Terima kasih sudah mengizinkan putri Bapak untuk saya nikahi," ucap Gama tegas dan sopan. Dia beralih mengikuti Kirana yang sedang menangis di pelukan ibunya.
Pelan lelaki itu menepuk punggung Kirana, menenangkan.
"Nak Gama, tolong jaga anak ibu. Dia anak yang baik, jangan buat dia menangis, sayangi dan cintai dia seperti kami menyayanginya," ucap Kartini seraya menyeka air matanya.
Gama mengangguk dan mengaminkan ucapan ibu mertuanya itu.
"Nak, jadi istri yang baik, ya. Layani suami kamu dengan baik," ucap Kartini yang ditujukan pada putrinya yang masih saja sesenggukan.
***
Sore setelah pernikahan Kirana dan Gama, Kartini langsung dibawa ke ruang operasi untuk melakukan tindakan operasi jantung bocor. Seluruh anggota keluarga menunggu dengan hati berdebar proses tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil inside You
Romance"Kamu pikir, kamu itu siapa?! Berani sekali mengatur hidupku." Gama menatap tajam, penuh intimidasi kepada wanita yang kini terpojok dengan bibir bergetar. "Kamu itu cuma asisten! Aku ingatkan sekali lagi posisimu. Kamu itu cuma asisten!" bentak G...