Bab kemarin pada kesel ya sama Gama? Jadi, ngeri aku 🤣🤣🤣 Sampe aku nggak bisa berkiti-kiti hihi. But, big thanks ya udah meramaikan. Makin luv deh sama kalian. Maaf, belum bisa balas atu-atu, real life lagi lumayan hectic 😓
Oke, kita lanjut bab selanjutnya ya, Gaes. Mohon diramaikan kembali dengan kebar-baran kalian .... Muehehe...
Happy reading....
❤️❤️❤️
-
-
-
Kirana segera menutup pintu dan bersandar di baliknya. Wanita cantik bergaun merah yang dia lihat beberapa saat lalu membuatnya syok dan kecewa secara bersamaan. Sekarang dia tahu bukan hanya Silvana yang Gama cintai atau pun dirinya yang hanya jadi boneka lelaki itu—mungkin. Tapi wanita bergaun merah itu juga.
Ya Tuhan, mata Kirana terpejam. Dia benar-benar sulit memahami diri sendiri, kenapa dia begitu mudah menyerahkan diri kepada pria mengerikan juga tak punya hati seperti Gama? Jantung Kirana seakan diremas, sakit.
Setelah berbuat seenaknya, lelaki itu sekarang malah memasukkan wanita lain ke kamar. Harusnya Kirana sadar jika selama ini Gama seorang maniak. Tidak seperti yang lalu-lalu, saat ini hati Kirana benar-benar merasa sakit, merasa dibohongi, dan dimanfaatkan. Dia membenamkan wajah ke bantal dan menangis sejadinya di sana.
***
Tidak ada yang berubah, meski hatinya sudah tak berbentuk. Dia tetap menyediakan infus water, merapikan tempat tidur Gama, juga menyiapkan pakaian untuk lelaki itu. Rutinitas pagi yang lainnya sudah lebih dulu dia jalankan seperti olahraga ringan.
Kirana sudah bertekad hanya akan fokus bekerja dan tidak memikirkan hal lain lagi yang bisa merugikan diri sendiri.
Dirinya yang tengah merapikan tempat tidur bergerak membantu Gama mengenakan dasi. Tidak ada yang bicara satu sama lain. Hanya ada gerakan tangan Kirana yang sedang menyimpul dasi.
Gama terus memperhatikan asistennya dalam diam. Tidak ada gerakan menepuk dada seperti biasa setelah wanita itu selesai mengenakan dasi padanya. Bola mata Gama lalu mengikuti gerakan Kirana yang sedang mengambil vest, lalu wanita itu memakaikan vest tersebut ke badannya. Tetap dengan wajah datar dan mulut rapat.
"Apa kamu sariawan?" tanya Gama membuat gerakan tangan Kirana yang tengah mengancing vest berhenti sesaat.
Wanita itu tidak menjawab dan terus melanjutkan kegiatannya sampai selesai. Setelah memastikan semuanya rapi, dia bergegas keluar.
"Dia berani mengabaikan aku," gumam Gama mulai sewot.
"Bukankah Anda yang lebih dulu mendiamkannya?" Sukma muncul dan langsung mengusik.
"Tapi sekarang aku tidak diam. Apa dia tuli tadi?" ucapnya seraya meraih jas dan tas kerjanya, lalu melangkah keluar kamar.
Di bawah, Kirana tampak sedang menuang susu dalam gelas. Gama bergerak mendekat sembari terus menatap perempuan itu tanpa berkedip. Wajah Kirana begitu datar, tidak ada ekspresi apa pun yang bisa Gama tengok.
Begitu Gama duduk di kursinya. Wanita itu mengambil tablet lalu mulai membacakan jadwal hariannya.
"... Pukul sembilan Anda akan ada rapat bersama Lita dengan klien baru. Pukul dua belas ada janji makan siang dengan Ibu Marini perwakilan Hana Bank. Setelah itu Anda melakukan audit ke gedung produksi dan hingga sore menjelang Bapak tetap di kantor untuk mendatangani beberapa dokumen yang masuk."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil inside You
Romance"Kamu pikir, kamu itu siapa?! Berani sekali mengatur hidupku." Gama menatap tajam, penuh intimidasi kepada wanita yang kini terpojok dengan bibir bergetar. "Kamu itu cuma asisten! Aku ingatkan sekali lagi posisimu. Kamu itu cuma asisten!" bentak G...